Sejak 1952 virus chikungunya telah menyebar luas di Afrika dan menyebar ke Amerika dan Asia. Virus Chikungunya menjadi endemis di wilayah Asia Tenggara. Pada akhir 1950 dan 1960 virus berkembang di Thailand, Kamboja, Vietnam, Manila dan Birma. Pada 1965 menimbulkan KLB di Srilanka. Tidak ada kematian karena chikungunya.
KLB Chikungunya di Indonesia pernah dilaporkan pada 1973 yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Tahun 1980 di Kuala Tungkal, Jambi dan pada tahun 1983 di Yogyakarta. Sejak tahun 1985 seluruh provinsi di Indonesia pernah melaporkan adanya KLB chikungunya. Laporan KLB chikungunya mulai terjadi lagi di Muara Enim pada tahun 1999, Aceh pada tahun 2000, di Bogor, Bekasi, Depok, Jawa Barat pada tahun 2001. KLB terjadi secara bersamaan pada penduduk satu kesatuan wilayah. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu takut lagi, ini bukan penyakit misterius dan menakutkan.
Pada tahun 2002 banyak daerah melaporkan terjadinya KLB chikungunya seperti Palembang, Semarang, Jawa Barat dan Sulawesi Utara. Pada awalnya terjadi kebingungan untuk membedakan DEN (Dengue) dengan chik (chikungunya), tetapi sejak dapat dilakukan isolasi virus maka kedua penyakit ini dapat dibedakan, demikian juga gejala klinisnya yaitu chikungunya lebih dominan pada nyeri di sendi-sendi.
Gejalanya Chikungunya
Ketika seseorang pertama kali menjadi sakit, orang akan berpikir bahwa mereka memiliki penyakit seperti flu. CDC memperkirakan bahwa 90 persen dari mereka yang digigit akan mengembangkan gejala chikungunya. Gejala klinis chikungunya mirip gejala demam berdarah dengue yaitu:
- Demam mendadak
- Menggigil
- Muka kemerahan
- Mual
- Muntah
- Nyeri punggung
- Nyeri kepala
- Fotofobia (takut silau ketika melihat cahaya)
- Timbul bintik-bintik kemerahan terutama di badan
- Nyeri sendi
Nyeri sendi terutama di sendi siku, lutut, pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil di pergelangan tangan dan kaki yang berlangsung beberapa hari sampai satu minggu. Ini gejala yang sangat spesifik untuk penyakit chikungunya.
Untuk memastikan penyakit yang menimbulkan ketakutan masyarakat tersebut, Departemen Kesehatan (Depkes) telah mengirimkan tim yang terdiri dari unsur Ditjen PPM dan PL, Badan Litbangkes dan NAMRU (Naval Military Research Unit = Unit Peneliti dari Angkatan Laut AS bekerja sama dengan Depkes) ke Bolaang Mongondow. Sedangkan contoh darah penderita dari Kecamatan Cikalongwetan Bandung dan Jember diperiksa di laboratorium Badan Litbangkes Depkes.