Terbit: 30 May 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Penyakit diabetes tipe dua atau yang sering disebut sebagai kencing manis adalah momok bagi banyak orang. Pada kondisi tersebut, terjadi penurunan fungsi dan kadar hormon insulin dalam tubuh. Barangkali Anda sudah pernah mengetahui mengenai obat pengontrol gula darah untuk para penderita diabetes tipe dua. Salah satu obat pengontrol gula darah adalah obat Glibenclamide atau Glyburide. Glibenclamide obat apa? Obat Glibenclamide adalah obat diabetes yang memiliki fungsi menurunkan kadar gula darah. Lalu sudah tahukah Anda mengenai manfaat Glibenclamide, komposisi Glibenclamide, dan fungsi Glibenclamide?

Obat Glibenclamide/Glyburide: Dosis, Indikasi, & Kontraindikasi

Fungsi Glibenclamide adalah menurunkan kadar gula di dalam darah. Sedangkan manfaat Glibenclamide adalah dapat merangsang tubuh untuk mengeluarkan insulin lebih banyak dari biasanya supaya mengikat glukosa di dalam aliran darah. Komposisi Glibenclamide adalah Glibenclamide. Sampai di sini, tentunya Anda sudah mengetahui informasi awal tentang Glibenclamide obat apa.

Bagi penderita diabetes tipe dua, selain mengonsumsi obat Glibenclamide sebagai pengontrol gula darah, Anda juga harus menjaga pola hidup sehat. Contohnya menjaga pola makan dan sering berolahraga. Mengapa? Dengan makanan empat sehat lima sempurna yang bergizi dan olahraga cukup akan membantu mengurangi kadar gula darah bagi penderita diabetes, di samping menerima terapi obat Glibenclamide. Jangan lupa, penggunaan obat Glibenclamide harus berada di bawah pengawasan dokter.

Setelah Anda mengetahui Glibenclamide obat apa, tentu Anda harus mengetahui informasi lebih lanjut mengenai dosis Glibencamide, indikasi dan kontraindikasi dari obat Glibenclamide atau Glyburide ini. Mari simak informasi di bawah ini mengenai obat Glibenclamide untuk mengontrol gula darah ini.

Nama: Glibenclamide/Glyburide
Nama Dagang: Diabeta, Glynase
Kelas: Antidiabetes, Sulfonilurea

Dosis Glibenclamide dan Indikasi Obat Glibenclamide

Obat Glibenclamide adalah obat untuk  Diabetes Mellitus Tipe 2.

Tablet reguler

  • Dosis awal: 2.5-5 mg PO setiap hari
  • Dosis rutin: 1.25-20 mg peroral setial hari atau setiap 12 jam sehari
  • Jangan melebihi 20 mg/hari
  • Pertimbangkan pemberian dosis setiap 12 jam sebanyak >10 mg/hari

Tablet mikronisasi 

  • Dosis awal: 1.5-3 mg peroral setiap hari
  • Dosis rutin: 0.75-12 mg peroral setiap hari
  • Jangan melebihi 12 mg/hari
  • Risiko pasien untuk hipoglikemia: 75 mg peroral setiap hari

Mengganti terapi insulin menjadi terapi obat Glibenclamide

  • Jika dosis insulin yang sekarang <20 unit: Hentikan insulin and mulai terapi glyburide pada dosis 5-5 mg/hari (reguler) atau 1.5-3 mg/hari (mikronisasi)
  • Jika dosis insuiln yang sekarang 20-40 unit: Hentikan insulin and mulati terapi glyburide pada dosis 5 mg/hari (reguler) atau 3 mg/hari (mikronisasi)
  • Jika dosis insulin sekarang >40 unit: Kurangi dosis insulin 50% lalu mulai dosis glyburide 5 mg/hari (reguler) atau 3 mg/hari (mikronisasi); tingkatkan dosis glibenclamide 1.25-2.5 mg (reguler) atau 0.75-1.5 mg/hari(mikronisasi); kurangi dosis insulin secara bertahap, berdasarkan respon pasien terhadap kenaikan dosis glyburide

Modifikasi dosis Glibenclamide

  • Gangguan ginjal: Jika CrCl <50 mL/menit; perlu kehati-hatian dalam penggunaan
  • Gangguan hati: Hindari pada gangguan hati berat. Pada gangguan hati ringan, dapat gunakan dosis awal dan dosis rutin biasa.

Efek Samping Obat Glibenclamide

Dengan frekuensi yang tidak diketahui:

  • Angioedema
  • Urtikaria
  • Ruam
  • Erupsi morbiliformis
  • Pruritus
  • Reaksi fotosensitivitas
  • Mulas
  • Vaskulitis (radang pembuluh darah)
  • Reaksi disulfiram-like
  • Hiponatremia
  • Nokturia (banyak pipis di malam hari)
  • Agranulositosis
  • Anemia hemolitik
  • Pansitopenia
  • Trombositopenia
  • Porfiria kutanea tarda
  • Arthralgia
  • Parestheia
  • Mialgia
  • Penglihatan kabur
  • Efek diuretik (minor)
  • Hipoglikemia
  • Mual/muntah
  • Ikterus kolestatik dan hepatitis, jarang, namun dapat berlanjut ke gagal hati

Peringatan Penggunaan Obat Glibenclamide
Kontraindikasi

  • Adanya hipersensitivitas; alergi sulfa
  • Diabetes tipe 1
  • Diabetic ketoacidosis (dengan atau tanpa koma)
  • Pemberian bersamaan dengan bosentan; akan meningkatkan risiko hepatotoksisitas

Perhatian

  • Pasien dengan risiko hipoglikemia berat: pasien usia lanjut, pasien deblitasi, atau malnutrisi atau dengan insufisiensi adrenal atau hipofisis
  • Pasien dengan stress karena infeksi, demam, trauma, pembedahan
  • Perhatian untuk insufisiensi ginjal atau hati
  • Perhatian pada pasien hamil/menyusui
  • Pemberian obat hipoglikemia oral telah dilaporkan berhubungan dengan peningkatan mortalitas kardiovaskuler jika dibandingkan dengan terapi diet saja atau diet dengan insulin
  • Anemia hemolitik dapat terjadi pada pasien defisiensi glukosa 5-fosfat dehidrogenase (G6PD) yang diterapi dengan agen sulfonilarea
  • Tidak ada penelitian klinis yang membuktikan penurunan risiko makrovaskuler dengan obat antidiabetes
  • Semua sulfonilurea mampu menyebabkan hipoglikemia berat

Penggunaan Obat pada Kehamilan dan Menyusui

Keamanan untuk kehamilan: Kategori C.

Jenis kategori obat untuk kehamilan:

  • Kategori A: Secara umum dapat diterima, telah melalui penelitian pada wanita-wanita hamil, dan menunjukkan tidak ada bukti kerusakan janin
  • Kategori B: Mungkin dapat diterima oleh wanita hamil, telah melalui penelitian pada hewan coba namun belum ada bukti penelitian langsung pada manusia.
  • Kategori C: Digunakan dengan hati-hati. Penelitian pada hewan coba menunjukkan risiko dan belum ada penelitian langsung pada manusia
  • Kategori D: Digunakan jika memang tidak ada obat lain yang dapat digunakan, dan dalam kondisi mengancam jiwa.
  • Kategori X: Jangan digunakan pada kehamilan.
  • Kategori NA: Tidak ada informasi

Tidak direkomendasikan pada ibu menyusui karena belum ada data penelitian memadai, mengenai apakah obat memasuki ASI atau tidak.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi