Terbit: 8 June 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Amenore adalah gangguan siklus menstruasi pada wanita di mana menstruasi tidak terjadi sama sekali selama paling tidak 3 periode. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kehamilan, namun dapat juga menandakan berbagai kondisi medis tertentu. Ketahui selengkapnya melalui artikel ini.

Amenore: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Amenore?

Amenorrhea atau amenore adalah kondisi di mana wanita yang seharusnya mendapat menstruasi tetapi tidak mengalami menstruasi. Menstruasi dimulai saat pubertas dan umumnya akan terjadi sebulan sekali hingga seseorang berusia 50 tahun dan kemudian mengalami menopause.

Pada dasarnya amenore bukan merupakan penyakit, tapi kondisi ini dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan tertentu. Amenore paling umum terjadi selama kehamilan, namun dapat namun dapat juga terjadi karena adanya gangguan pada organ reproduksi atau kelenjar yang mengatur kadar hormon.

Amenore tidak selalu menunjukkan ketidaksuburan. Namun setiap wanita yang mengalami kondisi ini paling tidak selama 3 bulan padahal tidak hamil, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Terutama jika kondisi ini dibarengi dengan gejala lain yang mengganggu.

Gejala Amenore

Tanda utama amenore adalah tidak adanya periode menstruasi. Tergantung pada penyebab kondisi ini, Anda mungkin mengalami tanda-tanda atau gejala lain seperti:

  • Keluar cairan pada puting payudara
  • Rambut rontok
  • Sakit kepala
  • Gangguan penglihatan
  • Kelebihan rambut wajah
  • Nyeri panggul
  • Jerawat

Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami kondisi berikut ini:

  • Tidak mengalami menstruasi selama 3 periode berturut-turut.
  • Belum pernah menstruasi padahal sudah berusia lebih dari 15 tahun.

Penyebab Amenore

Amenore dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Penyebab Alami

Beberapa penyebab amenore yang dianggap alami dan merupakan hal wajar meliputi:

  • Kehamilan
  • Menyusui
  • Menopause
  • Penggunaan kontrasepsi

Kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan kondisi ini. Pada penggunaan KB hormonal (pil, suntik, atau susuk/implan), menstruasi bahkan baru muncul dan teratur beberapa waktu setelah penggunaan dihentikan.

2. Efek Samping Obat

Kondisi ini juga sering disebabkan oleh penggunaan obat tertentu. Berikut adalah beberapa jenis obat yang dapat memengaruhi siklus menstruasi:

  • Antipsikotik
  • Kemoterapi
  • Antidepresan
  • Obat tekanan darah
  • Obat alergi
  • Faktor gaya hidup

3. Faktor Gaya Hidup

Beberapa faktor gaya hidup juga bisa menjadi penyebab gangguan menstruasi seperti amenore. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Berat badan terlalu rendah
  • Obesitas
  • Gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia
  • Olahraga berlebihan
  • Stres

4. Ketidakseimbangan Hormon

Ketidakseimbangan hormon dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis seperti:

  • Sindrom ovarium polikistik
  • Gangguan kelenjar tiroid, hipotiroidisme, atau hipertiroidisme
  • Tumor hipofisis
  • Menopause dini

5. Masalah Struktural

Masalah struktural pada organ tertentu juga dapat menyebabkan amenore. Kondisi yang dimaksud adalah seperti:

  • Jaringan parut pada uterus
  • Kelainan struktur vagina
  • Kekurangan organ reproduksi sehingga sistem reproduksi tidak berkembang normal

Faktor Risiko Amenore

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini:

  • Riwayat keluarga
  • Gangguan makan
  • Pelatihan atletik berlebihan
  • Obesitas atau terlalu kurus

Diagnosis Amenore

Pertama-tama dokter akan melakukan wawancara untuk bertanya tentang gejala yang Anda alami. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan fisik yang mungkin nantinya akan dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Berikut adalah berbagai pemeriksaan yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis amenore:

1. Tes Laboratorium

Jenis tes laboratorium yang mungkin dilakukan adalah seperti:

  • Tes kehamilan. Tes ini dilakukan untuk menyingkirkan atau memastikan kehamilan.
  • Tes fungsi ovarium. Dilakukan dengan cara mengukur follicle-stimulating hormone (FSH) untuk memastikan apakah ovarium berfungsi dengan baik.
  • Tes fungsi tiroid. Dilakukan dengan cara mengukur thyroid-stimulating hormone (TSH) untuk memastikan apakah tiroid berfungsi dengan baik.
  • Tes prolaktin. Hormon prolaktin rendah dapat mengindikasikan tumor kelenjar hipofisis.
  • Tes hormon pria. Pemeriksaan ini akan disarankan jika Anda mengalami gejala lain seperti peningkatan rambut pada wajah dan perubahan suara.

2. Tes Pencitraan

Berdasarkan hasil tes darah yang dilakukan, dokter mungkin akan menyarankan untuk menjalani tes pencitraan. Jenis tes yang dilakukan akan disesuaikan dengan hasil tes darah. Berikut adalah beberapa tes pencitraan yang umum dilakukan:

  • Ultrasonografi
  • CT scan
  • MRI

3. Hormonal Challenge Test

Tes ini dilakukan dengan cara Anda harus minum obat hormonal selama 7-10 hari untuk memicu pendarahan menstruasi. Hasil tes ini akan menunjukkan apakah amenore disebabkan karena Anda kekurangan estrogen.

4. Scope Test

Apabila pemeriksaan lain tidak menunjukkan hasil yang spesifik, dokter mungkin akan merekomendasikan histeroskopi. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan alat tes yang dilengkapi kamera kecil yang dimasukkan melalui vagina dan leher rahim untuk melihat bagian dalam rahim.

Jenis Amenore

Secara umum kondisi ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Amenore Primer

Amenore primer biasanya merupakan hasil dari suatu kondisi genetik atau anatomi pada wanita muda yang tidak pernah mendapatkan periode menstruasi sama sekali (meskipun sudah berusia 16 tahun) dan tidak hamil. Mereka yang mengalami kondisi ini, organ internal reproduksinya tidak terbentuk dengan normal.

Kelainan anatomis berupa selaput dara yang tidak memiliki lubang sama sekali (hymen imperforata) bisa menyebabkan seolah-olah belum pernah mengalami menstruasi karena darah haid tidak dapat keluar dari vagina

Penyakit kelenjar hipofisis (pituitari) dan hipotalamus (wilayah otak yang penting untuk kontrol produksi hormon) juga dapat menyebabkan amenore primer karena daerah ini memainkan peran penting dalam regulasi hormon indung telur.

Kondisi lain yang mungkin penyebab amenore primer adalah ketidakpekaan androgen (di mana individu memiliki kromosom XY yang secara genetik laki-laki tetapi tidak menunjukkan karakteristik fisik laki-laki karena kurangnya respons terhadap testosteron), hiperplasia adrenal kongenital, dan polycystic ovary syndrome (PCOS).

2. Amenore Sekunder

Amenore sekunder adalah kondisi di mana penderita sebelumnya pernah menstruasi secara normal, kemudian siklusnya terhenti. Kehamilan adalah penyebab utama dari jenis ini.

Sementara itu, amenore yang disebabkan karena masalah di hipotalamus, menyebabkan gangguan pada pengaturan hormon yang nantinya memengaruhi kelenjar pituitari, yang selanjutnya mengirimkan sinyal ke indung telur untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron sehingga seorang wanita mendapatkan menstruasi.

Sejumlah kondisi dapat memengaruhi hipotalamus di antaranya:

  • Penurunan berat badan yang ekstrem
  • Stres emosional atau fisik
  • Latihan yang ketat
  • Penyakit kronis.

Obesitas juga bisa menyebabkan amenore karena jaringan lemak dapat menghasilkan estrogen yang menghambat siklus menstruasi yang diatur oleh kelenjar hipofisis.

Pengobatan Amenore

Cara mengatasi amenore yang dilaksanakan tergantung pada penyebab kondisi ini. Beberapa metode pengobatan yang disarankan oleh dokter sesuai dengan penyebab kondisi ini, misalnya:

  • Amenore yang disebabkan oleh faktor gaya hidup bisa ditangani dengan menjaga berat badan tetap ideal, mengontrol stres, dan menetapkan jadwal olahraga yang tepat dan teratur.
  • Terapi sulih hormon estrogen (estrogen replacement therapy/ ERT) yang membantu menstabilkan hormon untuk memicu siklus haid, pada kondisi insufisiensi ovarium primer. ERT akan menggantikan estrogen yang tidak dihasilkan oleh ovarium untuk mengatur siklus menstruasi secara normal. Dokter juga akan memberikan progestin atau progesteron untuk mengurangi risiko kanker rahim.
  • Pengobatan pada wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), penanganan akan berfokus untuk mengurangi kadar hormon androgen.
  • Pemakaian pil kontrasepsi atau obat-obatan hormon yang memicu terjadinya siklus haid.

Komplikasi Amenore

Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa memicu kondisi lain yang lebih berbahaya. Infertilitas (kemandulan) adalah salah satu komplikasi yang mungkin terjadi. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan osteopenia (penurunan kepadatan tulang) atau osteoporosis, di mana hal ini terjadi akibat kadar estrogen yang rendah dan menjadi penyebab amenore yang berkepanjangan.

 

  1. Anonim. 2019. Amenorrhea. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/amenorrhea/symptoms-causes/syc-20369299. (Diakses 8 Juni 2020).
  2. Brazier, Yvette. 2018. What is amenorrhea?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/215776. (Diakses 8 Juni 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi