Terbit: 17 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

DokterSehat.Com- Pengobatan aritmia tergantung pada jenis dan keseriusan aritmia. Beberapa orang dengan aritmia jantung tidak memerlukan pengobatan. Orang lain mungkin perlu pengobatan, merubah gaya hidup, dan pembedahan.

Aritmia – Pengobatan dan Prosedur Penanganan

Pengobatan Aritmia dengan Beberapa Jenis Obat

Beberapa jenis obat dapat membantu mengendalikan atau mengatasi aritmia. Jenis yang tepat untuk Anda tergantung pada jenis aritmia yang dialami. Berikut ini yang perlu Anda ketahui tentang pengobatan aritmia.

Obat-obatan untuk mengatasi aritmia adalah:

1. Obat antiaritmia

Obat antiaritmia dapat diresepkan untuk orang dengan takikardia (denyut jantung cepat) atau denyut jantung prematur atau ekstra. Obat-obatan ini berfungsi untuk memperbaiki ritme jantung. Obat ini dapat mengembalikan irama jantung normal dengan mengubah arus listrik yang membuat jantung berdetak.

Obat antiaritmia tersedia dalam bentuk bentuk pil dan biasanya digunakan jangka panjang. Dalam keadaan darurat, obat antiaritmia dapat diberikan secara intravena. Pengobatan aritmia yang paling umum di kelas ini adalah:

  • Amiodarone (Cordarone, Pacerone)
  • Flecainide (Tambocor)
  • Ibutilide (Corvert), yang hanya dapat diberikan melalui IV
  • Lidocaine (Xylocaine), yang hanya dapat diberikan melalui IV
  • Procainamide (Procan, Procanbid)
  • Propafenone (Rythmol)
  • Guinidine (banyak nama merek)
  • Tocainide (Tonocarid)

Meskipun obat-obatan ini dapat membantu memperbaiki aritmia, ada juga risiko yang dapat menyebabkan aritmia kambuh atau lebih sering. Ini disebut proarrhythmia. Jika mengalami proarrhythmia saat menggunakan obat antiaritmia, segera hubungi dokter.

2. Antikoagulan atau terapi antiplatelet 

Obat aritmia ini menurunkan risiko pembekuan darah dan stroke. Ini termasuk warfarin (coumadin) atau aspirin. Pengencer darah lain yang disebut apixaban (eliquis), dabigatran (pradaxa), edoxaban (savaysa), dan rivaroxaban (xarelto) telah disetujui untuk mencegah stroke pada orang dengan atrial fibrilasi.

Setiap orang memiliki kasus yang berbeda untuk pengobatan aritmia. Temukan obat dan dosis yang terbaik bagi Anda dan mungkin hal tersebut akan memakan waktu yang lama:

  • Jika Anda menyadari bahwa aritmia jantung terjadi lebih sering karena aktivitas tertentu, namun tiba-tiba berhenti melakukan aktivitas tersebut.
  • Berhenti merokok
  • Tidak minum minuman beralkohol.
  • Batasi atau berhenti mengonsumsi kafein
  • Jangan menggunakan obat batuk dan obat flu yang memiliki stimulan. Baca label dan meminta resep dokter atau dari apoteker, obat apa yang terbaik untuk Anda.

3. Pemblokir saluran kalsium

Jika Anda menderita angina (nyeri dada), tekanan darah tinggi atau rendah, dan aritmia, dokter mungkin akan meresepkan calcium channel blockers (penghambat saluran kalsium). Obat aritmia ini melebarkan pembuluh darah. Pengobatan aritmia ini juga memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke jantung, yang membantu meringankan nyeri dada dan menurunkan tekanan darah.

Obat-obatan ini juga bisa memperlambat detak jantung. Penurunan denyut jantung dan penurunan tekanan darah mengurangi ketegangan pada jantung dan mengurangi risiko aritmia.

Sebagian besar calcium channel blockers berbentuk pil, tetapi ada juga yang tersedia dalam bentuk intravena. Calcium channel blockers untuk penggunaan jangka panjang.

Contoh-contoh dari calcium channel blockers umum termasuk:

  • Amlodipine (Norvasc)
  • Diltiazem (Cardizem, Tiazac)
  • Felodipine
  • Isradipine
  • Nicardipine (Cardene SR)
  • Nifedipine (Procardia)
  • Nisoldipine (Sular)
  • Verapamil (Calan, Verelan, Covera-HS)

Efek samping dari obat-obatan ini bervariasi. Beberapa orang mengalami takikardia, pusing, sembelit, dan sakit kepala. Efek samping lainnya yang lebih serius termasuk ruam atau bengkak di kaki dan telapak kaki.

4. Beta blocker

Pengobatan aritmia berikutnya menggunakan beta blocker. Jika didiagnosis menderita takikardia, dokter Anda mungkin akan meresepkan beta blocker. Beta blocker dapat menghentikan aksi hormon adrenalin. Obat aritmia ini dapat meringankan takikardia dengan memperlambat detak jantung Anda. Beta blocker juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan pada jantung Anda. Contoh dari beta blocker termasuk:

  • Acebutolol (Sectral)
  • Atenolol (Tenormin)
  • Bisoprolol (Zebeta)
  • Metoprolol (Lopressor, Toprol-XL)
  • Nadolol (Corgard)
  • Propranolol (Inderal LA, InnoPran XL)

Efek samping beta blocker termasuk kelelahan, tangan dingin, dan sakit kepala. Terkadang obat-obatan ini juga memengaruhi sistem pencernaan Anda. Beberapa orang bahkan melaporkan masalah pada perut, sembelit, atau diare.

Prosedur Penanganan Aritmia

Bila penggunaan obat aritmia tidak memberikan pengaruhnya, berikut ini beberapa penanganan aritmia lainnya untuk mengatasi aritmia:

1. Kardioversi

Jika obat tidak dapat mengontrol irama jantung yang tidak teratur (seperti atrial fibrilasi), Anda mungkin perlu mendapatkan penanganan aritmia dengan kardioversi – tindakan emergensi untuk mengobati takiaritmia dengan cara diberikan aliran listrik. Untuk melakukan ini, dokter akan memberikan anestesi tindakan singkat, kemudian memberikan kejutan listrik di dinding dada untuk memungkinkan irama jantung kembali berdetak sehingga menjadi normal kembali.

2. Pacemaker

Perangkat untuk penanganan aritmia ini mengirimkan impuls listrik kecil ke otot jantung untuk menjaga detak jantung yang aman. Alat pacu jantung memiliki generator denyut dan kabel yang mengirimkan impuls dari generator ke otot jantung.

3. Implan Cardioverter Defibrillator (ICD)

Dokter menggunakan ICD untuk mengobati takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel, dua irama jantung yang mengancam jiwa.

ICD melacak irama jantung. Ketika irama jantung terdeteksi dengan sangat cepat, kejutan listrik secara otomatis akan diberikan ke otot jantung sehingga jantung mendapatkan irama normal kembali. Ada beberapa cara penanganan aritmia ini untuk mengembalikan irama jantung normal, meliputi:

  • Antitachycardia Pacing (ATP). Ketika jantung berdetak terlalu cepat, pasien akan mendapat serangkaian impuls listrik kecil ke otot jantung untuk mengembalikan denyut jantung dan irama normal.
  • Pasien dengan masalah aritmia jantung mendapat kejutan rendah energi pada saat yang sama ketika jantung berdetak untuk mengembalikan irama jantung normal.
  • Ketika jantung berdetak cepat atau tidak teratur, otot jantung harus sesegera mungkin mendapatkan kejutan dengan energi yang lebih tinggi untuk mengembalikan irama normal.
  • Anti-bradikardia pacing. Banyak ICD memberikan cadangan untuk mempertahankan irama jantung jika terlalu melambat.

4. Ablasi Kateter

Anda dapat menganggap prosedur ini sebagai rewiring untuk memperbaiki masalah listrik dalam jantung. Dokter akan memasukkan kateter melalui kaki. Kateter memberikan energi listrik frekuensi tinggi untuk area kecil di dalam jantung. Area tersebut yang menyebabkan irama jantung menjadi abnormal, lalu kateter akan “memutus” jalur dari ritme abnormal.

Dokter menggunakan ablasi untuk mengobati supraventrikular, atrial flutter, fibrilasi atrium, beberapa takikardi atrium dan ventrikel takikardia. Beberapa orang juga perlu prosedur penanganan artitmia lainnya.

5. Bedah Jantung untuk Aritmia

Prosedur labirin adalah jenis operasi yang digunakan untuk memperbaiki fibrilasi atrium. Selama prosedur penanganan aritmia ini, ahli bedah membuat labirin pemotongan ruang atas jantung. Tujuannya adalah untuk menjaga impuls listrik jantung hanya pada jalur tertentu. Beberapa orang mungkin perlu alat pacu jantung sesudahnya.

Aritmia: 1 2


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi