Terbit: 29 September 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Binge eating disorder (BED) adalah gangguan makan serius di mana seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dan berlebihan tanpa bisa berhenti. Ketahui apa itu Binge eating disorder (BED), gejala, penyebab, dan cara mengatasinya dalam pembahasan ini.

Binge Eating Disorder (BED): Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll

Apa Itu Binge Eating Disorder (BED)?

Binge eating disorder (BED) adalah gangguan makan parah yang dapat mengancam nyawa penderitanya, namun masih bisa ditangani. Ciri utama dari gangguan makan ini adalah kebiasaan makan dalam porsi besar dalam waktu tertentu misalnya dalam periode 2 jam.

Penderitanya merasa tidak dapat mengontrol nafsu makannya sendiri bahkan saat ia merasa tidak lapar. Kondisi emosional menjadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan gangguan ini.

Gejala Binge Eating Disorder (BED)

Orang dengan BED menunjukkan gejala perilaku dan fisik, seperti berikut.

Gejala perilaku dan emosional:

  • Suka makan dalam porsi besar yang tidak biasa dalam periode waktu tertentu.
  • Terlihat tidak nyaman makan bersama dengan orang lain.
  • Takut makan di tempat umum atau makan bersama orang lain.
  • Menciptakan gaya hidup tertentu agar dapat meluangkan waktu untuk binge eating.
  • Menunjukkan rasa ketidakpercayaan diri karena berat badan dan bentuk tubuh.
  • Menarik diri dari pergaulan.
  • Sering berdiet.
  • Merasa minder dan tidak percaya diri.

Gejala fisik:

  • Mengalami fluktuasi berat badan.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Keluhan sakit perut, konstipasi, asam lambung, dan gangguan lain yang berkaitan dengan pencernaan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasi ke dokter bila memiliki ciri-ciri gangguan makan seperti yang sudah disebutkan. Anda juga disarankan periksa bila mengalami masalah kesehatan mental yang tidak stabil hingga memicu perubahan pola makan ekstrim, juga diikuti dengan kenaikan berat badan ekstrim. Anda juga disarankan untuk konsultasi ke dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater).

Penyebab Binge Eating Disorder (BED)

Belum ada penyebab pasti terjadinya BED, namun gangguan ini merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, sosial, dan psikis yang saling berkaitan. Kondisi ini banyak terjadi pada seseorang dengan gangguan kesehatan mental juga seperti stres, depresi, kecanduan, gangguan bipolar, dan komplikasi masalah mental lain.

Faktor Risiko Binge Eating Disorder (BED)

Penyebab dari BED belum diketahui secara pasti, namun faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan resiko seseorang untuk menderita gangguan tersebut:

  • Keturunan. Menurut penelitian yang dimuat di International Journal of Eating Disorder tahun 2003, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa gangguan tersebut diwariskan dalam keluarga.
  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko menderita BED dibanding pria. Hal ini juga turut dipengaruhi oleh faktor keturunan.
  • Perubahan struktur otak. Ditemukan indikasi bahwa orang dengan BED kemungkinkan mengalami perubahan pada struktur otak yang menyebabkan respon berlebihan terhadap makanan dan kehilangan kendali atas diri sendiri.
  • Ukuran tubuh. Hampir 50% penderita BED adalah obesitas. Masalah berat badan bisa menjadi penyebab atau akibat dari gangguan ini.
  • Riwayat binge eating. Pasien BED umumnya memiliki riwayat binge eating (makan terus menerus) di masa kanak-kanak atau remaja.
  • Trauma emosional. Kejadian yang meninggalkan trauma mendalam seperti kekerasan, kematian, perpisahan dengan keluarga, serta perundungan di masa kecil bisa memicu BED.
  • Kondisi psikis lainnya. Hampir 80% orang dengan BED setidaknya memiliki satu gangguan psikis seperti fobia, depresi, gangguan bipolar, dan lain sebagainya.

Diagnosis Binge Eating Disorder (BED)

Apabila seseorang makan lebih banyak di saat-saat tertentu (misalnya pesta atau perayaan), bukan berarti ia menderita BED meskipun ditemukan beberapa gejala yang tertulis di atas. BED biasanya mulai muncul di akhir masa remaja hingga awal usia 20-an, tetapi tidak menutup kemungkinan muncul di usia berapa saja.

Untuk bisa didiagnosis menderita BED digunakan beberapa kriteria berikut ini:

Episode binge eating yang terus menerus dengan ciri-ciri:

  • Makan dalam porsi besar yang tidak wajar selama beberapa kali dalam kurun waktu 2 jam.
  • Kehilangan kendali atas diri sendiri selama episode berlangsung, merasa tidak dapat berhenti makan dan tidak merasa kenyang.

Selama episode binge eating muncul setidaknya 3 (atau lebih) hal-hal berikut ini:

  • Makan lebih cepat dari orang normal.
  • Makan hingga merasa kekenyangan dan perut tidak nyaman.
  • Makan dalam porsi yang sangat besar meskipun tidak merasa lapar.
  • Menyendiri ketika makan karena merasa malu dengan porsi makannya.
  • Merasa bersalah pada diri sendiri setelah episode binge eating.

Kriteria diagnosis BED lainnya:

  • Stres yang disebabkan oleh binge eating.
  • Episode binge eating terjadi setidaknya seminggu sekali selama 3 bulan.
  • Tidak muntah setelah makan, meskipun dalam porsi besar.
  • Tidak sedang mengalami bulimia atau anoreksia.

Cara Mengatasi Binge Eating Disorder (BED)

Jika seseorang menunjukkan gejala BED, maka cari pertolongan medis sesegera mungkin. Lamanya seseorang mengidap BED sangat bervariasi, bisa singkat, kambuh, hingga berlangsung dalam waktu lama. Konsultasikan kondisi dengan dokter atau psikiater tentang berbagai keluhan yang dirasakan.

Perawatan BED tergantung dari penyebab dan tingkat keparahan gangguan setiap orang. Target dari perawatan yang dilakukan adalah perilaku makan, kelebihan berat badan, masalah kesehatan, atau kombinasi dari semua hal tersebut.

Berikut ini beberapa terapi yang dapat diberikan kepada penderita BED:

  • Cognitive behavioral therapy (CBT)

Terapi ini fokus pada analisis hubungan antara pikiran, perilaku, dan perasaan negatif terhadap kebiasaan makan, berat badan, dan bentuk tubuh. CBT yang dipandu oleh terapis profesional terbukti sebagai metode perawatan BED yang paling efektif.

  • Interpersonal psychotherapy (IPT)

Terapi ini didasarkan pada ide bahwa binge eating adalah mekanisme koping terhadap masalah pribadi seperti rasa duka mendalam, konflik hubungan, perubahan hidup signifikan, dan masalah sosial tersembunyi. Terapi ini biasanya dikombinasikan dengan CBT.

  • Weight loss therapy

Terapi ini bertujuan mengarahkan penderita pada gaya hidup yang lebih sehat melalui diet dan olahraga, serta pemantauan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam sehari. Diharapkan ada penurunan berat badan sekitar 0,5 kg dalam seminggu selama terapi.

Komplikasi Binge Eating Disorder (BED)

BED dikaitkan dengan beberapa risiko fisik, psikis, dan sosial yang cukup signifikan. Hampir 50% orang dengan BED mengalami obesitas. Hal ini karena BED sendiri merupakan salah satu faktor pemicu naiknya berat badan hingga obesitas dengan banyaknya kalori yang masuk ke dalam tubuh selama episode binge eating.

Obesitas kemudian meningkatkan risiko berbagai penyakit lain seperti jantung, stroke, diabetes tipe II, hingga kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan BED memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit, dibandingkan orang tanpa BED dengan berat badan sama.

Risiko kesehatan lain yang dipicu oleh BED adalah gangguan tidur, nyeri kronis, asma, dan sindrom iritasi usus besar. Pada wanita, kondisi ini dikaitkan dengan masalah kesuburan, komplikasi selama kehamilan, dan polycystic ovary syndrome (PCOS).

 

Cara Mencegah Binge Eating Disorder (BED)

Meskipun belum ada cara pencegahan BED yang pasti, dokter dan psikiater akan menyarankan beberapa solusi untuk mencegah BED. Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Memberikan pemahaman tentang tubuh yang sehat, terlepas dari ukuran dan bentuknya.
  • Mendeteksi kelainan pada kebiasaan makan sejak dini dan segera berkonsultasi pada dokter jika ditemukan gejala BED.

Itulah pembahasan tentang apa itu Binge eating disorder (BED), sebuah gangguan makan di mana penderitanya tidak bisa berhenti makan walaupun tidak lapar. Konsultasi ke dokter bila menyadari gejalanya. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. Eating Disorder Victoria. 2021. What is binge eating disorder?. https://www.eatingdisorders.org.au/eating-disorders-a-z/binge-eating-disorder/.
  2. J. Legg, Timothy, Ph.D., CRNP. 2019. Binge Eating Disorder: Symptoms, Causes, and Asking for Help. https://www.healthline.com/nutrition/binge-eating-disorder. (Diakses pada 29 September 2021).
  3. Mayo Clinic. 2018. Binge-eating disorder. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/binge-eating-disorder/symptoms-causes/syc-20353627. (Diakses pada 29 September 2021).
  4. NEDA. 2021. Binge-eating disorder. https://www.nationaleatingdisorders.org/learn/by-eating-disorder/bed. (Diakses pada 29 September 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi