Terbit: 20 October 2023 | Diperbarui: 6 November 2023
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Cacar monyet adalah salah satu penyakit cacar yang patut diwaspadai penyebarannya karena dapat menular dari orang ke orang. Meski begitu, sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata seperti monyet, tikus, atau tupai yang terinfeksi. Simak gejala hingga penanganannya dalam ulasan berikut ini.

Cacar Monyet: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Cacar Monyet?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi telah merekomendasikan nama baru untuk penyakit cacar monyet atau yang sebelumnya disebut monkeypox menjadi mpox.

Penyakit ini paling sering ditemukan di daerah Afrika Tengah dan Afrika Barat. Umumnya penyakit ini tersebar di daerah di mana banyak manusianya berinteraksi dengan hewan yang berpotensi menularkan virus ini.

Kasus pertama ditemukan pada tahun 1970, yaitu di Republik Demokratik Kongo. Seorang anak usia 9 tahun terkena cacar monyet, padahal di daerah tersebut smallpox sudah dieradikasi atau dimusnahkan sejak tahun 1968.

Setelahnya, dilaporkan beberapa kasus di daerah pedesaan dan hutan hujan di Cekungan Kongo dan Afrika Barat. Pada tahun 1996 hingga 1997 bahkah wabah besar terjadi di Republik Demokratik Kongo.

Kasus pertama di luar benua Afrika ditemukan pada tahun 2003 di Amerika Serikat. Sebagian besar pasien diduga terinfeksi oleh karena terpapar virus mpox dari sejenis hewan pengerat yang menjadi salah satu inang dari virus tersebut.

Seberapa Umum Cacar Monyet Berkembang?

Wabah ini menyebabkan lebih dari 70 kasus cacar monyet di AS. Cacar monyet juga telah dilaporkan pada pelancong dari Nigeria ke Israel pada September 2018, ke Inggris pada September 2018, Desember 2019, Mei 2021 dan Mei 2022, ke Singapura pada Mei 2019, dan ke Amerika Serikat pada bulan Juli dan November 2021.

Pada Mei 2022, beberapa kasus cacar monyet diidentifikasi di beberapa negara non-endemik. Studi saat ini sedang dilakukan untuk lebih memahami epidemiologi, sumber infeksi, dan pola penularan.

Gejala Cacar Monyet

Masa inkubasi atau masa sejak awal virus masuk ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala klinis adalah sekitar 10-14 hari. Gejala klinis penyakit ini mirip dengan gejala varicella (cacar air) dan variola (smallpox), namun intensitasnya cenderung lebih ringan.

Gejala awal tidak jauh berbeda dengan gejala infeksi virus lain pada umumnya dan kemudian diikuti dengan gejala yang lebih spesifik. Berikut adalah gejala cacar monyet yang bisa terjadi, antara lain:

  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Tubuh terasa lemas.
  • Sakit pada otot dan persendian.
  • Ruam kulit. Kemunculan ruam biasanya dimulai dari wajah, batang tubuh, dan kemudian menyebar ke lengan, kaki, hingga ke telapak tangan dan kaki. Ruam diawali dengan bercak kemerahan yang lama kelamaan membentuk bintik kemerahan yang berisi cairan dan dapat berisi nanah.
  • Pembesaran kelenjar getah bening.

Perlu diketahui juga, kemunculan gejala terbagi dalam dua periode infeksi: periode invasi dan periode erupsi kulit.

Periode Invasi

periode ini berlangsung antara 0–5 hari yang ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, mialgia (nyeri otot) dan asthenia (badan lemas) berlebihan.

Limfadenopati merupakan ciri khas cacar monyet dibandingkan dengan penyakit lain yang awalnya mungkin tampak serupa (cacar air, campak, cacar).

Periode Erupsi Kulit

Periode ini biasanya dimulai dalam 1-3 hari setelah demam. Ruam cenderung lebih terkonsentrasi pada wajah (95% kasus) dibanding bagian tubuh yang lain. Selain wajah, ruam juga muncul di telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75% kasus), selaput lendir mulut (70%), kelamin (30%), konjungtiva (20%) serta kornea.

Ruam berkembang secara berurutan dari makula, papula, vesikel, pustula, dan krusta; yang kemudian keropeng akan sembuh dan lepas dari kulit. Dalam kasus yang parah, lesi dapat menyatu sampai sebagian besar kulit terkelupas

Penyebab Cacar Monyet

Penyebabnya adalah infeksi virus mpox. Virus ini dapat hidup di manusia maupun hewan. Virus ini termasuk ke dalam virus dari genus Orthopoxvirus dan merupakan virus yang cukup langka.

Sementara itu, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hewan dan manusia. Hewan yang mungkin menularkan pada manusia adalah monyet, tikus, atau tupai.

Berikut adalah beberapa cara penularan cacar monyet dari hewan ke manusia:

  • Gigitan oleh hewan seperti monyet, tikus, atau tupai yang terinfeksi.
  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
  • Konsumsi daging hewan yang terinfeksi.

Sedangkan untuk penularan antara manusia adalah melalui droplet infection (air liur). Hal yang memungkinkan penularan adalah seperti:

  • Kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi.
  • Kontak langsung pada benda yang terkena cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk berbagi makanan dan minuman dengan orang yang terinfeksi.

Seseorang yang memiliki sistem imun tubuh rendah kemungkinan akan lebih mudah tertular penyakit cacar monyet dibandingkan dengan seseorang yang sistem imunnya baik.

Baca Juga: 10 Cara Mengobati Cacar Air agar Cepat Kering dan Hilang

Apakah Penyakit ini Bisa Menyebabkan Kematian?

Pada umumnya, gejala dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, biasanya dalam 2-4 minggu. Namun, pada beberapa orang, infeksi dapat menyebabkan komplikasi medis dan bahkan kematian. Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh berisiko mengalami gejala lebih serius dan kematian.

Komplikasi dari cacar monyet termasuk infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata. Di masa lalu, antara 1 hingga 10% orang dengan penyakit ini telah meninggal.

Penting untuk diketahui bahwa tingkat kematian disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk akses terhadap layanan kesehatan.

Cacar monyet tidak menular secara cepat seperti beberapa infeksi lain karena memerlukan kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi, seperti tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke kulit atau mulut ke mulut, dengan lingkungan yang terkontaminasi atau dengan hewan yang terinfeksi.

Diagnosis Cacar Monyet

Gejala cacar monyet mirip dengan jenis cacar lain dan juga beberapa jenis infeksi kulit lainnya seperti kudis, bahkan eksim atau alergi. Salah satu yang dapat membedakannya dengan cacar adalah adanya pembengkakan kelenjar getah bening pada awal gejala.

Diagnosis pasti harus dilakukan di laboratorium untuk mengidentifikasi keberadaan virus tersebut. Virus dapat diidentifikasi dengan sejumlah tes berbeda di laboratorium khusus.

Virus ini dapat dideteksi dengan memeriksa sampel lesi atau darah dan serum di laboratorium. Sebelum menafsirkan hasil tes, dokter juga harus mengetahui beberapa informasi pasien seperti tanggal timbulnya demam, tanggal timbulnya ruam, tanggal pengumpulan sampel yang diteliti, tahap ruam, dan juga usia pasien.

Baca Juga: Vaksin Varicella (Cacar Air): Manfaat, Jadwal, Efek Samping, dll

Cara Mengobati Cacar Monyet

Hingga kini, belum terdapat penelitian yang mengonfirmasi cara mengobati cacar monyet yang efektif. Pengobatan hanya dilakukan berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien. Berikut adalah beberapa jenis pengobatannya:

  • Obat analgesik dan antipiretik diberikan untuk menurunkan demam, meredakan nyeri, dan juga sakit kepala.
  • Istirahat total disarankan agar gejala penyakit tidak semakin parah, terutama pada tahap gejala demam.

Pencegahan yang Bisa Anda Lakukan

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah beberapa cara mencegah penyebarannya pada manusia:

  • Hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
  • Hindari kontak langsung dengan manusia yang terinfeksi.
  • Vaksin biasanya dianjurkan untuk orang-orang yang berisiko tinggi, seperti seseorang yang melakukan penelitian terhadap virus monkeypox, dan orang-orang yang mempunyai riwayat kontak dengan penderita yang terinfeksi penyakit ini.

Pada dasarnya cacar monyet bukanlah penyakit yang berbahaya, bahkan tidak lebih berbahaya dari jenis cacar lainnya. Anda dapat menerapkan pencegahan di atas untuk menurunkan risikonya.

Memantau Orang yang Telah Terinfeksi Monkeypox

Kontak dengan hewan atau orang yang dikonfirmasi menderita cacar monyet harus dipantau gejalanya selama 21 hari setelah paparan terakhir.

Jika Anda demam, kedinginan, limfadenopati atau ruam berkembang, segera dapatkan bantuan dari tenaga medis atau isolasi mandiri di rumah.

Sementara jika Anda tidak mengalami beberapa gejala seperti diatas, Anda tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Jika bergejala, Anda tidak dianjurkan melakukan kontak dengan orang lain.

Jika Anda ragu, konsultasi dengan petugas kesehatan untuk memberi tahu apakah Anda harus dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah.

Kondisi tergantung pada seberapa berat gejala, apakah Anda memiliki faktor risiko yang membuat Anda berisiko mengalami gejala yang lebih berat, dan apakah Anda dapat meminimalkan risiko menginfeksi siapapun yang tinggal bersama.

Jika Anda disarankan untuk isolasi mandiri di rumah, sebaiknya jangan keluar. Lindungi orang lain yang tinggal bersama Anda dengan:

  • Mengisolasi di ruang terpisah.
  • Menggunakan kamar mandi terpisah atau membersihkan setiap kali selesai digunakan.
  • Membersihkan permukaan yang sering disentuh dengan sabun dan air serta disinfektan rumah dan menghindari penyapuan/penyedot debu (ini dapat mengganggu partikel virus dan menyebabkan orang lain terinfeksi).
  • Menggunakan peralatan, handuk, tempat tidur terpisah.
  • Mencuci sendiri (angkat seprai, pakaian dan handuk dengan hati-hati, masukkan cucian ke dalam kantong plastik sebelum membawanya ke mesin cuci dan cuci dengan air panas >60°).
  • Membuka jendela untuk ventilasi yang baik.
  • Mendorong semua orang di rumah untuk membersihkan tangan secara teratur dengan sabun dan air atau pembersih tangan berbasis alkohol.

Jika Anda tidak dapat menghindar dan berada di ruangan yang sama dengan orang lain atau melakukan kontak dekat dengan orang lain saat isolasi mandiri di rumah, hal terbaik yang bisa dilakukan antara lain:

  • Tidak menyentuh satu sama lain.
  • Sering membersihkan tangan.
  • Menutupi ruam dengan kain atau perban.
  • Membuka jendela di seluruh rumah.
  • Memastikan seluruh anggota keluarga menggunakan masker medis.
  • Menjaga jarak setidaknya 1 meter.

Jika Anda tidak dapat mencuci sendiri dan orang lain perlu melakukannya untuk Anda, mereka harus mengenakan masker medis, sarung tangan sekali pakai, dan melakukan tindakan pencegahan yang tercantum di atas.

Isolasi dilakukan sampai seluruh ruam-ruam kulit kering, mengelupas dan terbentuk lapisan kulit baru di bawahnya. Isolasi bisa dilakukan secara mandiri ataupun di fasilitas layanan Kesehatan yang ditunjuk.

Pernah Terkena Cacar di Masa Lalu Apakah Aman dari Monkeypox?

Cacar air disebabkan oleh virus varicella yang berbeda dengan virus monkeypox. Paparan cacar air di masa lalu tidak memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

 

  1. Anonim. Monkeypox. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox. (Diakses 14 Mei 2019)
  2. Anonim. Monkeypox. https://www.who.int/health-topics/monkeypox/#tab=tab_1. (Diakses 14 Mei 2019)
  3. Manuhutu, R. Frequently Asked Questions (FAQ) Monkeypox. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/frequently-asked-questions-faq-monkeypox. (Diakses 28 Juli 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi