Terbit: 24 October 2018 | Diperbarui: 7 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Mengalami menstruasi seminggu setelah hasil test pack positif dapat membuat bingung dan takut. Namun, sebenarnya ini adalah hal yang umum dialami bahkan banyak wanita yang tidak menyadarinya. Kondisi ini disebut kehamilan kimiawi. Simak selengkapnya berikut ini. 

Kehamilan Kimiawi: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Apa Itu Kehamilan Kimiawi?

Kehamilan kimiawi merupakan keguguran yang terjadi pada tahap awal kehamilan, yaitu saat sel telur sudah dibuahi dan menempel pada dinding telur, tetapi tidak mampu tumbuh secara normal. Kondisi ini umumnya terjadi sekitar minggu ke 4 sampai ke 5 dari siklus menstruasi

Pada kehamilan, sel telur yang sudah dibuahi umumnya akan menempel di dinding rahim pada 3 minggu setelah hari pertama dari menstruasi terakhir. Pada tahap ini, sel yang akan menjadi plasenta mulai memproduksi hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotropin). 

Hormon ini akan terus meningkat hingga mampu dideteksi lewat pemeriksaan darah atau urine saat jadwal menstruasi berikutnya. 

Pada kasus kehamilan kimiawi, sel yang sudah menempel pada dinding rahim tidak mampu berkembang dengan baik menjadi embrio atau plasenta. Kondisi ini akan menyebabkan perdarahan beberapa hari hingga seminggu setelah menstruasi yang seharusnya. 

Jadi, seseorang yang mengalami kehamilan kimiawi akan mendapati hasil positif saat melakukan pemeriksaan kehamilan dengan test pack, karena dideteksi adanya hormon hCG dalam tubuh. Namun, perdarahan tetap terjadi beberapa hari setelahnya.

Kehamilan kimiawi merupakan kasus yang sangat umum terjadi. Faktanya, para ahli percaya bahwa kasus keguguran ini terjadi pada sekitar 50 persen dari semua pembuahan yang terjadi. 

Baca Juga16 Tanda-Tanda Hamil yang Jarang Disadari Oleh Wanita

Gejala Kehamilan Kimiawi

Kebanyakan wanita yang mengalami kehamilan kimiawi tidak pernah menyadari bahwa dirinya sedang hamil karena satu-satunya gejala dari kondisi ini adalah terlambat haid. 

Kondisi kehamilan kimiawi terkadang hanya diketahui ketika tes kehamilan awal atau test pack menunjukkan hasil positif yang samar. Alat test pack masa kini sebenarnya cukup sensitif, sehingga dapat mendeteksi hormon hCG walaupun jumlahnya sangat sedikit. 

Sebenarnya tidak ada perbedaan jumlah darah yang keluar saat mengalami kehamilan kimiawi maupun menstruasi biasa. Oleh sebab itu, banyak yang menganggap perdarahan yang terjadi merupakan menstruasi biasa. 

Selain hasil tes kehamilan positif dan terlambat menstruasi, beberapa gejala lain yang dirasakan saat kehamilan kimiawi, antara lain:

  • Jumlah hormon hCG yang rendah pada pemeriksaan darah.
  • Kram perut yang lebih besar jika dibandingkan dengan menstruasi pada umumnya.
  • Flek pada waktu seminggu sebelum menstruasi normal.

Jumlah hormon kehamilan yang rendah pada kehamilan kimiawi membuat Anda tidak akan mengalami gejala kehamilan mual, muntah, atau kelelahan hebat. 

Penyebab Kehamilan Kimiawi

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari kehamilan kimiawi. Namun, kebanyakan kasus keguguran, termasuk kehamilan kimiawi umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom sehingga janin tidak mampu berkembang normal. 

Pada kasus ini, sel telur yang sudah dibuahi akan berhenti berkembag segera setelah implantasi sel telur pada dinding rahim. Bahkan, sel telur bisa saja tidak menempel sama sekali. 

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kehamilan kimiawi, antara lain:

  • Masalah DNA dalam sperma
  • Jumlah hormon yang tidak normal
  • Menderita infeksi menular seksual (klamidia atau sifilis)
  • Rahim yang tidak normal
  • Implantasi di luar rahim
  • Hamil pada usia 35 tahun atau lebih
  • Masalah tiroid yang belum ditangani
  • Masalah pada pembekuan darah yang belum ditangani

Diagnosis Kehamilan Kimiawi

Pada beberapa kasus, wanita bisa melakukan tes kehamilan di rumah dan mendapatkan hasil yang positif tetapi kemudian dokter tidak menemukan adanya tanda-tanda kehamilan. 

Pada kehamilan kimiawi, kantung kehamilan belum cukup besar sehingga tidak dapat terlihat saat pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG). Oleh sebab itu, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk memastikan pernah ada kehamilan adalah melakukan tes darah. 

Pada kasus kehamilan kimiawi, hasil tes kehamilan dengan darah akan menunjukkan hormon kehamilan yang menurun atau tidak ada sama sekali.

Penanganan Kehamilan Kimiawi

Kehamilan kimiawi dapat terjadi pada tahap sangat awal kehamilan hingga bisa saja tidak memberikan efek apapun pada tubuh. Dengan demikian, tidak diperlukan penanganan khusus. 

Namun, jika Anda mengalami gejala yang sudah disebutkan di atas dan mencurigai adanya kehamilan kimiawi, Anda dapat melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. 

Dokter akan membantu memastikan kondisi kehamilan serta membersihkan sisa-sisa jaringan yang mungkin masih menempel dalam rahim sehingga Anda siap untuk hamil kembali,

Mengalami kehamilan kimiawi bukan berarti Anda tidak bisa hamil. Jika Anda sudah pernah mengalami kehamilan kimiawi lebih dari sekali, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya. Mengobati penyebabnya dapat membuat risiko kehamilan kimiawi diturunkan. 

Baca JugaInilah 11 Manfaat USG Kehamilan, Bumil Wajib Tahu!

Menghadapi Kehamilan Kimiawi

Kehamilan kimiawi dapat muncul seperti siklus menstruasi normal. Namun, secara emosional kondisi ini tentu tidak bisa dianggap sebelah mata. Anda mungkin akan mengalami kesedihan dan kekecewaan akibat keguguran

Tidak perlu terburu-buru, Anda bisa mengambil waktu untuk berduka. Kejadian ini bukan salah Anda. Kebanyakan kasus keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom, sehingga tidak ada cara untuk mencegahnya. 

Anda bisa mencoba melakukan relaksasi di rumah atau pergi berlibur agar kondisi mental dapat pulih kembali. Bercerita tentang apa yang dialami dan dirasakan kepada pasangan atau keluarga mampu meringankan beban emosional. 

Kehamilan kimiawi bukanlah masalah kesuburan. Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan Anda untuk hamil lagi setelah mengalami kehamilan kimiawi. 

Mengalami kehamilan kimiawi bukan berarti Anda tidak bisa mengalami kehamilan sehat. Anda disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya. Dengan demikian, dokter akan membantu memberikan penanganan tepat untuk mencegah kehamilan kimiawi terjadi kembali. 

  1. Bellefonds, Colleen de. 2021. What Is a Chemical Pregnancy? https://www.whattoexpect.com/pregnancy/chemical-pregnancy/. (Diakses pada 7 Agustus 2023). 
  2. Colino, Stacey. 2022. What Is Chemical Pregnancy? Symptoms, Causes, Diagnosis, and Treatment. https://www.everydayhealth.com/chemical-pregnancy/guide/. (Diakses pada 7 Agustus 2023). 
  3. Danielsson, Krissi. 2022. What Is a Chemical Pregnancy? https://www.verywellfamily.com/chemical-pregnancy-a-very-early-miscarriage-2371493#toc-chemical-pregnancy-causes. (Diakses pada 7 Agustus 2023). 
  4. Higuera, Valencia. 2023. What’s a Chemical Pregnancy? https://www.healthline.com/health/pregnancy/chemical-pregnancy. (Diakses pada 7 Agustus 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi