Terbit: 29 October 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.com – Sistem dalam tubuh manusia sangat kompleks, dan melibatkan banyak hal yang menjadi bagian dari proses serta mekanisme kerja tubuh. Salah satunya adalah tiroid. Namun, bila kelenjar tiroid menghasilkan hormon berlebihan akan menjadi hipertiroid.

Hipertiroid – Gejala, Penyebab, & Cara Mengatasi

Apa Itu Hipertiroid?

Sebelum kita bahas lebih lanjut, perlu diketahui dulu mengenai apa itu hipertiroid.

Hipertiroid adalah kondisi kelenjar tiroid yang terlalu aktif memproduksi hormon. Ini mengakibatkan hormon tiroid dalam darah kita menjadi sangat tinggi, padahal jumlah yang dibutuhkannya sendikit.

Kelenjar tiroid terletak di leher. Ia menghasilkan hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mengontrol pertumbuhan tubuh dan metabolisme. Penyakit hipertiroid atau overactive thyroid (tiroid yang terlalu aktif) berarti tiroid Anda membuat terlalu banyak hormon tiroid.

Kelenjar tiroid sendiri berbentuk menyerupai kupu-kupu dan letaknya ada di bawah jakun. Ada beberapa manfaat hormon tiroid, yaitu mengatur suhu tubuh hingga mengatur denyut jantung.

Penyakit hipertiroid lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Kondisi yang sebaliknya pun bisa terjadi, hipotiroid, dimana tiroid membuat terlalu sedikit hormon tiroid, biasanya hal ini disebabkan operasi pengangkatan kelenjar tiroid.

Penyebab Hipertiroid

Setelah kita tahu mengenai apa itu hipertiroid, tentu kita harus mengetahui juga penyebabnya agar bisa terhindar dari penyakit hipertiroid. Secara umum, berikut ini adalah penyebab hipertiroid:

  • Penyakit Graves
  • Tumor
  • Ketidakseimbangan hormon (pemasukkan berlebihan dari hormon-hormon tiroid -Pengeluaran abnormal dari TSH/Thyroid Stimulating Hormon)
  • Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)
  • Asupan yodium yang berlebihan

Memiliki hormon tiroid berlebih dapat membuat banyak hal dalam kecepatan tubuh. Anda bisa menurunkan berat badan dengan cepat, memiliki detak jantung yang cepat, berkeringat banyak, atau merasa gugup dan moody.

Pada beberapa kasus, penderitanya tidak merasakan gejala sama sekali dan bahkan baru terdeteksi pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan.

 

Diagnosis Hipertiroid

Penyakit hipertiroidi didiagnosis menggunakan beberapa cara seperti berikut ini:

1. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik

Selama pemeriksaan, dokter mungkin mencoba mendeteksi sedikit getaran di jari-jari Anda ketika mereka memperpanjang, refleks terlalu aktif, perubahan mata dan hangat, kulit lembap. Dokter juga akan memeriksa kelenjar tiroid ketika Anda menelan untuk melihat apakah itu membesar, bergelombang atau lunak dan memeriksa denyut nadi Anda untuk melihat apakah itu cepat.

2. Tes darah

Diagnosis hipertiroid dapat dikonfirmasi dengan tes darah yang mengukur kadar tiroksin dan thyroid-stimulating hormone (TSH) dalam darah Anda. Tingginya kadar tiroksin dan jumlah TSH yang rendah atau tidak ada menunjukkan tiroid yang terlalu aktif. Jumlah TSH penting karena hormon yang memberi sinyal kelenjar tiroid Anda untuk menghasilkan lebih banyak tiroksin. Tes-tes ini sangat diperlukan untuk orang dewasa yang lebih tua, yang mungkin tidak memiliki gejala hipertiroid klasik.

Jika tes darah menunjukkan hipertiroid, dokter dapat merekomendasikan salah satu tes berikut untuk membantu menentukan mengapa tiroid Anda terlalu aktif:

3. Tes serapan radio yodium

Untuk tes ini, Anda mengambil dosis kecil radioaktif yodium (radioiodine). Seiring waktu, yodium berkumpul di kelenjar tiroid karena tiroid Anda menggunakan yodium untuk memproduksi hormon. Anda akan diperiksa setelah dua, enam atau 24 jam – dan kadang-kadang setelah tiga periode waktu – untuk menentukan berapa banyak yodium yang diserap kelenjar tiroid.

Serapan radioiodin yang tinggi menandakan kelenjar tiroid Anda menghasilkan terlalu banyak tiroksin. Penyebab yang paling mungkin adalah penyakit Graves atau nodul hyperfunctioning. Jika Anda mengalami penyakit hipertiroid dan serapan radioiodine Anda rendah, ini menunjukkan bahwa tiroksin yang tersimpan di kelenjar bocor ke dalam aliran darah dan menunjukkan Anda mungkin menderita tiroiditis.

Mengetahui apa penyebab hipertiroid, dokter dapat membantu merencanakan perawatan yang tepat. Tes serapan yodium radioaktif tidak nyaman, tetapi itu memaparkan Anda ke sejumlah kecil radiasi.

4. Pemindaian tiroid

Selama tes ini, Anda akan memiliki isotop radioaktif yang disuntikkan ke pembuluh darah di bagian dalam siku atau kadang-kadang menjadi vena di tangan. Anda kemudian berbaring di atas meja dengan kepala terentang ke belakang sementara kamera khusus menghasilkan gambar kelenjar tiroid di layar komputer.

Waktu yang diperlukan untuk prosedur ini bervariasi, tergantung pada waktu yang dibutuhkan isotop untuk mencapai kelenjar tiroid. Anda mungkin mengalami ketidaknyamanan leher dengan tes ini, dan akan terkena sedikit radiasi.

Kadang-kadang mungkin dilakukan pemindaian tiroid sebagai bagian dari tes serapan iodin radioaktif. Dalam hal ini, yodium radioaktif yang diberikan secara lisan digunakan untuk menggambarkan kelenjar tiroid Anda.

Tanda dan Gejala Hipertiroid

Seperti yang disebutkan di poin sebelumnya, penyakit hipertiroid terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Meskipun demikian, Anda bisa memerhatikan sendiri dan waspada terkena hipertiroid jika merasakan gejala hipertiroid berikut:

  • Gugup, murung, lemah, atau lelah.
  • Tangan tremor/bergetar, jantung berdetak cepat, atau mungkin memiliki masalah pernapasan.
  • Panas dan berkeringat atau memiliki kulit gatal, merah dan hangat.
  • Buang air besar (BAB) lebih banyak dari biasanya.
  • Rambut rontok.
  • Turun berat badan meskipun Anda makan sama atau lebih banyak dari biasanya.

Perlu menjadi catatan juga bahwa semua gejala tersebut tidak dirasakan semuanya oleh seseorang. Bisa saja Anda hanya merasakan empat dari enam gejala hipertiroid yang disebutkan di atas.

Cara paling efektif untuk memastikannya adalah harus melakukan pemeriksaan ke dokter.

Cara Mengatasi Hipertiroid

Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter. Ada beberapa pilihan terapi yang biasanya diberikan untuk penderita penyakit hipertiroid, yaitu obat antitiroid, yodium radioaktif dan pembedahan. Yodium radioaktif dan obat antitiroid adalah yang paling sering digunakan.

Pengobatan terbaik untuk Anda akan tergantung pada sejumlah hal, termasuk usia Anda. Beberapa orang membutuhkan lebih dari satu jenis perawatan. Tanpa pengobatan, hipertiroid bisa menyebabkan masalah-masalah yang serius seperti masalah jantung, masalah tulang, dan kondisi berbahaya yang disebut thyroid storm (badai tiroid).

Pengobatan Hipertiroid

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait pengobatan penyakit hipertiroid. Tidak bisa sembarangan karena pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan usia, gejala, dan kadar hormon dalam tubuh.

Beberapa jenis pengobatan hipertiroid di antaranya:

1. Thionamide

Ini adalah jenis obat yang mampu menekan produksi hormon tiroksin dan triiodotironin. Dokter akan memberikan dosis yang disesuaikan dengan produksi hormon dan dosisnya akan diturunkan secara berkala. Umumnya, obat jenis ini perlu dikonsumsi setidaknya 1- 2 bulan.

2. Radioterapi

Pengobatan hipertiroid yang satu ini dilakukan untuk mengurangi kadar hormon tiroid yang dihasilkan dan juga untuk mengurangi kelenjar tiroid. Pengobatannya sendiri bisa berbentuk kapsul maupun cair.

Peringatan:

Setelah melakukan pengobatan hipertiroid, seorang wanita tidak diperbolehkan hamil dulu. Jangka waktunya sendiri mencapai enam bulan terhitung hari terakhir pengobatan.

Bagaimana dengan laki-laki?

Sama halnya dengan wanita, seorang laki-laki yang telah melakukan pengobatan hipertiroid tidak diperbolehkan menghamili seorang wanita empat bulan terhitung masa pengobatan terakhir selesai.

Apa alasannya?

Hal ini dilakukan untuk mencegah terpaparnya radiasi pasca-pengobatan.

Jika nyatanya Anda terkena penyakit hipertiroid, namun gejalanya tidak mengganggu, Anda masih perlu perawatan atau terapi dari dokter.

Nah, sekarang Anda sudah tahu apa itu hipertiroid hingga pengobatan hipertiroid kan, Teman Sehat? selalu periksakan ke dokter bila mengalami gejala hipertiroid.

Narasumber:
dr. Selfiyanti Bimantara, SpTHT-KL (RS Meilia Cibubur)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi