Terbit: 10 May 2022 | Diperbarui: 30 May 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Antiandrogen adalah kelas obat yang berfungsi untuk menghambat hormon androgen. Obat ini digunakan untuk masalah kesehatan pada pria dan wanita, serta dapat digunakan untuk transgender. Selengkapnya ketahui kegunaan hingga efek sampingnya di bawah ini!

Antiandrogen: Cara Kerja, Kegunaan, Jenis, dan Efek Samping

Apa itu Antiandrogen?

Antiandrogen adalah golongan obat yang bekerja menghambat aktivitas hormon seks pria, yakni testosteron dan dihidrotestosteron (DHT). Obat-obatan ini dapat digunakan untuk berbagai masalah kesehatan pada pria, seperti kanker prostat, pembesaran prostat jinak, pola rambut rontok, priapismus, dan hiperseksualitas.

Obat antiandrogen juga dapat digunakan untuk masalah kesehatan pada wanita, seperti mengobati jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan (hirsutisme), sindrom ovarium polikistik (PCOS), tumor ovarium, dan tumor kelenjar adrenal. Obat ini juga dapat digunakan untuk terapi hormon pada wanita transgender.

Cara Kerja Antiandrogen

Antiandrogen bekerja dengan menghambat kemampuan hormon testosteron dan DHT untuk berikatan dengan reseptor androgen.

Akibatnya, antiandrogen menghambat efek hormon seks pria yang sering terlibat dengan stimulasi sel kanker prostat dan gejala kondisi kesehatan lainnya. Sekitar 80 hingga 90% kanker prostat pada diagnosis awal membutuhkan androgen untuk pertumbuhan.

Perawatan untuk jenis kanker ini sering kali memerlukan perawatan untuk menghambat efek testosteron.

Kegunaan Antiandrogen

Obat ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis dan kesehatan yang dialami oleh pria dan wanita. Berikut adalah beberapa kegunaannya:

1. Antiandrogen untuk pria

Androgen dapat merangsang pertumbuhan dan pembesaran sel pada prostat yang disebut dengan hipertrofi prostat, kondisi yang banyak dialami pria lanjut usia, bahkan bisa berkembang ke arah kanker.

Menurunkan kadar androgen mampu membantu memperlambat pertumbuhan sel di prostat. Obat ini juga dapat mengecilkan tumor.

Namun, obat antiandrogen tidak menghentikan produksi androgen. Bahkan, obat ini sering kali digunakan dalam kombinasi dengan perawatan lain, seperti kebiri bedah atau kimia. Kombinasi ini juga disebut:

  • Penghambat androgen gabungan.
  • Penghambat androgen lengkap.
  • penghambat androgen total.

2. Antiandrogen untuk wanita

Setiap wanita secara alami menghasilkan jumlah androgen yang rendah. Namun, beberapa wanita menghasilkan jumlah yang berlebih.

Misalnya, wanita dengan sindrom ovarium polikistik  memiliki kadar androgen yang lebih tinggi. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, dan masalah ovulasi. Obat ini dapat membantu mengurangi gejala tersebut pada wanita dengan PCOS.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan tingginya kadar androgen pada wanita, meliputi:

  • Hiperplasia adrenal.
  • Tumor ovarium.
  • Tumor kelenjar adrenal.

Obat antiandrogen dapat membantu mengelola kondisi tersebut dan mencegah komplikasi yang disebabkan kadar androgen yang tinggi pada wanita. Komplikasi ini termasuk:

  • Diabetes.
  • Kolesterol tinggi.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Penyakit jantung.

3. Antiandrogen untuk wanita transgender dan orang non-biner

Untuk orang-orang dalam masa transisi, obat ini dapat membantu menghambat beberapa efek maskulinisasi testosteron. Obat dapat mengurangi beberapa ciri khas pria, meliputi:

  • Kebotakan pola pria.
  • Pertumbuhan rambut wajah.
  • Ereksi pagi (morning wood).

Penggunaan antiandrogen paling efektif untuk wanita transgender ketika diambil dengan estrogen, hormon utama seks wanita. Selain memicu perkembangan ciri fisik feminin, estrogen juga secara tidak langsung menurunkan kadar testosteron.

Menggunakan antiandrogen dengan estrogen mampu membantu menekan sifat-sifat maskulin dan meningkatkan sifat-sifat feminin.

Sementara untuk orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner (identitas gender di luar laki-laki dan perempuan), mengonsumsi obat ini saja dapat membantu mengurangi sifat fisik maskulin.

Jenis Antiandrogen

Ada beberapa antiandrogen yang tersedia, masing-masingnya memiliki kegunaan yang sedikit berbeda. Berikut ini beberapa jenis yang paling umum:

1. Flutamide

Flutamide adalah obat yang digunakan dengan obat lain untuk mengobati beberapa jenis kanker prostat. Flutamide bekerja dengan mengikat reseptor androgen dalam sel kanker prostat, yang menghambat androgen untuk mengikat reseptor. Obat ini mencegah androgen mendorong pertumbuhan sel kanker prostat.

2. Spironolactone

Spironolactone adalah jenis antiandrogen yang telah lama digunakan untuk mengobati jerawat hormonal dan pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan.  Meskipun terdapat sedikit bukti untuk mendukung penggunaannya, beberapa dokter juga meresepkan obat ini untuk pola kebotakan wanita.

3. Cyproterone

Cyproterone adalah salah satu obat antiandrogen pertama. Obat ini telah digunakan dengan obat lain untuk mengobati wanita dengan PCOS. Obat ini juga terbukti dapat menurunkan kadar testosteron dan mengurangi produksi minyak penyebab jerawat.

Obat ini juga digunakan untuk mengurangi sifat maskulin pada wanita transgender.

Efek Samping Antiandrogen

Obat ini dapat menimbulkan berbagai efek samping, tergantung pada dosis dan jenis yang diresepkan oleh dokter.

Beberapa kemungkinan efek sampingnya, termasuk:

  • Gairah seks menurun.
  • Disfungsi ereksi
  • Peningkatan risiko depresi.
  • Peningkatan enzim hati.
  • Mengurangi rambut wajah dan tubuh.
  • Risiko cacat lahir yang lebih tinggi jika dikonsumsi selama kehamilan.
  • Hepatitis.
  • Cedera hati.
  • Diare.
  • Kelembutan pada payudara.
  • Hot flashes (sensasi panas atau gerah).
  • Ruam kulit.
  • Ketidakteraturan menstruasi.
  • Resistensi antiandrogen (obat berhenti bekerja).

Apabila mengalami salah satu atau lebih efek samping obat ini, segera konsultasikan ke dokter.

 

  1. Anonim. Antiandrogens. https://www.drugs.com/drug-class/antiandrogens.html. (Diakses pada 10 Mei 2022)
  2. Osborn, Corinne O. 2018. Your Guide to Anti-Androgens. https://www.healthline.com/health/anti-androgen. (Diakses pada 10 Mei 2022)
  3. Sison, Gerardo. 2022. Antiandrogens: Uses, common brands, and safety info. https://www.singlecare.com/drug-classes/antiandrogens. (Diakses pada 10 Mei 2022)
  4. Thomas, Liji. 2019. What are Antiandrogens?. https://www.news-medical.net/health/What-are-Antiandrogens.aspx. (Diakses pada 10 Mei 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi