Terbit: 28 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Menahan emosi di hadapan anak memang tidak mudah, namun Anda perlu mengontrolnya agar tidak memberikan dampak yang buruk di masa depan. Lantas, bagaimana cara menahan emosi pada anak? Simak selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini!

Tips Mengendalikan Emosi agar Tidak Marah pada Anak

Berbagai Cara Meredam Emosi pada Anak

Menunjukan amarah di hadapan anak hanya akan membuatnya trauma, bersikap agresif, dan temperamental. Oleh karena itu, menahan emosi saat ingin memarahinya adalah langkah yang paling tepat.

Berikut ini berbagai cara menahan emosi pada anak, di antaranya:

1. Menenangkan Diri Anda

Ketika anak Anda berulah, coba dengarkan dulu alasan mengapa ia berbuat demikian. Sambil mendengarkan penjelasannya, beri waktu bagi Anda untuk menenangkan diri.

Salah satu caranya adalah tarik napas dalam-dalam beberapa kali hingga keinginan Anda untuk berteriak marah akan berkurang.

2. Jangan Memukul Anak

Salah satu respons paling alami ketika marah pada anak adalah keinginan untuk memukulnya. Namun, tindakan ini berdampak buruk pada anak-anak, memengaruhi kepercayaan diri dan kepribadiannya.

Menggunakan kekerasan pada anak bukanlah contoh yang baik. Oleh sebab itu, apapun alasannya hindari melakukan kekerasan pada anak.

3. Meditasi untuk Menemukan Kedamaian

Manfaat meditasi tidak hanya akan mengendalikan amarah, tetapi juga membantu perbaikan diri dalam jangka panjang.

Jika memiliki lebih banyak kendali atas pikiran dan lebih sadar diri, Anda akan mampu menemukan situasi yang menyebabkan marah dengan lebih efisien. Meditasi dapat membantu mengendalikan amarah dan membuat hidup Anda dan anak menjadi lebih bahagia.

4. Beri Contoh pada Anak

Jika Anda sedang marah karena anak tidak mau membereskan mainan, maka segera beri contoh dan ajak anak untuk membereskan mainannya.

Dengan cara tersebut, orang tua bisa menahan emosi. Sementara anak akan melihat langsung contoh dari orang tua dan perlahan terbiasa untuk melakukannya.

Baca Juga: 13 Cara Mengendalikan Emosi (Mudah Penerapannya)

5. Berdiskusi dengan

Membangun komunikasi yang baik dengan anak agar ia mengerti apa saja yang bisa membuat Anda marah. Dengan begitu, anak mengerti mana yang boleh ia lakukan dan mana yang tidak. Berikan pula alasan agar anak paham tujuan Anda melarangnya.

Pastikan untuk sering berdiskusi dengan anak seiring dengan perkembangannya, karena seiring pertambahan usianya ia akan memiliki persoalan yang berbeda.

6. Jangan Menghakimi

Orangtua yang menilai anak secara negatif akan membuat persepsi yang sama bagaimana anak memandang dirinya sendiri. Hal ini bisa terjadi karena anak menganggap orang tua sebagai panutannya.

Sebagai contoh, jika Anda memberi tahu bahwa anak sangat nakal dan bodoh—apalagi di hadapan orang lain, tentu hal ini akan membuat anak merasa sakit hati, bukan?

7. Pahami Perkembangan Anak

Sikap anak pada orang tuanya memang kadang menyebalkan dan membuat kesal. Ingat, seorang anak masih belajar bagaimana seharusnya bersikap pada orang tua dan orang-orang di sekitarnya.

Oleh karena itu, teruslah memberi pemahaman yang benar pada anak agar ia tumbuh menjadi pribadi yang baik.

8. Memeluknya

Pelukan adalah bentuk komunikasi non-verbal terkuat yang menunjukkan bahwa Anda peduli padanya. Memeluk anak saat ia bertingkah dapat membantunya memikirkan kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya.

Semua hal bisa dipelajari tanpa ada amarah yang diucapkan dan tentunya memperkuat ikatan orang tua dengan anak.

Baca Juga: Mengenal Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini (6-9 Tahun)

9. Pilih Tempat untuk Menyalurkan Kemarahan

Marah dengan berteriak dan menghukum anak-anak di depan umum akan memengaruhi kepercayaan diri dan keterampilannya. Sikap ini benar-benar dapat membuat anak memberontak atau canggung secara sosial dalam kondisi tertentu ketika ia tumbuh dewasa.

Oleh sebab itu, tunjukkan kemarahan pada anak pada waktu dan tempat yang tepat—jika sangat diperlukan. Hal ini untuk membantunya memahami pentingnya bagaimana berperilaku di depan umum dan tidak membuat keributan.

10. Bersikap Tegas

Dalam beberapa kesempatan, orang tua mungkin perlu meninggikan suara untuk mengontrol anak, namun bukan berarti tindakan ini bisa dilakukan setiap saat.

Beberapa kesalahan berat atau kesalahan kecil yang berulang, orang tua perlu bersikap tegas dan beri hukuman jika perlu. Hal ini juga baik untuk mengajarkan anak tentang tanggung jawab dan konsekuensi.

Ingatlah, bahwa sikap Anda akan selalu ikut membentuk karakter anak. Jika tidak ingin membuat  menjadi emosional dan pemarah, maka jangan ambil risiko untuk bersikap kasar pada anak. Masa depan anak terlalu berharga untuk dijadikan pelampiasan emosi Anda.

Itulah berbagai cara menahan emosi yang bisa orang tua lakukan. Semoga informasi ini membantu ya, Teman Sehat!

 

  1. Epstein, Varda. Managing Emotions: How Parents Show Children How to Behave. https://parenting.kars4kids.org/managing-emotions-how-parents-show-children-how-to-behave/. (Diakses pada 28 September 2022)
  2. Fatima, Maheen. 2022. How to Handle Your Anger at Your Child. https://www.academia.edu/40119002/How_to_Handle_Your_Anger_at_Your_Child. (Diakses pada 28 September 2022)
  3. Nair, Anisha. 2019. How to Control Your Anger Towards Your Kids – 10 Anger Management Techniques for Parents. https://parenting.firstcry.com/articles/how-to-control-anger-with-kids-10-anger-management-techniques-for-parents/. (Diakses pada 28 September 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi