Terbit: 10 May 2019 | Diperbarui: 27 April 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Ataroc obat apa? Ataroc adalah obat dengan kandungan Procaterol HCl yang termasuk ke dalam golongan obat Agonis adrenoseptor beta-2 kerja panjang. Obat ini digunakan untuk mengatasi kesulitan bernapas akibat gangguan paru-paru tertentu.

Ataroc: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Ketahui selengkapnya tentang Ataroc mulai dari manfaat, efek samping, dosis, petunjuk penggunaan, dan lainnya melalui artikel ini!

Rangkuman Informasi Obat Ataroc

Nama Obat Ataroc
Kandungan Obat Procaterol hydrochloride (HCl)
Kelas Obat Anti asma dan PPOK
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Dispnea akibat asma bronkial, bronkitis, emfisema paru
Kontraindikasi Hipersensitif
Sediaan Obat Tablet, sirup

Kandungan Ataroc

Ataroc memiliki kandungan Procaterol HCl yang termasuk ke dalam Agonis adrenoseptor beta-2 kerja panjang. Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi reseptor beta-2 yang ada di paru-paru. Kemudian akan terjadi bronkodilatasi di mana jaringan otot polos bronkial mengalami relaksasi.

Melemasnya otot-otot polos bronkial ini akan memudahkan oksigen untuk masuk ke paru-paru sehingga sesak napas atau kesulitan bernapas dapat teratasi.

Manfaat Ataroc

Secara umum, manfaat obat Ataroc tablet dan Ataroc syrup adalah untuk mengatasi sesak napas. Kondisi ini adalah salah satu gejala dari berbagai jenis gangguan paru-paru dan disebut dengan dispnea. Kondisi dispnea yang dapat diatasi oleh Ataroc adalah yang umumnya disebabkan oleh:

  • Asma bronkial
  • Bronkitis kronis
  • Bronkitis akut
  • Emfisema paru-paru

Dosis Ataroc

Ataroc hadir dalam sediaan Ataroc tablet dan Ataroc syrup. Ataroc tablet setiap tablet terbagi menjadi dua sediaan yaitu Ataroc 25 mcg dengan kandungan 25 mcg Procaterol HCl setiap tabletnya dan Ataroc 50 mcg dengan kandungan 50 mcg Procaterol HCl setiap tabletnya. Sedangkan untuk Ataroc syrup, setiap sendok takarnya (5 ml) memiliki kandungan 25 mcg Procaterol.

Dosis Ataroc yang lazim diberikan berdasarkan sediaannya adalah sebagai berikut ini!

1. Dosis Ataroc tablet

Dosis Ataroc tablet yang disarankan adalah sebagai berikut ini:

  • Anak usia di bawah 6 tahun: 0,2-0,25 mg/kg berat badan atau 11,25 mcg, diberikan dua kali per hari. Pilih dosis yang lebih kecil.
  • Anak usia di atas 6 tahun: 25 mcg, diberikan dua kali per hari.
  • Dewasa: 50 mcg, diberikan dua kali per hari.

2. 4Dosis Ataroc syrup

Dosis Ataroc syrup yang disarankan adalah sebagai berikut ini:

  • Anak usia di bawah 6 tahun: ½ sendok takar, diberikan 2 kali per hari.
  • Anak usia di atas 6 tahun: ½ sendok takar, diberikan 2 kali per hari.
  • Dewasa: 2 sendok takar, diberikan 2 kali per hari.

Dosis dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Gunakan Ataroc sesuai dengan petunjuk dokter dan jangan pernah mengganti dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter maupun apoteker.

Petunjuk Penggunaan Ataroc

Penggunaan obat Ataroc sebaiknya digunakan sesuai dengan aturannya. Berikut adalah petunjuk penggunaan Ataroc:

  • Ataroc dapat digunakan bersama atau tidak bersama dengan makanan, namun lebih disarankan untuk dikonsumsi setelah makan untuk mencegah masalah pada pencernaan.
  • Ataroc tablet dan syrup dikonsumsi dengan cara langsung ditelan bersama air.
  • Gunakan obat Ataroc sesuai dengan dosis yang disarankan.
  • Jika tidak sengaja menggunakan obat ini melebihi dosis yang disarankan, segera konsultasikan dengan dokter.

Petunjuk Penyimpanan Ataroc

Simpan obat Ataroc seusia dengan petunjuk penyimpanannya untuk mencegah obat rusak dan efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanan Ataroc yang harus diperhatikan:

  • Simpan obat Ataroc pada suhu di bawah 30°C.
  • Simpan obat Ataroc di tempat kering dan tidak lembap, jangan simpan di kamar mandi.
  • Hindari obat Ataroc dari cahaya atau sinar matahari langsung.
  • Hindari obat Ataroc dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Jika obat sudah memasuki masa expired, jangan buang obat sembarangan, diskusikan dengan apoteker tentang petunjuk pembuangan obat ini.

Efek Samping Ataroc

Setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan Ataroc. Efek samping Ataroc yang mungkin terjadi adalah seperti:

  • Palpitasi
  • Mual
  • Muntah
  • Ruam kulit
  • Sakit kepala
  • Tremor
  • Takikardia

Efek samping di atas tidak selalu terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari setiap pasien yang tentunya berbeda-beda.

Jika Anda merasakan gejala efek samping serius atau reaksi alergi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan hentikan penggunaan obat.

Interaksi Obat Ataroc

Interaksi obat dapat terjadi ketika Ataroc digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

  • Betametason
  • Diprofilin
  • Epinefrin
  • Furosemid
  • Hidrokortison Na suksinat
  • Isoproterenol
  • Prednisolon
  • Teofilin

Daftar di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu termasuk obat resep, non-resep, hingga obat herbal.

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari. Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Ataroc untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Ataroc

Obat Ataroc termasuk ke dalam kategori obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan vitamin Ataroc:

  • Jangan gunakan obat Ataroc pada pasien yang hipersensitif terhadap Procaterol HCl dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini. Hati-hati jika pasien memiliki riwayat alergi terhadap Agonis adrenoseptor beta-2 lainnya.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien yang memiliki kondisi seperti hipertiroidisme, hipertensi, diabetes melitus, lanjut usia, atau memiliki gangguan jantung.
  • Penggunaan pada ibu hamil, menyusui, dan wanita yang sedang merencanakan kehamilan tidak disarankan, kecuali berdasarkan saran medis dari dokter.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi