Terbit: 18 June 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.com – Apa itu batuk kronis? Batuk kronis adalah batuk yang sudah berlangsung lebih dari 2 bulan pada orang dewasa atau 1 bulan pada anak-anak. Meski terlihat sepele, batuk kronis dapat membuat kelelahan dan menganggu waktu tidur Anda. Batuk kronis dapat menghilang begitu penyebabnya bisa diatasi. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab, gejala, obat batuk kronis, dll di bawah ini.

Batuk Kronis: Penyebab, Gejala, Obat, dan Pencegahan

Penyebab Batuk Kronis

Karena batuk kronis bisa terjadi di segala usia, perlu Anda ketahui bahwa batuk kronis pada orang dewasa sering kali disebabkan oleh TBC atau kebiasaan merokok. Sementara pada anak-anak, batuk kronis sering disebabkan oleh asma.

Beberapa penyebab-penyebab umum dari batuk kronis termasuk asma, rinitis alergi, persoalan-persoalan sinus (contohnya infeksi sinus), dan pengaliran balik ke esophagus (esophageal reflux) dari isi-isi lambung.

Pada kejadian-kejadian yang jarang, batuk kronis adalah akibat dari penghisapan dari benda-benda asing kedalam paru-paru (biasanya pada anak-anak). Jika batuk kronis hadir melakukan prosedur x-ray adalah sesuatu yang penting.

Berikut adalah penyebab umum batuk kronis yang harus Anda kenali, di antaranya:

1. Merokok

Memiliki kebiasaan merokok adalah penyebab yang paling umum dari batuk kronis. Bahkan jika Anda hanya menjadi perokok pasif, Anda juga bisa terjangkit bronkitis kronis. Bronkitis kronis sendiri memiliki gejala batuk kronis yang dapat timbul dan biasanya akan berlangsung lama.

2. Asma

Penyebab batuk kronis berikutnya adalah terkait dengan penyakit asma. Asma sendiri adalah penyakit paru-paru kronis di mana saluran udara di paru-paru rentan terhadap inflamasi dan pembengkakan. Pemicu asma setiap orang berbeda-beda, ada yang dipicu oleh udara, asap rokok, pilek, makanan tertentu dan olahraga.

Sementara itu, beberapa penderita asma ada yang mempunyai batuk kronis sebagai gejala mereka satu-satunya. Kondisi ini sering kali dirujuk sebagai asma varian-batuk. Gejala-gejala asma dapat diperburuk oleh udara dingin, paparan polutan atau aroma minyak wangi.

3. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Gastroesophageal reflux disease adalah suatu penyakit dari kerongkongan dan lambung yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan akibat dari menurunnya fungsi katup. Gejala umum dari GERD adalah mulas, nyeri dada dan mengi. Selain itu, GERD sendiri merupakan penyebab umum dari berkembangnya batuk kronis.

4. Infeksi

Infeksi seperti bronkitis atau pneumonia dapat menyebabkan batuk kronis. Infeksi-infeksi sendiri dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Sementara itu, infeksi virus tidak merespon pada antibiotik.

Pada pasien dengan asma, batuk akut, dan kronis, infeksi-infeksi virus pernapasan bagian atas sering kali berakibat pada batuk yang berkepanjangan bahkan setelah infeksinya telah hilang.

5. Obat-obatan

Obat ACE inhibitor adalah obat yang umum digunakan untuk mengobati gagal jantung dan tekanan darah tinggi. Pada beberapa orang, batuk kronis dapat bertahan selama beberapa minggu setelah Anda berhenti minum obat ACE inhibitor.

Meski begitu, Anda tidak harus berhenti mengambil obat resep ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan ACE inhibitor dan kaitannya dengan batuk kronis.

6. Pertusis

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala pilek, sedikit demam dan batuk hebat yang bisa membuat sulit untuk bernapas. Dikenal kenal dengan sebutan batuk rejan, banyak orang yang pada tahap awal tidak mengalami demam–namun batuk kronis yang menyertainya bisa berlangsung berminggu-minggu.

7. Sinus

Jika Anda memiliki masalah sinus dan belum ditangani dengan baik, hal itu bisa menyebabkan lendir tersumbat dan tidak bisa dikeluarkan. Lendir bisa mengalir ke belakang tenggorokan dan memicu refleks batuk. Kondisi ini juga dikenal dengan upper airway cough syndrome (UACS).

8. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Salah satu penyakit yang bisa menjadi penyebab batuk kronis adalah PPOK. PPOK umum terjadi ketika saluran udara dan kantung udara di paru-paru menjadi meradang atau rusak. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 45 tahun dan memiliki kebiasaan merokok.

Pada penderita PPOK, paru-paru akan menghasilkan lendir berlebih, yang kemudian secara refleks tubuh akan mencoba mengeluarkannya dengan batuk.

Gejala Batuk Kronis

Selain batuk kronis yang bisa berlangsung lama, gejala batuk kronis lainnya tergantung kepada penyebabnya. Gejala yang bisa menyertai batuk kronis di antaranya:

  • Sesak napas.
  • Ulu hati terasa nyeri.
  • Rasa pahit pada mulut.
  • Suara serak.
  • Dahak tenggorokan.
  • Sakit tenggorokan.
  • Pilek dan hidung tersumbat.

Jika batuk kronis disertai beberapa gejala seperti berikut, sebaiknya Anda harus segera menemui dokter, seperti:

  • Berkeringat di malam hari.
  • Berat badan menurun.
  • Rasa nyeri di dada.
  • Muncul demam.
  • Batuk darah.

Obat Batuk Kronis

Pada dasarnya, perawatan batuk kronis ditentukan oleh penyebabnya. Bagaimanapun, pasien-pasien mungkin memperoleh pembebasan simptomatik dari obat-obat batuk bebas resep yang mengandung guaifenesin atau dextromethorphan, minum air yang banyak, menghirup uap panas, dan menggunakan obat batuk yang berupa tablet (lozenges). Pada kasus-kasus yang parah dokter mungkin meresepkan codeine.

Berikut adalah beberapa penanganan yang sesuai dengan penyebabnya, seperti:

1. Asma

Bronchodilators dan steroid-steroid yang dihirup diberikan untuk mengurangi peradangan dari saluran-saluran udara. Pada beberapa kasus-kasus, steroid-steroid oral jangka pendek diresepkan.

2. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Perawatan termasuk menghindari makanan-makanan yang meningkatkan reflux (aliran balik), menghindari makan-makan sebelum berbaring, menaikan kepala ketika tidur, dan meminum obat-obat seperti famotidine (Pepcid), cimetidine (Tagamet), atau ranitidine (Zantac) untuk mengurangi keasaman lambung.

3. Sinus dan tetesan postnasal

Penggunaan decongestants seperti pseudoephedrine (Sudafed) atau antihistamines seperti diphenhydramine (Benadryl) mungkin memperbaiki gejala-gejala dari tetesan postnasal. Steroid-steroid hidung yang dihirup adalah sangat efektif dalam merawat rinitis alergi, penyebab yang umum dari batuk.

Sebagai tambahan, inhaler hidung lain seperti ipratropium bromide (Atrovent) dapat membebaskan tetesan postnasal. Antibiotik mungkin diresepkan jika penyebab yang ditentukan adalah sinusitis.

4. Infeksi

Pneumonia bakteri dan bronkitis secara khas dirawat dengan antibiotik seperti cephalosporins dan azithromycin (Zithromax). Jika pneumonia dekat pada dinding dada perdangan dari permukaan paru, hal itu dapat menyebabkan nyeri–dan dikenal sebagai pleurisy. Analgesik dapat digunakan untuk mengatasi hal ini.

Penekan-penekan batuk harus digunakan dengan hati-hati dalam situasi ini karena cara ini bisa ‘membersihkan’ paru dari lendir yang terinfeksi.

5. Konsumsi obat-obatan

Beberapa orang menggunakan obat batuk expectorant yang mengandung guaifenesin dalam mengurangi ketidaknyamanan. Adakalanya sulit untuk membedakan bronkitis virus dari bronkitis bakteri, dan antibiotik yang diresepkan.

Selain itu, obat-obatan yang lebih baru dari ACE inhibitor seperti obat-obat yang disebut ARB’s (Angiotensin receptor blockers), contohnya valsartan (Diovan), losartan (Cozaar), dapat digunakan sebagai alternatif karena mempunyai potensi yang lebih rendah untuk menyebabkan batuk kronis.

Pada beberapa kasus, asmatik-asmatik dapat menghasilkan lendir hijau yang terlihat terinfeksi. Dokter bisa memeriksakan lendir untuk menentukan apakah infeksi hadir.

Pencegahan Batuk Kronis

Selain dapat membantu meredakan gejala, beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah batuk kronis:

  • Menghindari alergen atau bahan-bahan atau lingkungan yang mungkin menjadi pemicu gejala alergi di tubuh Anda.
  • Konsultasikan kembali dengan dokter mengenai manfaat dan risiko dari obat ACE inhibitor.
  • Jangan merokok, karena merokok adalah penyebab yang paling umum dari batuk kronis.
  • Bicara pada dokter anda tentang mengendalikan asma, hidung yang meler (postnasal drip), atau GERD anda untuk menghindari gejala-gejala batuk.
  • Jaga jarak dari orang-orang lain yang diketahui sakit bronkitis atau pneumonia.
  • Makan buah. Penelitian menyarankan bahwa diet-diet yang tinggi dalam serat buah dan flavonoids mungkin mencegah batuk produktif yang kronis.
  • Perbanyak minum air putih. Air putih membantu ‘menenangkan’ peradangan yang terjadi pada tenggorokan. Jika terdapat lendir, air putih juga membantu melancarkan sekresi pada tenggorokan.

Ketika seseorang sudah merasakan bahwa batuk kronis nya mengganggu aktivitas makan, tidur dan bekerja, mulailah untuk mengonsumsi obat pereda batuk. Tujuan obat pereda batuk agar penderita bisa beristirahat, makan dan bekerja dengan tenang meski hanya sementara.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi