Terbit: 15 July 2020 | Diperbarui: 25 February 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Demam scarlet atau juga disebut scarlatina adalah infeksi menular yang biasanya menyerang anak-anak. Selengkapnya ketahui gejala, penyebab, pengobatan, pencegahan, dan lainnya di bawah ini!

Demam Scarlet: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Demam Scarlet?

Demam scarlet adalah demam tinggi yang disertai ruam merah di kulit dan radang tenggorokan akibat infeksi bakteri. Penyakit menular ini paling sering terjadi pada anak-anak berusia antara 5-15 tahun.

Meskipun demam scarlet pernah dianggap sebagai penyakit serius pada masa kanak-kanak, perawatan yang tepat dapat mengurangi keparahan. Namun, jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kondisi lebih serius yang memengaruhi kesehatan jantung, ginjal, dan bagian tubuh lainnya.

Ciri dan Gejala Demam Scarlet

Tanda dan gejala biasanya muncul sekitar 1 sampai 4 hari setelah mengalami infeksi awal. Ciri dan gejala demam scarlet yang pertama di antaranya:

  • Ruam merah. Ruam terlihat seperti kulit terbakar dan terasa kasar ketika disentuh. Ruam biasanya dimulai leher atau wajah dan menyebar ke badan, lengan, dan kaki. Jika kulit yang memerah ditekan akan berubah menjadi pucat.
  • Garis merah. Lipatan pada kulit di sekitar leher, ketiak, siku, pangkal paha, dan lutut biasanya menjadi lebih merah dari ruam di sekitarnya.
  • Wajah memerah. Kulit wajah mungkin tampak memerah dengan bercak pucat di sekitar mulut.
  • Lidah stroberi. Ini adalah kondisi lidah yang memerah, bengkak, dan bergelombang, serta ditutupi lapisan putih di awal gejala.

Setelah tanda-tanda dan gejala-gejala di atas mereda, kulit yang terkena ruam biasanya mengelupas. Tanda dan gejala lain yang berhubungan dengan demam scarlet, di antaranya:

  • Demam sekitar 38,3 derajat Celsius atau lebih tinggi.
  • Tenggorokan terasa sangat sakit dan merah, terkadang disertai bercak putih atau kekuningan.
  • Kesulitan menelan.
  • Kelenjar getah bening membesar di leher, bisanya lunak ketika disentuh.
  • Sakit kepala.
  • Mual atau muntah.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika anak mengalami sakit tenggorokan yang disertai beberapa gejala seperti demam 38,9 Celsius atau lebih tinggi, pembengkakan kelenjar, atau ruam merah di kulit, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Penyebab Demam Scarlet

Demam scarlet disebabkan bakteri kelompok A Streptococcus atau bakteri Streptococcus pyogenes yang dapat hidup di mulut dan saluran hidung. Manusia menjadi sumber utama dari kedua bakteri ini.

Bakteri dapat menghasilkan racun yang dapat menyebabkan ruam merah cerah di tubuh dan radang tenggorokan. Bakteri ini juga dapat menyebabkan radang tenggorokan.

Faktor Risiko Demam Scarlet

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena demam scarlet:

  • Udara yang terkontaminasi. Penyakit ditularkan melalui droplet atau percikan cairan dari mulut dan hidung. Ketika penderita demam scarlet batuk atau bersin, percikan cairan di udara dapat dihirup orang di sekitarnya.
  • Menyentuh benda yang terkontaminasi. Penyakit ini juga menular melalui droplet yang menempel di permukaan benda seperti gagang pintu, pegangan tangga, atau tombol lift, yang dapat disentuh orang lain dan kemudian memegang hidung atau mulut.
  • Kontak langsung. Menyentuh kulit penderita infeksi kulit streptokokus juga dapat tertular infeksi. Kontak langsung juga bisa terjadi di tempat umum, misalnya di sekolah, rumah, atau di tempat kerja.
  • Berbagi benda dengan orang lain. Menggunakan handuk, pakaian, atau tempat tidur dengan orang yang terinfeksi dapat meningkatkan risiko.
  • Fasilitas umum. Bakteri dapat menyebar lebih mudah di antara orang-orang dalam kontak dekat, misalnya di sekolah, di rumah, atau di tempat kerja.
  • Makanan. Meski jarang, infeksi dapat menular melalui menyentuh atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, terutama susu.
  • Anak-anak. Meskipun dapat terjadi pada orang dewasa, demam scarlet lebih rentan terhadap anak berusia 5-15 tahun.

Diagnosis Demam Scarlet

Pada tahap awal diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien. Selama pemeriksaan, dokter akan melihat kondisi tenggorokan, amandel, dan lidah anak. Juga meraba leher anak untuk menentukan apakah kelenjar getah bening membesar dan memeriksa kondisi dan tekstur ruam di kulit.

Jika diduga bakteri Streptococcus adalah penyebab penyakit, dokter juga akan melakukan tes swab dengan mengusap amandel dan bagian belakang tenggorokan anak untuk mengumpulkan sampel yang mungkin mengandung bakteri.

Tes ini penting dilakukan karena sejumlah kondisi dapat menyebabkan tanda dan gejala demam scarlet, dan penyakit ini mungkin memerlukan perawatan yang berbeda. Jika tidak ditemukan bakteri Streptococcus, kemungkinan beberapa faktor lain yang menyebabkan penyakit.

Pengobatan Demam Scarlet

Penyakit ini dapat diobati menggunakan obat resep seperti antibiotik. Pastikan anak menghabiskan obat demam scarlet sesuai jadwal. Jika tidak mengikuti pedoman pengobatan mungkin sepenuhnya tidak dapat meredakan infeksi dan akan meningkatkan risiko komplikasi.

Selain itu, demam scarlet dapat diobati dengan sejumlah langkah untuk mengurangi ketidaknyamanan dan rasa sakit, di antaranya:

  • Obat demam dan nyeri. Menggunakan ibuprofen atau acetaminophen dapat mengendalikan demam dan mengurangi sakit tenggorokan.
  • Pelega tenggorokan. Anak berusia di atas 4 tahun dapat menggunakan obat demam scarlet berupa tablet hisap untuk meredakan sakit tenggorokan.
  • Minum cairan yang cukup. Beri anak air minum yang banyak untuk menjaga kelembapan tenggorokan dan mencegah dehidrasi.
  • Berkumur air garam. Jika anak dapat berkumur dengan air garam, berikanlah untuk berkumur dan kemudian dimuntahkan. Obat demam scarlet yang alami ini dapat meringankan sakit tenggorokan.
  • Melembapkan udara. Menggunakan alat pelembap udara atau humidifier untuk menghilangkan udara kering yang dapat menyebabkan iritasi tenggorokan.
  • Makan makanan yang menenangkan. Makanan hangat seperti sup dan camilan dingin seperti es dapat meredakan sakit tenggorokan.
  • Menghindari iritasi. Menjaga kondisi rumah bebas dari asap rokok dan produk pembersih berbahan kimia yang dapat mengiritasi tenggorokan.

Komplikasi

Ruam dan gejala demam scarlet lainnya akan hilang dalam waktu sekitar 10 – 14 minggu dengan pengobatan antibiotik. Namun, jika tanpa pengobatan dapat menyebabkan komplikasi serius, di antaranya:

  • Infeksi telinga, termasuk otitis media
  • Radang paru-paru
  • Radang sendi
  • Abses tenggorokan
  • Penyakit ginjal (glomerulonefritis)
  • Demam rematik
  • Infeksi kulit

Dalam kasus yang jarang, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Gagal ginjal akut.
  • Meningitis, radang selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
  • Necrotizing fasciitis, infeksi bakteri yang menghancurkan jaringan kulit.
  • Sindrom syok toksik, keracunana darah akibat racun bekteri.
  • Endokarditis, infeksi lapisan dalam jantung.
  • Osteomielitis, infeksi tulang dan sumsum tulang.

Cara Mencegah Demam Scarlet

Belum ada vaksin untuk mencegah penyakit ini, namun ada beberapa langkah pencegahan terbaik yang sering dilakukan untuk pencegahan infeksi:

  • Rajin mencuci tangan. Sesering mungkin membersihkan tangan secara menyeluruh menggunakan air dan sabun, terutama setelah beraktivitas di luar rumah. Jika tidak tersedia air dan sabun, bisa menggunakan hand sanitizer.
  • Menggunakan masker. Jika menderita scarlet, gunakanlah masker dan menutup mulut dan hidungnya saat batuk dan bersin untuk mencegah kemungkinan penyebaran kuman.
  • Jangan berbagi peralatan makan atau makanan. Beri tahu anak tidak boleh berbagi gelas minum atau peralatan makan dengan teman atau teman sekelas. Aturan ini juga berlaku untuk tidak berbagi makanan dengan teman.
  • Membersihkan peralatan. Jika anak mengalami demam scarlet, cucilah semua benda yang digunakannya, seperti gelas minum atau peralatan lainnya. Jika memungkinkan, rendam barang di dalam air hangat yang diberi sabun.

 

  1. Anonim. 2019. What is Scarlet Fever?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-scarlet-fever-basics. (Diakses pada 15 Juli 2020)
  2. Anonim. 2018. Scarlet Fever: All You Need to Know. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-public/scarlet-fever.html. (Diakses pada 15 Juli 2020)
  3. Felman, Adam. 2017. What you need to know about scarlet fever. https://www.medicalnewstoday.com/articles/176242#complications. (Diakses pada 15 Juli 2020)
  4. Johnson, Shannon. 2019. Scarlet Fever. https://www.healthline.com/health/scarlet-fever#risk-factors. (Diakses pada 15 Juli 2020)
  5.  Mayo Clinic Staff. 2019. Scarlet fever. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scarlet-fever/symptoms-causes/syc-20377406. (Diakses pada 15 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi