Terbit: 7 April 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Telinga bernanah termasuk masalah kesehatan yang umum dijumpai. Munculnya nanah berasal dari gendang telinga yang robek. Apa saja penyebab kondisi ini? Temukan jawabannya melalui ulasan berikut.

5 Penyebab Telinga Bernanah yang Harus Diwaspadai

Penyebab Telinga Bernanah

Secara berkala, telinga akan mengeluarkan kotoran telinga. Kotoran ini bisa keluar dalam bentuk cairan sehingga Anda bisa mendapati adanya cairan yang keluar dari telinga.

Meski umumnya tergolong kejadian alami tubuh, keluarnya cairan telinga juga bisa terjadi akibat kondisi lain, seperti infeksi atau cedera. Begitu juga pada kasus telinga bernanah.

Pada umumnya, telinga bernanah terjadi akibat adanya infeksi telinga. Namun, ada sejumlah kemungkinan lain yang bisa mencetuskan kondisi ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Infeksi pada telinga tengah

Infeksi telinga tengah atau otitis media adalah peradangan atau infeksi yang menyerang telinga bagian tengah. Kondisi ini bisa mengakibatkan telinga bernanah.

Penyebab otitis media cukup beragam, mulai dari pilek, sakit tenggorokan, hingga infeksi saluran pernapasan. Namun, penyebab tersering kondisi ini adalah infeksi saluran pernapasan.

Bakteri atau virus akan masuk ke bagian telinga tengah, di belakang gendang telinga. Pada lokasi ini terdapat tiga tulang pendengaran yang bernama ossicles. Fungsinya sangat penting untuk menghantarkan suara dari daun telinga agar gelombang suara dapat ditangkap oleh saraf sensorik indra pendengaran manusia.

Ketika seseorang mengalami infeksi saluran pernapasan, bisa saja muncul peradangan pada saluran penghubung antara tuba eustachius (tenggorokan) dan bagian belakang gendang telinga.

Lama-kelamaan, cairan telinga bisa menumpuk sehingga saluran tersebut tersumbat. Jika Anda membiarkannya, cairan ini bisa berubah menjadi nanah.

Semakin lama, nanah akan menekan gendah telinga dan membuatnya robek. Cairan berupa nanah pun akan keluar dari telinga Anda. Inilah yang pada akhirnya mencetuskan telinga bernanah.

Penanganan otitis media bisa berupa pemberian obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, seperti antibiotik (oral dan tetes telinga), obat (pereda nyeri dan demam), atau kombinasi keduanya.

Baca JugaCara Membersihkan Telinga yang Aman (Bebas dari Rasa Sakit)

2. Trauma

Trauma pada telinga bisa terjadi ketika adanya cedera pada telinga, misalnya saat Anda membersihkan kotoran telinga menggunakan cotton bud.

Peningkatan tekanan juga bisa memicu terjadinya gendang telinga pecah dan robek yang berujung pada trauma. Sebagai contoh, ketika Anda naik pesawat atau melakukan scuba diving.

Melansir My CleveLand Clinic, sejumlah gejala trauma pada telinga cukup beragam, satu di antaranya adalah telinga bernanah atau berdarah.

Pada kebanyakan kasus, keluarnya nanah dari telinga akibat trauma bisa sembuh tanpa pengobatan. Namun, jika tidak kunjung sembuh, segera periksakan kondisi ke dokter.

Obat telinga bernanah pada kasus gendang telinga robek akibat trauma biasanya berupa kertas khusus (paper patch). Dokter akan menempelkan kertas khusus pada robekan tersebut.

Namun, jika hasilnya tidak sesua harapan, dokter mungkin akan melakukan tindakan pembedahan dengan ‘menambal’ robekan tersebut menggunakan kulit Anda.

3. Sindrom telinga perenang

Sindrom telinga perenang atau dalam istilah medis dikenal sebagai otitis eksterna, adalah peradangan yang terjadi akibat infeksi bakteri atau jamur pada saluran telinga.

Kondisi ini bisa muncul sebagai dampak dari terlalu sering berada di dalam air. Jika Anda terus membiarkan telinga dalam keadaan lembap, kulit pada dinding saluran telinga bisa rusak.

Pada gilirannya, kondisi tersebut akan memudahkan bakteri dan jamur untuk masuk dan menginfeksi.

Ada dua jenis otitis eksterna, yaitu akut dan kronis. Otitis eksterna akut terjadi jika kondisi berlangsung kurang dari 6 minggu. Sementara itu, otitis eksterna akut berlangsung selama lebih dari 3 bulan.

Kondisi ini memerlukan perawatan dokter agar infeksi tidak menyebar. Obat telinga bernanah pada kasus ini biasanya antibiotik dalam bentuk obat tetes telinga. Obat diberikan sekitar satu minggu.

Pada beberapa kasus yang parah, dokter mungkin akan meresepkan obat antibiotik oral.

4. Benda asing yang masuk ke dalam telinga

Penyebab telinga bernanah berikutnya adalah benda asing di dalam telinga. Saat ada benda asing masuk ke dalam telinga, tulang, tulang rawan, dan jaringan di dalamnya berpotensi rusak.

Benda asing yang dimaksud bisa berupa serpihan makanan, cotton bud, serangga, manik-manik, dan masih banyak lagi. Kondisi ini sering kali terjadi pada anak-anak.

Apabila Anda membiarkannya, benda yang masuk tersebut bisa mengiritasi saluran telinga sehingga bisa menginfeksi telinga. Pada akhirnya, infeksi pada telinga bisa saja berujung pada gendang telinga robek dan telinga bernanah.

Maka dari itu, ketika Anda menyadari ada benda asing pada telinga, periksakan kondisi ke dokter.

Dokter akan menggunakan otoskop (alat khusus dengan cahaya) atau mikroskop untuk melihat ke dalam telinga Anda. Dengan begitu, jika terdapat benda asing, infeksi, atau kerusakan pada gendang telinga, hal ini akan terdeteksi.

Setelahnya, dokter akan menyesuaikan penanganan dengan kondisi cedera. Dokter juga mungkin akan meresepkan antibiotik guna mencegah infeksi.

Baca JugaInilah Penyebab Telinga Bau Tidak Sedap dan Cara Mengatasinya

5. Penyebab lain

Selain beberapa penyebab di atas, telinga bernanah juga bisa terjadi akibat kondisi lain, seperti:

  • Kompilasi telinga perenang

Otitis eksterna maligna adalah peradangan yang menimpa telinga bagian luar. Kondisi ini bisa meluas hingga ke dasar tengkorak.

Komplikasi telinga perenang ini akan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan tulang di dasar tengkorak.

  • Patah tulang tengkorak

Penyebab telinga bernanah yang tidak umum lainnya adalah patahnya salah satu tulang tengkorak, atau mastoiditis. Mastoiditis merupakan infeksi tulang mastoid. Letaknya di belakang telinga Anda.

Itulah beberapa penyebab telinga bernanah yang sebaiknya Anda ketahui. Apabila kondisi ini mereda sendiri, sebaiknya Anda tetap memeriksakan kondisi ke dokter guna mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

 

  1. Anonim. Ear – Discharge. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/ear-discharge/. (Diakses pada 7 April 2022).
  2. Anonim. Ear Infection (Otitis Media). https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/otitis-media. (Diakses pada 7 April 2022).
  3. Anonim. Ear Injuries and Trauma. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17574-ear-injuries-and-trauma. (Diakses pada 7 April 2022).
  4. Medina-Blasini, Yiraima. & Sharman, Tariq. 2021. Otitis Externa. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556055/. (Diakses pada 7 April 2022).
  5. Wint, Carmella. 2019. What Causes Ear Discharge and How Do I Treat It? https://www.healthline.com/health/ear-discharge. (Diakses pada 7 April 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi