Terbit: 27 September 2018
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Alganax obat apa? Alganax adalah merek obat dengan kanduungan Alprazolam yang merupakan obat penenang. Alprazolam masuk ke dalam golongan obat Benzodiazepin yang biasa digunakan untuk menekan dan mengatasi gejala seperti panik, cemas berlebihan, hingga kejang otot. Namun penggunaannya hanya pada pengobatan jangka pendek saja.

Alganax: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Cara kerja obat ini adalah dengan cara meningkatkan aktivitas neurotransmiter GABA (Gamma Amino Butyric Acid) yang merupakan neurotransmiter dan hormon yang ada di dalam otak. GABA bertugas untuk menghambat reaksi neurologis yang tidak menguntungkan dalam otak.

Manfaat Alganax

Melihat dari cara kerja kandungan obat yang ada di dalamnya, manfaat Alganax antara lain adalah untuk mengatasi beberapa kondisi seperti berikut ini:

  • Gangguan kecemasan
  • Generalized anxiety disorder
  • Social anxiety disorder
  • Gangguan panik (pengobatan jangka pendek)
  • Mual akibat kemoterapi
  • PMS
  • Gangguan tidur atau insomnia
  • Depresi

Meskipun Anda merasa mengalami salah satu ganggua di atas, jangan mencoba konsumsi obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter sebelumnya.

Dosis Alganax

Alaganax hadir dalam sediaan tablet yang setiap tabletnya mengandung Alprazolam sebanyak 0.25 mg, 0.5 mg, atau 1 mg. Karena merupakan obat keras, sehingga penggunaan Alganax harusnya melalu resep dokter. Pemberian dosis disesuaikan dengan kondisi pasien. Berikut adalah dosis Alganax yang disarankan:

  • Gangguan kecemasan: dimulai dengan dosis 0.75-1.5 mg, diberikan sebanyak 2 atau 3 kali per hari.
  • Gangguan Panik: 0.5-1 mg, diberikan sebanyak 3 kali sehari.

Dosis di atas merupakan dosis yang diberikan untuk orang dewasa. Dosis harian untuk obat ini sebaiknya tidak melebihi 4 mg per hari. Pada lansia umumnya dosis diberikan lebih rendah yaitu sekitar 0.5-0.75 mg per hari dan dosisnya dibagi untuk 2 atau 3 kali pemberian. Sebaiknya jangan menambahkan atau mengurangi dosis Alganax tanpa berkonsultasi dengan dokter untuk mengindari timbulnya efek samping yang tidak diinginkan.

Efek Samping Alganax

Seperti obat-obatan pada umumnya, Alganax berpotensi menimbulakn efek samping tertentu. Berikut adalah beberapa efek samping yang sering muncul dari penggunaan obat ini:

  • Menimbulkan kantuk
  • Pusing
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah
  • Perubahan suasana hati
  • Meningkatnya gairah seksual
  • Gangguan ingatan
  • Kesulitan bicara

Selain efek samping di atas, terdapat juga efek samping jangka panjang yang mungkin terjadi seperti toleransi obat dan ketergantungan. Jika merasakan salah satu efek samping yang sudah disebutkan atau pun efek samping lainnya, segera hentikan penggunaan obat ini dan konsultasikan kembali dengan dokter.

Interaksi Obat

Interaksi obat mungkin terjadi ketika Alganax digunakan bersamaan dengan obat-obatan lainnya. Interaksi obat dapat menyebabkan kinerja obat menurun dan meningkatkan kemungkinan timbulnya efek samping. Berikut adalah beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Alganax:

  • Imipramin dan Desipramin
  • Enzim inhibotor CYP3A4 (Simetidin, Eritrosidin, Itrakonazol, Ketokonazol, Nefazodon, Ritonavir, Fluvoksamin, Nurfluoksetin, dan Propoksipen
  • Obat kontrasepsi oral
  • Hypericum (tanaman herbal)

Daftar di atas bukan merupakan daftar lengkap, sehingga jangan lupa untuk selalu berdiskusi dengan dokter tentang kondisi kesehatan Anda dan pengobatan lain yang sedang Anda jalani untuk mencegah interaksi obat. Selain interaksi obat di atas, konsumsi obat ini bersama dengan lakohol juga bisa memberikan efek sperti sedasi berat, keracunan, hingga perubahan perilaku.

Perhatian dan Peringatan

Demi kemanaan dalam penggunaan obat ini, berikut adalah hal-hal yang harus menjadi perhatian dan peringatan bagi Anda:

  • Jangan gunakan obat ini pada pasen yang hipersensitif pada obat Alprazolam dan obat-obatan Benzodiazepin lainnya.
  • Jangan gunakan obat ini pada pasien dengan kondisi seperti memiliki gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, glaukoma sudut tertutup, sleep apnea, psikotik kronik, fobia dan obsesi, serta Myasthenia gravis.
  • Obat ini masuk kategori D untuk wanita hamil yang artinya tidak boleh digunakan kecuali dalam keadaan mengancam jiwa. Penggunaan obat ini pada anak-anak dan ibu menyusui juga tidak disarankan, kecuali berdasarkan pertimbangan medis dari dokter.
  • Obat ini menimbulkan efek sedatif dan kantuk sehingga tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat yang memiliki efek serupa. Hindari juga melakukan kegiatan seperti berkendara setelah konsumsi obat ini.
  • Jangan menghentikan penggunaan obat ini tanpa konsultasi dengan dokter karena bisa memicu timbulnya reaksi putus obat seperti gelisah, depresi, insomnia, gangguan penglihatan, kejang, keringat berlebih, hingga keinginan untuk bunuh diri.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi