Terbit: 27 May 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Diare dapat terjadi pada siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Jenis diare akan bergantung lama dan tidaknya kondisi ini berlangsung. Apabila terjadi lebih dari 7 hari, kondisi ini tergolong sebagai diare persisten. Kenali lebih jauh melalui ulasan berikut!

Diare Persisten: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Diare Persisten

Diare adalah gangguan yang terjadi ketika frekuensi buang air besar meningkat dan konsentrasi feses yang lebih encer. Kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti mual, muntah, sakit perut, atau penurunan berat badan.

Jika sebelumnya Anda hanya mengenal diare akut dan diare kronis, ada juga istilah diare persisten.

Diare akut adalah diare yang umum terjadi dan biasanya berlangsung kurang dari 15 hari. Sementara, diare kronis biasanya berlangsung selama lebih dari dua hingga empat minggu.

Di sisi lain, diare persisten atau persistent diarrhea berlangsung lebih sebentar dari diare kronis, tetapi lebih lama dari diare akut. Biasanya, kondisi ini terjadi selama lebih dari 7 hari.

Berbagai kemungkinan penyebabnya, antara lain:

  • Penyakit Celiac (alergi terhadap protein dalam gandum, rye, dan barley).
  • Diare anak.
  • Infeksi parasit, seperti Giardia dan Cryptosporidium.
  • Alergi makanan.
  • Gangguan pankreas, seperti cystic fibrosis dan exocrine pancreas insufficiency (EPI) atau insufisiensi pankreas.
  • Penyakit inflamasi usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.
  • Defisiensi enzim, misalnya intoleransi laktosa.
  • Terlalu banyak konsumsi pencahar.
  • Setelah infeksi (pasca episode diare akut, diare dapat berlanjut selama berminggu-minggu).
  • Kondisi medis lain, misalnya tiroid yang terlalu aktif.

Cara Mengatasi Diare Persisten

Cara mengobati diare persisten tidak berbeda jauh dengan diare akut ataupun diare kronis. Berikut ini beberapa pengobatan yang bisa dilakukan:

1. Perbanyak minum air putih

Ketika mengalami diare, ganti cairan tubuh yang hilang dengan memperbanyak konsumsi air putih.

Konsumsilah lebih banyak cairan sehingga elektrolit yang hilang bisa tergantikan. Bila air putih tidak cukup, konsumsi minuman pengganti elektrolit, seperti minuman olahraga, mungkin perlu.

2. Atur asupan makanan

Selain memperbanyak konsumsi cairan, pastikan untuk memperhatikan kembali asupan makanan Anda. Pilih makanan padat yang gampang dicerna. Sebaliknya, hindari makanan dengan kandungan lemak tinggi dan makanan pedas.

Apabila nafsu makan berkurang akibat diare yang dialami, jangan memaksakan diri. Kendati begitu, tetap pastikan asupan cairan Anda cukup.

3. Gunakan obat diare

Pada kondisi tertentu, penanganan diare membutuhkan obat-obatan medis. Penggunaan obat antidiare ini akan membantu meringankan gejala yang muncul.

Melansir WebMd, sejumlah obat-obatan yang dapat membantu meredakan diare, yaitu loperamide dan bismuth subsalicylate.

4. Konsumsi antibiotik

Salah satu penyebab diare persisten adalah infeksi bakteri. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan penggunaan antibiotik.

Namun, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Pasalnya, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai akan menyebabkan resistensi antibiotik, suatu kondisi ketika bakteri resisten terhadap antibiotik.

Selain antibiotik, dokter dapat meresepkan probiotik untuk mengembalikan jumlah bakteri baik di dalam usus Anda.

5. Gunakan obat antinyeri

Diare persisten dapat muncul berbarengan dengan gejala lain, seperti demam dan sakit perut. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi ini, obat pereda nyeri dapat digunakan, misalnya paracetamol atau ibuprofen.

Kendati begitu, sebaiknya konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan obat jenis apa pun untuk mengobati diare persisten.

6. Perawatan di rumah sakit

Apabila pengobatan rumahan tidak dapat mengatasi diare yang Anda alami, perawatan di rumah sakit perlu dilakukan.

Apalagi jika diare dibarengi dengan dehidrasi yang parah. Dokter mungkin akan memberikan Anda cairan melalui terapi intravena (IV).

Jika Anda mengalami diare, terlepas dari jenis diare akut, persisten, ataupun  kronis, segera periksakan ke dokter. Dokter akan menentukan perawatan yang tepat sesuai kondisi, termasuk riwayat kesehatan Anda.

 

  1. Anonim. 2021. Treatment for Diarrhea. https://www.webmd.com/digestive-disorders/understanding-diarrhea-treatment. (Diakses pada 27 Mei 2022).
  2. Anonim. Diarrhea. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diarrhea/symptoms-causes/syc-20352241. (Diakses pada 27 Mei 2022).
  3. Anonim. Persistent Diarrhea Malabsorption. https://www.nationwidechildrens.org/conditions/persistent-diarrhea–malabsorption. (Diakses pada 27 Mei 2022).
  4. Higuera, Valencia. 2019. Chronic Diarrhea. https://www.healthline.com/health/diarrhea/chronic-diarrhea#. (Diakses pada 27 Mei 2022).
  5. Higuera, Valencia. 2021. Diarrhea: Causes, Symptoms, and Treatments. https://www.healthline.com/health/diarrhea#. (Diakses pada 27 Mei 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi