Terbit: 16 July 2024
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Chloramphenicol adalah obat untuk mengatasi infeksi yang disebabkan karena bakteri. Kenali lebih jauh mengenai Chloramphenicol, mulai dari kegunaan, dosis, sampai efek sampingnya lewat ulasan di bawah ini.

Chloramphenicol: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Apa itu Chloramphenicol?

Chloramphenicol (kloramfenikol) adalah obat antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membantu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga sistem kekebalan tubuh bisa mengatasi infeksi menjadi lebih mudah. 

Obat ini bisa diminum secara langsung, disuntikkan lewat infus, dan tersedia juga dalam bentuk obat oles untuk kulit, obat salep untuk mata atau obat tetes mata dan obat tetes telinga. Namun perlu Anda ketahui, obat ini tidak bisa mengatasi masalah infeksi virus seperti pilek dan flu. 

Manfaat Chloramphenicol

Chloramphenicol bermanfaat untuk mengatasi pengobatan infeksi serius termasuk bakteri meningitis, demam tifoid, infeksi riketsia, infeksi darah bakteri (bakteremia), dan eksaserbasi fibrosis kistik. 

Obat ini bersifat bakteriostatik yang berarti mampu menghambat reproduksi dan pertumbuhan bakteri. Chloramphenicol juga sering digunakan untuk mengobati infeksi mata dan mengobati infeksi bakteri di saluran telinga luar atau yang dikenal sebagai otitis eksterna.

Dosis Penggunaan Chloramphenicol

Untuk dosis dan lama pemakaian Chloramphenicol akan ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis penyakit infeksi, usia dan berat badan pasien, dan tingkat keparahan infeksi. Namun, berikut ini dosis Chloramphenicol secara umum:

  • Bayi usia 0–2 minggu: 6,25 mg/kgBB, 4 kali sehari.
  • Bayi usia 2 minggu ke atas: 12,5 mg, 4 kali sehari, atau 25 mg, 2 kali sehari.
  • Dewasa: 12,5 mg/kgBB, 4 kali sehari. Untuk infeksi berat, seperti meningitis, dosis dapat ditingkatkan hingga 25 mg/kgBB, 4 kali sehari.

Sementara untuk pengobatan typus, obat ini perlu dilanjutkan sampai 2-4 hari setelah pasien tidak demam. Sedangkan untuk demam tifoid, pengobatan dilanjutkan selama 8-10 hari setelah bebas demam.

Peringatan Sebelum Menggunakan Chloramphenicol

Sebelum menggunakan obat Chloramphenicol, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda lakukan di antaranya, yaitu:

  • Jangan menggunakan Chloramphenicol bila Anda alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang menderita kelainan darah (seperti anemia aplastik, granulositopenia, trombositopenia), gangguan sumsum tulang, porfiria, diabetes, penyakit liver, atau penyakit ginjal.
  • Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan chloramphenicol sebelum menjalani operasi atau tindakan medis, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan chloramphenicol jika berencana untuk menjalani vaksinasi dengan bakteri hidup, seperti vaksin tifoid.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi chloramphenicol jika direncanakan untuk menjalani tes gula urine.
  • Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan chloramphenicol.

Interaksi Obat Chloramphenicol

Chloramphenicol dapat berinteraksi dengan beberapa obat berikut:

  • Rifampicin dan Phenobarbital
  • Obat antikoagulan seperti warfarin
  • Penurunan efektivitas vitamin B12 dan zat besi ketika mengobati anemia
  • Obat diabetes golongan sulfonilurea seperti gliquidone atau glipizide
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari Tacrolimus, Phenytoin, dan Ciclosporin
  • Penurunan efektivitas vaksin hidup, contohnya vaksin tifoid

Efek Samping Chloramphenicol

Berikut ini beberapa efek samping yang bisa terjadi selama penggunaan Chloramphenicol, yaitu:

  • Ruam
  • Mual
  • Diare
  • Muntah
  • Sariawan
  • Demam
  • Perdarahan
  • Sakit kepala
  • Alergi yang dapat berupa mulut, wajah, dan mata bengkak hingga ke sesak napas

Periksakan diri Anda ke dokter jika gejala di atas semakin parah atau tidak kunjung membaik. Segera temui dokter dan hentikan penggunaan obat, jika Anda mengalami efek samping serius atau reaksi alergi obat sebagai berikut:

  • Timbul memar, mimisan, atau perdarahan dari luka yang susah berhenti
  • Mudah lemas dan lelah, kulit pucat, sakit kepala, pusing, sesak napas
  • Diare berat yang sangat berair, berdarah, berlendir, dan kram perut
  • Neuritis optik yang ditandai dengan penglihatan yang buram di salah satu mata, nyeri ketika menggerakan mata, tidak bisa melihat warna dengan jelas, hingga melihat kilatan cahaya saat mata digerakkan

Itulah pembahasan mengenai Chloramphenicol mulai dari manfaat sampai efek samping yang mungkin dirasakan. Jika Anda menemukan dan merasakan kejanggalan setelah pengobatan, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.

  1. Anonim. 2023. Chloramphenicol (Oral Route, Intravenous Route, Injection Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/chloramphenicol-oral-route-intravenous-route-injection-route/proper-use/drg-20062754. (Diakses pada 3 November 2023).
  2. Anonim. 2022. Chloramphenicol. https://www.medicinenet.com/chloramphenicol/article.htm. (Diakses pada 3 November 2023).
  3. Anonim. Chloramphenicol. https://www.nhs.uk/medicines/chloramphenicol/. (Diakses pada 3 November 2023).
  4. Werth, Brian. 2022. Chloramphenicol. https://www.merckmanuals.com/professional/infectious-diseases/bacteria-and-antibacterial-drugs/chloramphenicol. (Diakses pada 3 November 2023).
  5. Anonim. 2022. Chloramphenicol. https://www.nhs.uk/medicines/chloramphenicol/. (Diakses pada 3 November 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi