Terbit: 27 July 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Cedera paru dapat terjadi dalam berbagai cara. Suatu kecelakaan kendaraan dapat menyebabkan luka yang berbahaya bahkan paru-paru bisa tertusuk, atau paru-paru terluka karena menghirup bahan kimia berbahaya. Cedera paru bahkan dapat terjadi saat dirawat di rumah sakit karena infeksi atau saat terpasang ventilator (alat bantu napas). Memahami beberapa kondisi cedera paru dapat membantu Anda dalam mengatasi berbagai penyebab cedera paru.

Cedera Paru – Penyebab dan Gangguan

Penyebab Cedera Paru

Selain disebabkan kecelakaan dan masa perawatan, ada dua jenis utama dari cedera paru-paru, yakni penyebab langsung dan tidak langsung.

Cedera paru langsung:

  • Cedera paru langsung disebabkan oleh infeksi, bahan kimia, dan trauma yang secara langsung yang memengaruhi paru-paru
  • Pneumonia, infeksi paru-paru yang parah
  • Sindrom pernapasan akut berat (SARS), jenis dari pneumonia
  • Aspirasi paru, menghirup muntahan atau air laut
  • Menghirup asap atau zat kimia berbahaya
  • Trauma paru, seperti luka tusukan
  • Ventilator, mesin yang membantu orang bernapas ketika di ICU, tapi kadang-kadang bisa melukai paru-paru

Cedera paru tidak langsung:

  • Sepsis, di mana bakteri menginfeksi aliran darah
  • Pendarahan hebat dari cedera atau transfusi darah
  • Trauma besar, seperti pukulan keras ke dada atau kepala saat kecelakaan mobil
  • Pankreatitis akut, sebuah kondisi di mana pankreas (kelenjar yang melepaskan enzim dan hormon) menjadi teriritasi atau terinfeksi
  • Emboli lemak, suatu kondisi di mana blok lemak arteri, yang merupakan hasil dari cedera fisik seperti patah tulang
  • Overdosis obat
  • Luka bakar berat
  • Cedera paru dapat menyebabkan paru-paru kolaps atau berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, dua kondisi yang berpotensi mengancam nyawa.

Gangguan Paru

Ketika otot-otot dada dan diafragma berkontraksi untuk memperluas rongga dada, paru-paru menjadi mengembang. Seperti balon, paru-paru meregang karena mereka mengembang. Ketika Anda mengeluarkan napas, otot-otot dada dan diafragma rileks dan seperti balon yang telah dikempeskan, maka paru-paru mengecil. Tetapi jika terdapat udara keluar dari paru-paru ke dada, paru-paru dapat menciut di dalam rongga dada. Hal ini dapat terjadi karena pecahnya titik lemah paru-paru, baik karena kondisi medis, infeksi, atau kanker, atau bisa disebabkan oleh trauma tusukan paru-paru dan dari tulang rusuk yang patah lalu menusuk paru-paru.

Ada kondisi paru menciut lainnya yang disebut dengan “atelektasis”, yaitu paru-paru mengecil karena jaringan ikat yang rusak namun tidak seperti trauma tusukan paru, tidak ada udara yang lolos ke rongga dada. Sebaliknya kantung udara di paru-paru tidak cukup mengembang saat mengambil napas. Hal ini dapat disebabkan oleh lendir atau tumor menghalangi jalan napas. Atau lebih umum itu dapat terjadi setelah operasi atau dengan berbaring tak bergerak untuk waktu yang lama.

Untuk membantu mencegah atelektasis, berhenti merokok setidaknya enam sampai delapan minggu sebelum operasi. Bernapas dalam-dalam dan batuk sering setelah operasi. Juga ikuti petunjuk tentang bergerak, berolahraga, dan mengubah posisi setelah operasi.

Cedera Paru – Halaman Selanjutnya: 1 2

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi