Terbit: 3 October 2024 | Diperbarui: 4 October 2024
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Imunosupresan adalah obat untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari fungsi obat, dosis, efek samping, dan lainnya di bawah ini. 

Imunosupresan: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Rangkuman Informasi Obat Imunosupresan

Berikut ini adalah rangkuman informasi umum tentang imunosupresan:

Nama Obat Imunosupresan
Kandungan Obat Imunosupresan
Kelas Obat
  • Kortikosteroid
  • Penghambat janus kinase
  • Penghambat calcineurin
  • Penghambat mTOR
  • Penghambat IMDH
Kategori Obat Obat resep
Manfaat Obat Mengatasi penyakit autoimun dan transplantasi organ
Kontraindikasi Obat
  • Alergi obat tertentu
  • Penyakit ginjal atau hati
  • Riwayat cacar air atau herpes zoster
  • Kehamilan dan menyusui
Sediaan Obat
  • Tablet
  • Kapsul
  • Cairan
  • Injeksi

Apa Itu Imunosupresan?

Imunosupresan adalah golongan obat yang dapat menekan atau mengurangi kekuatan sistem kekebalan tubuh. Obat ini biasanya diberikan kepada pasien yang akan menerima transplantasi organ.

Beberapa golongan obat yang juga disebut obat antipenolakan ini digunakan untuk mengurangi kemungkinan tubuh menolak organ yang ditransplantasikan seperti hati, jantung, atau ginjal.

Golongan imunosupresan lainnya sering kali digunakan untuk mengobati penyakit autoimun seperti lupus, psoriasis, dan rheumatoid arthritis.

Obat Imunosupresan dapat diresepkan bergantung pada kondisi pasien, yakni apakah menjalani transplantasi organ, mengalami gangguan autoimun, atau kondisi lainnya. Biasanya obat yang diresepkan lebih dari satu jenis.

Berikut ini beberapa jenis obat imunosupresan:

  • Biologis: Abatacept, adalimumab, anakinra, certolizumab, etanercept, golimumab, infliximab, dan lainnya.
  • Kortikosteroid: Prednison, budesonide, dan prednisolon.
  • Penghambat janus kinase: Tofacitinib.
  • Penghambat calcineurin: Siklosporin, tacrolimus.
  • Penghambat mammalia target of rapamycin (mTOR): Sirolimus dan everolimus.
  • Penghambat inosine monophosphate dehydrogenase (IMDH): Azathioprine, dan leflunomide, dan mycophenolate.
  • Antibodi monoklonal: Basiliximab dan daclizumab.

Fungsi Imunosupresan

Fungsi dari obat Imunosupresan secara umum adalah untuk menemukan rencana pengobatan yang akan menekan sistem kekebalan tubuh dengan efek samping yang paling sedikit dan tidak berbahaya. 

Berikut ini beberapa fungsi obat imunosupresan:

1. Kondisi Autoimun

Obat ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit autoimun. Autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri.

Pada kondisi autoimun, obat ini bekerja dengan  melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu mengurangi dampak penyakit autoimun pada tubuh.

Sejumlah penyakit autoimun yang diobati dengan imunosupresan, di antaranya:

  • Rheumatoid arthritis
  • Psoriasis
  • Lupus
  • Penyakit Crohn
  • Sklerosis ganda
  • Alopecia areata

2. Transplantasi Organ

Obat ini biasanya diberikan pada pada pasien yang menerima transplantasi organ. Alasannya karena sistem kekebalan tubuh menganggap organ yang ditransplantasikan sebagai benda asing. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh menyerang organ asing tersebut. Hal ini menyebabkan kerusakan parah dan membutuhkan pengangkatan organ.

Obat ini berfungsi melemahkan sistem imun untuk mengurangi reaksi tubuh terhadap organ asing. Obat-obatan memungkinkan organ yang ditransplantasikan akan tetap sehat dan mencegah kerusakan.

Dosis Penggunaan Obat Imunosupresan

Obat Imunosupresan tersedia dalam sediaan oral (tablet, kapsul) dan injeksi (cairan suntik). Berikut ini adalah dosis obat Imunosupresan berdasarkan jenisnya: 

1. Azathioprine

Azathioprine dapat digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan sebagai obat antipenolakan bagi orang-orang yang pernah menjalani transplantasi ginjal. Dalam miositis, biasanya diminum dan paling baik dikonsumsi dengan makanan untuk menghindari sakit perut.

  • Dewasa: Dosis awal 50 mg, 2 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan 50 mg setiap 2-4 minggu. Maksimal pengobatan dilakukan selama 6 bulan atau hingga gejala membaik. 

2. Tacrolimus

Tacrolimus adalah obat yang juga dikembangkan sebagai obat antipenolakan untuk transplantasi organ. Obat bekerja dengan cara menghambat produksi interleukin-2 (IL-2), molekul yang mendorong perkembangan dan proliferasi sel T dalam sistem kekebalan tubuh.

Obat ini digunakan sebagai pengobatan lini kedua pada miositis, terutama untuk pasien yang memiliki penyakit paru-paru interstitial.

  • Dewasa: Dosis awal 1 mg, 2 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan perlahan hingga kadar darah yang optimal tercapai. 

3.  Mycophenolate Mofetil

Obat ini digunakan untuk mencegah penolakan pada pasien transplantasi organ dan untuk mengobati penyakit autoimun lainnya.

  • Dewasa: 250-500 mg, 2 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap menjadi 2000-3000 mg per hari. Penderita masalah ginjal sebaiknya menggunakan dosis yang lebih rendah. 

Dosis merupakan dosis yang lazim diberikan oleh dokter. Dokter mungkin akan merubah kadar dosis sesuai dengan kondisi dan masalah kesehatan yang Anda alami. 

Cara Menggunakan Obat Imunosupresan

Berikut ini adalah petunjuk atau cara menggunakan obat Imunosupresan yang perlu diketahui:

  • Pastikan Anda menggunakan obat ini setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter yang menangani Anda.
  • Pastikan obat dalam keadaan baik, kemasan maupun fisik obat itu sendiri.
  • Bila obat dalam sediaan oral (tablet, kaplet, atau kapsul) telan obat secara utuh dengan bantuan segelas air. Jangan membelah, membuka, menghancurkan, atau mengunyah obat. 
  • Gunakan obat ini secara teratur, yakni di waktu yang sama setiap harinya. Apabila lupa menggunakan obat pada waktu yang sudah ditentukan, segera gunakan obat ketika ingat.
  • Jika tidak sengaja melewatkan satu dosis, hubungi dokter.
  • Jangan berhenti minum atau mengubah dosis obat apa pun tanpa sepengetahuan dan persetujuan dokter.
  • Selama perawatan menggunakan obat ini. Anda akan disarankan untuk menjalankan tes darah secara teratur.
  • Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak. 

Peringatan Sebelum Menggunakan Obat

Sebelum menggunakan Imunosupresan ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan, di antaranya: 

  • Konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki riwayat alergi obat tertentu, atau jenis obat imunosupresan lainnya. 
  • Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat penyakit ginjal, atau penyakit liver. 
  • Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang menderita TBC, hepatitis, atau herpes.
  • Diskusikan dengan dokter bila Anda memiliki riwayat pembekuan darah, gangguan sistem kekebalan tubuh, atau HIV/AIDS
  • Beri tahu dokter bila Anda memiliki penyakit autoimun. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis sesuai dengan kondisi pasien merespon obat. 
  • Informasikan ke dokter bila selama menjalani pengobatan dengan obat Imunosupresan, Anda berencana melakukan vaksinasi. 
  • Bicarakan dengan dokter bila Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.

Keamanan Obat untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Beberapa obat Imunosupresan dapat menyebabkan cacat lahir, sementara yang lainnya membawa risiko ringan selama kehamilan dan menyusui. 

Bagaimanapun, jika Anda berencana untuk hamil, bicarakan dengan dokter Anda sebelum minum obat Imunosupresan. Dokter Anda dapat memberi tahu Anda tentang risiko obat spesifik yang mungkin Anda pakai.

Interaksi Obat Imunosupresan

Sebelum menggunakan obat ini, pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang sedang atau belakangan Anda konsumsi. 

Dokter dapat memberi tahu Anda tentang kemungkinan interaksi obat yang mungkin disebabkan oleh imunosupresan yang sedang digunakan. Seperti efek samping yang ditimbulkan, risiko interaksi obat bergantung pada obat spesifik yang Anda gunakan.

Efek Samping Imunosupresan

Efek samping golongan obat ini sangat bervariasi tergantung jenis obat yang digunakan.

Namun, semua golongan obat ini memiliki risiko infeksi yang serius. Ketika obat ini melemahkan sistem imun, tubuh menjadi kurang tahan terhadap infeksi. Ini berarti obat akan membuat tubuh lebih mungkin terkena infeksi. Hal ini juga berarti bahwa infeksi apa pun yang diderita akan lebih sulit diobati.

Sebaiknya segera hubungi dokter jika mengalami salah satu gejala infeksi berikut:

  • Demam atau menggigil.
  • Nyeri di sebagian punggung bawah.
  • Susah buang air kecil.
  • Sering buang air kecil.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Kelelahan atau lemah yang tidak biasa.

 

Itulah penjelasan lengkap tentang apa itu imunosupresan. Informasi tentang fungsi obat sampai dosis tidak dapat menggantikan konsultasi langsung dengan dokter. Semoga bermanfaat. 

 

  1. Anonim. What are immunosuppressants?. https://www.kidney.org/atoz/content/immuno. (Diakses pada 25 Januari 2024)
  2. Anonim. Immunosuppressants. https://sclerodermanews.com/immunosuppressants/. (Diakses pada 25 Januari 2024). 
  3. Anonim. Immunosuppressant Medications. https://columbiasurgery.org/kidney-transplant/immunosuppressant-medications. (Diakses pada 25 Januari 2024)
  4. Anonim. Immunosuppressants. https://www.myositis.org/about-myositis/treatment-disease-management/medications/immunosuppressants/. (Diakses pada 25 Januari 2024)
  5. Giorgi, Anna. 2023. About Immunosuppressant Drugs. https://www.healthline.com/health/immunosuppressant-drugs. (Diakses pada 25 Januari 2024).
  6. Seoyong C Kim, Diaz Sonia Hernandez. 2014. Safety of Immunosuppressive Drugs in Pregnant Women with Systemic Inflammatory Diseases. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3994991/. (Diakses pada 25 Januari 2024).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi