Terbit: 18 May 2022 | Diperbarui: 27 May 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Chordoma adalah sejenis kanker tukang yang biasa berkembang di tulang belakang dan tengkorak.  Apabila kanker menyebar, penyakit langka ini bisa mengancam jiwa! Selengkapnya ketahui gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya di bawah ini. 

Chordoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Apa itu Chordoma?

Chordoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang tergolong langka. Hanya 1 dari setiap 1 juta orang yang mengidapnya. Kanker ini sering kali terjadi pada tulang belakang atau tengkorak. Paling sering terbentuk di mana tengkorak berada di atas tulang belakang (dasar tengkorak) atau di bagian bawah tulang belakang (sakrum).

Chordoma mulai terjadi pada sel yang pernah membentuk kumpulan sel dalam embrio yang sedang berkembang dan kemudian menjadi cakram tulang belakang. Sebagian besar sel-sel ini hilang saat lahir atau segera setelahnya. Tetapi terkadang beberapa dari sel-sel ini tetap ada dan bisa menjadi kanker.

Tanda dan Gejala Chordoma

Chordoma adalah kanker yang dapat menekan saraf di tulang belakang atau otak. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, mati rasa, atau kelemahan. Gejala pada setiap pengidap tergantung letak pertumbuhan kanker dan seberapa besar ukurannya.

Chordoma yang terjadi di tengkorak menyebabkan sejumlah gejala berikut:

  • Kehilangan perasaan dan gerakan di wajah.
  • Perubahan pada suara atau bicara.
  • Gerakan mata yang tidak normal.
  • Penglihatan ganda.
  • Sakit kepala.
  • Sakit leher.
  • Kesulitan menelan.

Chordoma yang terjadi di tulang belakang menyebabkan gejala seperti berikut:

  • Kehilangan kontrol pada usus dan buang air besar.
  • Benjolan di bagian bawah punggung.
  • Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di lengan atau kaki.
  • Sakit di punggung bagian bawah.
  • Masalah mengendalikan kandung kemih.

Terkadang, chordoma di otak bisa menghalangi aliran cairan dan di tulang belakang. Cairan dapat menumpuk dan memberi tekanan di otak. Kondisi ini disebut hidrosefalus.

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Kanker Tulang yang Perlu Dikenali dan Diwaspadai!

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Mengingat chordoma tumbuh sangat lambat, kanker ini mungkin mulai dengan gejala ringan atau mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun untuk gejala yang terlihat muncul.

Beberapa penderitanya mungkin merasakan adanya benjolan di sepanjang tulang belakang atau di dasar tengkorak, sementara yang lainnya mungkin merasakan sakit atau tekanan di bagian tubuh terdekat yang dipengaruhi oleh chordoma yang tumbuh.

Jika Anda mulai mengalami salah satu dari gejala berikut, segera temui dokter:

  • Sakit pinggang yang tidak kunjung hilang.
  • Mati rasa atau kelemahan di lengan, kaki, bokong, atau area selangkangan.
  • Sakit kepala dan penglihatan ganda.
  • Kesulitan menelan.
  • Kesulitan berjalan atau menggerakkan tangan.
  • Benjolan yang terlihat di tulang belakang atau tulang ekor.
  • Gangguan usus atau kandung kemih yang tiba-tiba.

Apa yang Menyebabkan Chordoma?

Saat di dalam rahim, janin memiliki batang tipis bernama notochord yang membentang di sepanjang punggungnya. Batang ini menopang tulang belakang saat janin tumbuh. Notochord akan menghilang sebelum bayi lahir.

Namun, pada beberapa orang, beberapa sel notochord tertinggal di tulang belakang dan tengkorak.

Sejumlah pakar meyakini bahwa chordoma muncul karena perubahan gen yang membawa instruksi untuk membuat protein untuk membantu tulang belakang terbentuk. Perubahan inilah penyebab sel-sel notochord yang tertinggal di otak atau sumsum tulang belakang membelah terlalu cepat.

Perubahan tersebut biasanya terjadi secara acak, yakni tidak seorangpun di dalam satu keluarga harus memiliki chordoma agar memilikinya. Akan tetapi, hal itu bisa diwariskan dalam keluarga dalam kasus yang jarang terjadi.

Baca Juga: Sakit Tulang Belakang: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Diagnosis Chordoma

Dokter dapat melakukan tes pencitraan untuk mencari di mana letak kanker berada di dalam tubuh dan seberapa besar pertumbuhannya. Beberapa tes pencitraan ini, termasuk:

  • Sinar-X. Dalam tes ini, radiasi dosis rendah digunakan untuk membuat gambar otak atau sumsum tulang belakang.
  • CT (computed tomography) scan. Sinar-X diambil dari beberapa sudut berbeda dan disatukan untuk membuat gambar secara rinci dari area yang terkena.
  • MRI (magnetic resonance imaging). Tes ini menggunakan magnet yang kuat dan gelombang radio digunakan untuk membuat gambar organ dan struktur lain di dalam tubuh.

Sementara itu, biopsi adalah satu-satunya tes untuk memastikan pasien menderita penyakit ini. Dokter akan menggunakan jarum untuk mengambil sedikit sampel sel dari tumor. Setelah itu sampel akan dilihat menggunakan mikroskop untuk melihat jenis tumor yang diderita pasien.

Dokter mungkin juga melakukan tes darah, CT scan paru-paru, atau scan tulang untuk melihat apakah tumor bermetastasis (menyebar).

Cara Mengobati Chordoma

Perawatannya akan tergantung pada usia, kesehatan, ukuran tumor, dan letak tumor. Biasanya, dokter akan mengangkat tumor dengan operasi. Mengambil sebanyak mungkin tumor dan beberapa jaringan di sekitarnya bisa menghentikannya agar tidak kambuh.

Terkadang ahli bedah tidak dapat mengangkat seluruh tumor karena dapat merusak sel-sel sehat di otak atau tulang belakang. Radiasi (sinar-X energi tinggi) dapat membunuh sel kanker yang tertinggal setelah operasi. Prosedur ini menurunkan kemungkinan kanker akan kembali.

Namun, chordoma sering kali tumbuh kembali setelah menjalani perawatan. Selama tahun pertama setelah operasi, dokter akan memeriksa pasien dengan MRI setiap tiga bulan sekali untuk memastikan agar kanker tidak kembali. Jika tumbuh lagi, pasien mungkin perlu operasi lain.

Baca Juga: Jenis Pengobatan Kanker Tulang & Efek Sampingnya

Komplikasi Chordoma

Chordoma adalah kondisi serius dan ada potensi komplikasi, termasuk waktu untuk diagnosis dan pengobatan. Adapun beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi, meliputi:

  • Chordoma berulang. Penyakit ini dapat kembali setelah menjalani perawatan, seperti operasi dan radiasi. Kondisi ini dapat kembali di lokasi yang sama atau di area tubuh yang berbeda.
  • Metastasis. Mengingat penyakit ini bersifat kanker, tumor-tumor ini dapat tumbuh atau menyerang area terdekat dan menyebar ke bagian lain dari tubuh, biasanya di paru-paru, hati, tulang, dan kulit. Inilah yang dikenal sebagai metastasis. Ketika bermetastasis, penyakit ini bisa mengancam jiwa.
  • Hidrosefalus tekanan normal. Terkadang kanker yang berkembang di dasar tengkorak dapat menghalangi aliran cairan serebrospinal (cairan biasanya terdapat di sumsum tulang belakang dan otak). Kondisi berbahaya ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di tengkorak dan menimbulkan tekanan di otak.

 

  1. Anonim. 2018. Chordomas. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17916-chordomas. (Diakses pada 18 Mei 2022)
  2. Anonim. 2020. Spinal cord tumor. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chordoma/cdc-20355401. (Diakses pada 18 Mei 2022)
  3. Mutchler, Cristina. 2021. Symptoms of Chordoma. https://www.verywellhealth.com/chordoma-signs-symptoms-and-complications-5200495. (Diakses pada 18 Mei 2022)Watson, Stephanie. 2020. What Is Chordoma?. https://www.webmd.com/cancer/what-is-chordoma#091e9c5e81508aaf-2-5 (Diakses pada 18 Mei 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi