Terbit: 30 September 2020 | Diperbarui: 6 April 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Water birth adalah proses melahirkan normal yang berlangsung di dalam bak air hangat. Apakah prosedur ini aman bagi ibu dan bayi? Apa saja manfaat dan risikonya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Water Birth (Melahirkan di Air): Manfaat, Persiapan, dan Risikonya

Apa Itu Water Birth?

Water birth adalah metode melahirkan yang dilakukan di dalam bak air hangat. Proses melahirkan ini bisa dilakukan di rumah sakit, pusat persalinan, atau di rumah. Persalinan dibantu oleh dokter, bidan, atau perawat.

Teori water birth adalah karena bayi sudah berada di kantung cairan ketuban selama sembilan bulan, melahirkan di lingkungan yang serupa akan lebih lembut untuk bayi dan tidak terlalu membuat stres ibu ibu.

Manfaat Water Birth

Memilih melahirkan di air selama tahap pertama persalinan, kondisi di mana serviks membesar dan kontraksi meningkat dalam frekuensi serta intensitasnya. Proses ini memiliki manfaat baik bagi ibu maupun bayi, berikut di antaranya:

1. Persalinan Lebih Tenang dan Nyaman

Manfaat mandi air hangat membuat tubuh terasa rileks. Inilah alasan mengapa berendam dalam air hangat selama persalinan bisa memiliki manfaat relaksasi yang sama.

Beberapa mengatakan bahwa ini dapat membantu menurunkan tekanan darah ibu, membuat pengalaman persalinan lebih tenang secara keseluruhan.

2. Durasi Persalinan Singkat

Karena daya apung air dalam baik air, banyak wanita merasa lebih mudah untuk bergerak dan memposisikan diri selama persalinan. Ini dapat membantu mempercepat kontraksi dengan lebih lancar.

3. Mengurangi Rasa Sakit

Selain dapat membantu tubuh rileks, manfaat air hangat dalam bak persalinan juga dapat memicu pelepasan lebih banyak endorfin dan meningkatkan aliran darah ke otot rahim. Ini dapat membantu wanita mengatasi nyeri persalinan secara alami.

Baca Juga: 12 Cara Mengurangi Rasa Sakit Saat Kontraksi

4. Lebih Sedikit Robekan dan Episiotomi

Manfaat air hangat juga membuat perineum (lapisan tipis kulit antara alat kelamin dan anus) menjadi lebih elastis dan rileks. Kondisi ini dapat mengurangi kejadian dan keparahan robekan serta kebutuhan akan episiotomi dan penjahitan.

5. Pengalaman Melahirkan yang Memuaskan

Menurut survei, wanita yang telah menjalani water birth umumnya memiliki pengalaman melahirkan yang positif bagi ibu. Wanita menghargai kemampuannya untuk mempertahankan kendali atas persalinan dan kelahiran, kenyamanan, dan kelegaan dari air hangat.

Ibu juga merasa terlindungi dari lingkungan klinis dan kemungkinan gangguan profesional dan kepuasan karena mampu menghindari pereda nyeri medis.

6. Memberikan Kenyamanan pada Bayi

Air hangat memberikan lingkungan yang mirip dengan kantung ketuban bagi bayi. Air hangat juga meringankan stres kelahiran, sehingga meningkatkan rasa aman pada bayi.

Satu penelitian kecil mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan di air mungkin juga memiliki tingkat operasi caesar yang lebih rendah.

Baca Juga: Cara Melahirkan Normal: Tahapan, Manfaat, dan Tips

Risiko Water Birth

Berikut adalah beberapa masalah langka yang dapat terjadi jika Anda memilih metode ini untuk membantu proses persalinan, antara lain:

1. Infeksi

Melahirkan di air hangat berarti ibu duduk, mengejan, dan melahirkan di dalam bak—yang sering kali berisi feses di dalam bak. Bayi yang lahir di lingkungan tersebut berisiko menelan air yang terkontaminasi, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Selain itu, kemungkinan karena bak mandi terkontaminasi dengan flora vagina dan dubur begitu ibu duduk di bak mandi, meskipun airnya steril.

2. Aspirasi Mekonium

Aspirasi mekonium adalah kondisi saat bayi pertama kali buang air besar sebelum lahir dan menghirup fesesnya sendiri yang tercampur air ketuban, yang menyebabkan masalah pernapasan.

Dokter dan bidan dapat mengetahui apakah ini terjadi ketika air ketuban pecah karena mekonium biasanya berwarna hijau, lengket, dan kental.

Tindakan pencegahan ekstra harus dilakukan ketika buang air besar pertama terjadi sebelum melahirkan dan mungkin sulit untuk membersihkan saluran pernapasan bayi dengan water birth.

3. Pneumonia

Meskipun studi secara signifikan belum menunjukkan persentase pasti kasus pneumonia pada metode water birth, tetapi ini adalah salah satu risikonya.

Pneumonia atau radang paru-paru ini biasanya berkembang dalam 24 hingga 48 jam pertama setelah lahir, dan disebabkan oleh aspirasi mekonium, kontaminasi feses, dan bakteri dari air bak persalinan.

4. Tenggelam

Di mana ada air, ada risiko tenggelam untuk orang di dalamnya. Sebuah studi di tahun 2004 mencantumkan tenggelam dan hampir tenggelam, serta sesak napas sebagai semua risiko dari water birth.

Bayi mungkin berisiko tenggelam di bawah air terlalu lama dan paru-parunya bisa terisi air. Dalam lingkungan medis dengan water birth, tim persalinan akan membantu mencegah hal ini dengan menempatkan bayi dengan kepala di atas air permukaan sehingga bisa mendapatkan oksigen yang cukup untuk bernapas segera setelah bayi lahir.

5. Tali Pusar Robek

Tali pusar yang pendek dapat menambatkan janin di bawah air atau robek, ini menyebabkan kehilangan darah janin. Robekan ibu bisa sulit dinilai apabila di bawah air, dan pasien mungkin mengalami pendarahan berlebihan.

Kabar baiknya adalah bahwa tali pusar yang cukup pendek untuk menyebabkan kejadian seperti itu jarang terjadi.

Selama metode water birth, bayi biasanya dibawa dengan cepat ke permukaan, dengan kepala terlebih dahulu. Gerakan cepat ini akan memungkinkan bayi mulai bernapas sesegera mungkin, tetapi ada risiko tali pusar putus. Tali pusar yang putus dapat mengancam jiwa.

Kondisi yang Tidak Dianjurkan Melahirkan di Air

Terdapat beberapa faktor yang mungkin tidak disarankan bagi Anda untuk melahirkan di air. Berikut adalah beberapa kondisi yang tidak disarankan untuk melakukan metode ini, di antaranya:

  • Memiliki herpes. Penyakit ini ditandai dengan lepuh berwarna kemerahan dan berisi cairan di kulit. Virus dari herpes dapat dengan mudah berpindah di dalam air.
  • Janin sungsang. Posisi di mana bayi dalam rahim dengan kepala berada di atas. Diskusikan dengan dokter mengenai risiko yang bisa dihadapi jika Anda melakukan metode ini.
  • Perdarahan atau infeksi. Jika Anda telah didiagnosis mengalami perdarahan berlebihan atau infeksi maternal, biasanya tidak disarankan menggunakan water birth.
  • Hamil anak kembar. Meski melahirkan di air aman dilakukan untuk persalinan anak kembar, diskusi dengan dokter diperlukan sebelum Anda melakukan metode ini.
  • Memiliki preeklamsia. Ini adalah gangguan kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kandungan protein di dalam urine.
  • Memiliki mekonium berat. Mekonium atau feses pertama adalah sesuatu yang normal dimiliki oleh bayi yang baru lahir. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi mengalami keracunan karena telah minum air ketuban yang mengandung mekonium, bisa sebelum, selama, atau setelah kelahiran.
  • Usia. Jika usia Anda lebih muda dari 17 tahun atau memiliki lebih dari 35 tahun.
  • Ukuran bayi. Jika Anda memiliki janin dengan ukuran yang sangat besar.

Kondisi yang Aman untuk Melakukan Water Birth

Ibu dan janin harus memenuhi semua kriteria berikut untuk bisa melahirkan di air, antara lain:

  • Secara umum sehat tanpa komplikasi kehamilan yang besar.
  • Mengandung satu janin yang kepala menghadap ke bawah.
  • Hamil minimal 37 minggu pada saat lahir.
  • Bukan pembawa (atau terinfeksi) HIV, hepatitis B atau C, atau memiliki infeksi aktif lainnya pada saat kelahiran.
  • Memiliki indeks massa tubuh di bawah 40.

Jika sebelumnya Anda pernah menjalani operasi caesar, bicarakan dengan dokter kandungan apakah Anda dapat melahirkan di air.

Persiapan Sebelum Melakukan Water Birth

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum melakukan metode ini, di antaranya:

  1. Pastikan terdapat layanan melahirkan dalam air di daerah Anda.
  2. Pilih layanan dan tenaga medis yang telah memiliki sertifikat untuk melayani persalinan jenis ini.
  3. Pertimbangkan segala kemungkinan saat konsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan hasil yang baik.
  4. Jika Anda berencana melahirkan di rumah sakit, pastikan kebijakannya mengizinkan metode ini.
  5. Tanyakan juga siapa yang akan membantu Anda selama proses persalinan. ini termasuk dokter kandungan, bidan, atau tenaga medis yang profesional.
  6. Pastikan bak persalinan memenuhi standar dan terjaga kebersihannya.
  7. Pastikan suhu air di antara 36?37 derajat Celsius.
  8. Tetap terhidrasi selama persalinan dengan minum air.

Rumah sakit yang menawarkan metode ini biasanya dilengkapi dengan peralatan untuk menangani masalah yang mungkin timbul selama persalinan. Jika ada masalah, dokter atau bidan mungkin harus mengeluarkan Anda dari bak dengan aman dan cepat.

Prosedur Water Birth

Setelah melakukan persiapan, penting untuk mengetahui prosedur yang dilakukan ketika menjalani persalinan di air, berikut di antaranya:

  1. Segera hubungi dokter jika muncul tanda persalinan.
  2. Jika memilih water birth, tunggu sampai ada kontraksi yang kuat. Biasanya dokter atau bidan menganjurkan untuk menunggu sampai leher rahim (serviks) melebar sekitar 5 sentimeter.
  3. Tentukan posisi yang nyaman bagi Anda, seperti bersandar, berlutut, atau jongkok dalam baik air hangat.
  4. Ikuti arahan dokter kandungan atau bidan, seperti menginstruksikan untuk mengejan dengan teknik yang benar.
  5. Ketika bayi lahir, bidan akan segera mengangkat bayi ke permukaan air dengan perlahan agar tali pusar tak putus.
  6. Bidan mengeluakan ari-ari (plasenta) secara perlahan baik di dalam air atau luar.

Pada dasarnya, metode apa pun yang dipilih untuk melahirkan, yang terpenting adalah mendahulukan keselamatan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. The Basics of Water Birth. https://www.webmd.com/baby/water-birth#1. (Diakses pada 30 September 2020).
  2. Anonim. Water birth. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/water-birth. (Diakses pada 30 September 2020).
  3. Anonim. Water Births. https://americanpregnancy.org/labor-and-birth/water-births-658#:~:text=Water%20birth%20is%20the%20process,for%20the%20delivery%20as%20well. (Diakses pada 30 September 2020).
  4. Anonim. Water Births. https://www.ghs.org/healthcareservices/primary-care/ob-gyn/greenville-midwifery-care-birth-center/birthing-options/water-birth/. (Diakses pada 30 September 2020).
  5. Anonim. http://www.warkworthbirthcentre.co.nz/water-birth.html. (Diakses pada 30 September 2020).
  6. Bellefonds, Colleen de. 2019. Is a Water Birth Right for You?. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/water-birth/. (Diakses pada 30 September 2020).
  7. Marcin, Ashley. 2018. Water Birth Pros and Cons: Is It Right for You?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/water-birth#what-to-expect. (Diakses pada 30 September 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi