Terbit: 25 February 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Anda tentu pernah mendengar istilah busung lapar atau gizi buruk. Kondisi ini menjadi masalah yang umum di negara berkembang atau negara terbelakang. Tidak dapat dipungkiri juga beberapa kasus gizi buruk masih ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Ketahui selengkapnya tentang kondisi ini mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganan.

Busung Lapar: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Busung Lapar?

Busung lapar adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi malnutrisi atau kekurangan malnutrisi yang disebut kwashiorkor. Istilah lain yang mungkin juga digunakan di Indonesia adalah gizi buruk. Kondisi ini biasanya terjadi di negara berkembang, terutama di daerah yang mengalami kelaparan.

Busung lapar paling umum menyerang anak-anak, terutama usia balita. Seseorang yang mengalami kwashiorkor dapat memiliki penampilan yang sangat kurus di seluruh tubuhnya, kecuali di bagian pergelangan kaki, telapak kaki, dan perut yang membengkak akibat penumpukan cairan.

Busung lapar dapat menjadi kondisi darurat medis yang harus ditangani dengan cepat. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan organ. Kondisi ini yang terjadi pada anak-anak juga dapat menghambat pertumbuhannya, bahkan untuk jangka panjang.

Kondisi ini umum terjadi pada anak di beberapa negara seperti Asia Tenggara, Afrika Sub-Sahara, dan Amerika Tengah. Kondisi ini jarang terjadi di negara atau daerah yang masyarakatnya dapat mengakses makanan dengan mudah.

Gejala Busung Lapar

Ciri-ciri busung lapar dapat meliputi:

  • Perubahan tekstur dan warna kulit serta rambut (menjadi warna karat)
  • Kelelahan
  • Diare
  • Massa otot hilang
  • Berat badan tidak bertambah atau gagal tumbuh
  • Edema atau pembengkakan pada pergelangan kaki, telapak kaki, dan perut
  • Sistem kekebalan tubuh rusak sehingga infeksi lebih sering terjadi
  • Ruam bersisik
  • Mudah marah atau rewel
  • Syok

Penyebab Busung Lapar

Penyebab busung lapar secara umum adalah kekurangan asupan protein dalam makanan. Protein adalah salah satu nutrisi terpenting dalam tubuh, karena setiap sel dalam tubuh mengandung protein.

Asupan protein dari makanan bertugas untuk memperbaiki sel yang rusak dan membuat sel baru. Proses regenerasi sel ini berjalan terus-menerus di tubuh.

Pertumbuhan janin dalam kandungan dan anak yang telah lahir juga membutuhkan asupan protein yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya. Jika asupan protein kurang, pertumbuhan dan fungsi tubuh tidak berjalan normal.

Baca Juga: Stunting pada Anak: Penyebab, Bahaya dan Pencegahan

Diagnosis Busung Lapar

Dokter memulai diagnosis penyakit ini dengan bertanya tentang riwayat kesehatan kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya.

Berikut adalah rangkaian pemeriksaan yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis gizi buruk:

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan mencari ciri fisik yang khas dengan kondisi ini seperti ruam atau lesi pada kulit dan pembengkakan pada kaki, telapak kaki, dan perut. Terkadang pembengkakan juga dapat terjadi pada wajah dan juga lengan.

Dokter juga akan membandingkan berat badan dengan tinggi badan untuk mengetahui apakah terdapat kekurangan berat badan.

Tes Darah

Tes darah pada kasus ini biasanya dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit, kreatinin, protein total, dan prealbumin. Pada anak busung lapar biasanya akan ditemukan kadar gula darah, protein, natrium, dan magnesium rendah.

Terkadang dokter sudah dapat membuat diagnosis hanya dengan pemeriksaan fisik dan mengetahui riwayat diet pasien saja. Jika hal ini terjadi, maka tes darah tidak perlu dilakukan.

Pengobatan Busung Lapar

Perbaikan gizi untuk mengatasi busung lapar harus dilakukan secara bertahap. Langsung memberikan protein atau kalori dalam jumlah banyak tidak akan membantu dan justru akan berbahaya bagi tubuh.

Pertama-tama biasanya dokter akan memberikan karbohidrat, gula, dan lemak. Setelah itu baru protein, vitamin, dan mineral akan ditambahkan. Proses pengenalan makanan kembali ini biasanya memakan waktu hingga seminggu atau lebih.

Ketika mengalami kwashiorkor, terkadang seseorang juga mengalami intoleransi laktosa. Jika hal ini terjadi, konsumsi produk susu tentunya harus dihindari.

Jika terdapat kondisi lain seperti tekanan darah rendah, detak jantung tinggi, atau masalah kesehatan lainnya, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengatasi masalah tersebut.

Pencegahan Busung Lapar

Penyakit busung lapar seharusnya dapat dicegah. Pencegahan utama dilakukan dengan memastikan individu mendapatkan asupan kalori dan protein yang cukup dari makanan.

Berikut adalah asupan kalori yang disarankan oleh Institute of Medicine berdasarkan usia:

  • Dewasa: 10-35%
  • Anak-anak: 5-20%
  • Remaja: 10-30%

Asupan protein pada dasarnya bisa kita dapatkan dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Berikut adalah beberapa jenis makanan tinggi protein yang bisa Anda konsumsi:

  • Seafood
  • Daging tanpa lemak
  • Telur
  • Kacang-kacangan
  • Biji-bijian

Baca Juga: Protein Hewani: Definisi, Manfaat, Sumber

Komplikasi Busung Lapar

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit ini membutuhkan penanganan segera. Apabila kondisi ini tidak dapat diatasi, maka dapat menyebabkan komplikasi serius.

Berikut adalah beberapa komplikasi dari penyakit ini:

  • Disabilitas fisik
  • Disabilitas mental
  • Koma
  • Syok
  • Kematian

Umumnya kematian terjadi karena kondisi ini menyebabkan imunitas menurun dan menyebabkan pengidapnya rentan terhadap berbagai infeksi.

Bentuk Gizi Buruk atau Malnutrisi Lainnya

Selain kwashiorkor, terdapat juga kondisi gizi buruk atau malnutrisi lain yang memiliki gejala yang mirip. Kondisi ini disebut dengan marasmus.

Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein, sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori. Kedua kondisi ini dapat terjadi bersamaan dan harus mendapatkan penanganan cepat.

Perbedaan gejala yang paling mencolok dari kedua kondisi ini adalah marasmus yang tidak menyebabkan gejala pembengkakan pada beberapa bagian tubuh. Sedangkan untuk gejala seperti penurunan berat badan, keduanya memiliki gejala yang mirip.

Jika menemukan orang dewasa atau anak busung lapar segera konsultasikan kondisi ini ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

 

 

  1. Nall, Rachel. 2018. Why does the stomach bloat when starved?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322453. (Diakses 25 Februari 2020).
  2. Hansen, Kelli. 2016. Kwashiorkor and Marasmus: What’s the Difference?. (Diakses 25 Februari 2020).
  3. The Healthline Editorial Team. 2017. What Is Kwashiorkor?. https://www.healthline.com/health/kwashiorkor. (Diakses 25 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi