Terbit: 20 December 2024
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Obat tidur adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan tidur (insomnia). Obat ini memiliki berbagai macam jenis yang bisa Anda konsumsi. Selengkapnya simak informasinya dalam ulasan di bawah ini.

7 Jenis Obat Tidur serta Efek Samping dan Cara Menggunakannya

Apa Itu Obat Tidur?

Obat tidur adalah jenis obat-obatan yang berfungsi untuk mengatasi gangguan tidur seperti insomnia. Obat ini membantu menghasilkan rasa kantuk, membuat waktu tidur menjadi lebih lama, dan memberikan efek menenangkan (sedatif). 

Obat tidur merupakan alternatif yang bisa ditempuh apabila gangguan tidur sudah sangat parah dan tidak bisa diatasi hanya dengan mengubah gaya hidup.

Obat ini tergolong ke dalam obat resep sehingga penggunaannya tidak bisa sembarangan dan harus berdasarkan pengawasan dokter. Pasalnya, mengonsumsi obat tidur secara sembarangan dapat menimbulkan sejumlah efek samping mulai dari ketergantungan hingga yang paling parah adalah gangguan daya ingat!

Macam Macam Jenis Obat Tidur untuk Insomnia

Apabila dianjurkan untuk mengonsumsi obat tidur agar bisa terlelap sebagaimana mestinya, maka ketahui terlebih dahulu jenis obat tidur yang umum diresepkan oleh dokter bagi para penderita insomnia.

Obat tidur terbagi menjadi dua, yakni golongan benzodiazepine dan nonbenzodiazepine. Keduanya memiliki mekanisme kerja merelaksasi sistem saraf. Namun bedanya obat dari golongan non- benzodiazepine terbilang lebih aman ketimbang benzodiazepine.

Berikut ini adalah jenis obat tidur yang perlu Anda ketahui:

1. Hipnotik

Obat hipnotik adalah jenis obat tidur yang umum diresepkan oleh dokter pada penderita gangguan tidur

Jenis obat tidur ini memiliki fungsi membantu penderita insomnia untuk lebih mudah terlelap sekaligus mempertahankan tidur sehingga bebas dari terbangun di sela-sela waktu tidur. Selain itu, obat ini juga berfungsi untuk mengatasi sejumlah masalah yang terjadi selama tidur, seperti restless leg syndrome (RLS).

Varian obat tidur hipnotik ada banyak, yang umum diberikan antara lain:

  • Zolpidem
  • Zaleplon
  • Eszopiclone
  • Ramelteon

Sementara dalam kasus insomnia yang sudah parah, obat tidur hipnotik yang diberikan umumnya berasal dari golongan benzodiazepine, seperti:

  • Alprazolam
  • Diazepam
  • Lorazepam

Obat tidur hipnotik digunakan hanya apabila insomnia yang dialami penderita sudah mencapai tahap kronis dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Penggunaannya juga harus benar-benar diawasi dokter karena salah sedikit saja efek sampingnya tergolong serius.

2. Melatonin

Melatonin adalah senyawa yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Fungsi melatonin adalah sebagai penanda waktu tidur. Malam hari adalah waktu di mana tubuh memproduksi banyak melatonin. Itu sebabnya mengapa kita akan mengantuk di malam hari.

Pada beberapa orang, produksi melatonin tidak berjalan sebagaimana mestinya terutama di malam hari. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya mulai dari gaya hidup hingga usia. Semakin bertambahnya usia produksi melatonin akan semakin menurun.

Akibat produksi melatonin terganggu, siklus tidur pun ikut terganggu. Oleh sebab itu, sejumlah produsen obat-obatan meramu obat tidur dengan kandungan melatonin di dalamnya. Menurut penelitian yang dirilis oleh Journal of Sleep Medicine Reviews, obat tidur berbahan melatonin efektif untuk mempercepat waktu seseorang dari bangun hingga tertidur.

Penggunaan obat ini dianjurkan sesaat sebelum tidur malam. Mengingat efektivitas obat tidur melatonin masih memerlukan penelitian lebih lanjut, maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter apabila ingin menggunakannya.

3. Antihistamin Sedatif

Antihistamin sedatif (antihistamin generasi pertama) adalah obat anti-alergi yang juga dapat digunakan sebagai obat tidur. Hal ini dikarenakan obat antihistamin sedatif memiliki efek samping rasa kantuk. Tak hanya itu, jenis obat tidur ini bisa meredakan rasa cemas.

Beberapa contoh obat antihistamin sedatif adalah:

  • Cyclizine
  • Diphenhydramine
  • Doxylamine

Dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk mengonsumsi jenis obat tidur ini. Namun penggunaannya hanya untuk jangka pendek.

4. Obat Anti-Parkinson

Obat anti-parkinson ini dapat digunakan untuk mengobati sindrom kaki gelisah dan gangguan gerakan anggota tubuh berkala (juga disebut sindrom mioklonus nokturnal). Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur.

Obat anti-histamin termasuk gabapentin enacarbil (Horizant), pramipexole (Mirapex), ropinirole (Requip), dan rotigotine (Neupro).

5. Antikonvulsan

Jenis obat tidur ini dapat digunakan untuk mengobati Night Eating Syndrome (sindrom makan malam), sindrom kaki gelisah, gangguan gerakan anggota tubuh berkala, dan insomnia yang berhubungan dengan gangguan bipolar.

Antikonvulsan, seperti carbamazepine (Carbatrol, Epitol, Tegretol), gabapentin (Neurontin), gabapentin enacarbil (Horizant), pregabalin (Lyrica), dan valproate (Depakene, Depakote, Depakon). 

6. Antinarkoleptik

Antinarkoleptik, seperti methylphenidate (Ritalin) and modafinil (Provigil), dapat digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan di siang hari untuk mereka yang bekerja shift atau menderita narkolepsi atau sleep apnea

Pitolisant (Wakix) dan sodium oxybate (Xyrem, Xywav) adalah obat lain yang dapat membantu mengendalikan rasa kantuk berlebihan di siang hari dan hilangnya kendali otot pada penderita narkolepsi.

7. Akar Valerian

Selain obat-obatan kimia, beberapa bahan alami juga dipercaya efektif membantu mengatasi gangguan tidur.

Salah satu contoh obat tidur alami adalah akar tanaman valerian. Ini merupakan tanaman herbal yang memang sudah sejak dahulu dipercaya oleh masyarakat Romawi dan Yunani untuk  menyembuhkan berbagai jenis masalah kesehatan, tak terkecuali insomnia. Kini tanaman tersebut kerap dijadikan komposisi obat tidur herbal.

Kandungan zat yang ada dalam akar valerian diklaim mampu membantu meningkatkan kualitas tidur, mengatasi rasa cemas, dan merelaksasi tubuh secara keseluruhan.

Khasiat tersebut telah didukung oleh sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2010. Hasilnya penelitian ini menyebutkan bahwa akar valerian mampu meningkatkan kualitas tidur para penderita insomnia. Sayangnya, belum banyak penelitian yang dapat membuktikan manfaat akar valerian sebagai obat tidur. Maka perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menguatkan dugaan khasiatnya.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Obat Tidur yang Wajib Anda Ketahui

Efek Samping Obat Tidur

Seperti jenis obat-obatan lainnya, mengonsumsi obat tidur juga dapat menimbulkan efek samping. Obat tidur dapat menimbulkan efek samping yang cukup mengganggu, terutama apabila obat tersebut tidak dikonsumsi dengan benar.

Berikut ini sejumlah efek samping obat tidur yang harus Anda perhatikan, antara lain:

  • Rasa lelah
  • Sakit kepala
  • Pusing kepala
  • Tenggorokan kering
  • Linglung
  • Gatal-gatal
  • Mual
  • Sakit perut
  • Gangguan keseimbangan tubuh
  • Gangguan daya ingat
  • Gangguan irama jantung
  • Reaksi alergi

Efek samping obat tidur juga dapat menyebabkan parasomnia, yaitu ketika seseorang melakukan aktivitas dalam keadaan tidak sadar karena tertidur. Kondisi ini tergolong berbahaya sehingga penggunaannya harus mendapatkan pengawasan.

Dalam kasus yang lebih parah, obat tidur menimbulkan efek samping berikut:

  • Rasa cemas
  • Hilang fokus
  • Rasa kantuk sepanjang hari

Baca Juga: Bolehkah Mengonsumsi Obat Tidur saat Hamil? Cek Penjelasannya

Cara Menggunakan Obat Tidur yang Benar

Selain efek samping yang telah dijelaskan sebelumnya, obat tidur dapat menimbulkan ketergantungan. Jika sudah begitu, maka seseorang tidak akan bisa tertidur pulas tanpa mengonsumsi obat tidur.

Guna mencegah ketergantungan obat tidur, berikut adalah cara menggunakan obat tidur yang benar:

  • Gunakan obat tidur sesuai dengan dosis yang telah diresepkan oleh dokter.
  • Konsumsi obat tidur maksimal 15 menit sebelum tidur malam.
  • Jangan mengonsumsi obat tidur apabila sebelumnya minum alkohol.
  • Hentikan segala bentuk aktivitas setelah mengonsumsi obat tidur.
  • Apabila merasakan gejala efek samping seperti yang sudah disebutkan di atas, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Nah, itu dia informasi mengenai macam-macam jenis obat tidur beserta efek samping dan cara menggunakannya dengan benar. Perlu digarisbawahi, obat tidur adalah solusi terakhir untuk mengatasi gangguan tidur. Jadi sebaiknya lakukan cara mengatasi gangguan tidur lainnya terlebih dahulu sebelum memutuskan menggunakan obat tidur. Jika ingin mengonsumsinya, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. Sleeping Pills. https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/15308-sleeping-pills (Diakses pada 8 Oktober 2019)
  2. Anonim. Prescription Sleeping Pills: What’s Right for You? https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/insomnia/in-depth/sleeping-pills/art-20043959 (Diakses pada 8 Oktober 2019)
  3. Barrell, A. 2019. What are the Best Sleeping Pills? https://www.medicalnewstoday.com/articles/323775.php (Diakses pada 8 Oktober 2019)
  4. San Martin, F et al. 2010. Effectiveness of Valerian on Insomnia: A Meta-Analysis of Randomized Placebo-Controlled Trials. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20347389 (Diakses pada 8 Oktober 2019)
  5. WebMD. Drugs to Treat Insomnia. https://www.webmd.com/sleep-disorders/insomnia-medications  (Diakses pada 1 Juli 2024)


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi