Terbit: 7 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Rinofima adalah kelainan kulit yang menyebabkan hidung penderitanya membesar. Ciri khas dari penyakit ini adalah hidung yang membesar dari ukuran aslinya, memerah, dan membulat. Simak penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengatasinya di bawah ini.

Mengenal Rinofima, Penyakit Kulit yang Membuat Hidung Membesar

Gejala Rinofima

Rinofima adalah penyakit langka yang biasanya muncul pada kasus rosacea yang sudah sangat parah. Gejala yang mungkin muncul pada rosacea yang masih belum parah adalah:

  • Wajah memerah tanpa sebab yang jelas.
  • Munculnya area merah di tengah wajah.
  • Benjolan yang terus muncul secara berulang, sering disalahartikan sebagai jerawat.
  • Telangiektasis, yaitu pembengkakan pembuluh darah kecil di hidung dan pipi.
  • Kulit menjadi sangat sensitif.
  • Ocular rosacea, ditandai dengan rasa terbakar atau berpasir di area mata. Sering kali muncul bersama dengan konjungtivitis dan blefaritis.

Semua gejala tersebut bisa semakin memburuk seiring dengan kondisi rosacea yang juga memburuk. Ketika rinofima mulai muncul, maka gejalanya akan lebih beragam. Misalnya, jaringan ikat dan kelenjar minyak di hidung yang meningkat.

Selain itu, muncul juga perubahan pada hidung yang semakin terlihat jelas:

  • Pertumbuhan ukuran hidung menjadi bengkak dan semakin bulat.
  • Banyak kelenjar minyak terlihat.
  • Pori-pori kulit membesar.
  • Warna kulit menjadi kemerahan.
  • Penebalan lapisan luar kulit.
  • Tampilan kulit hidung menjadi kasar dan kekuningan.

Apabila tidak diobati, kondisi akan menjadi semakin buruk dan terjadi berulang kali.

Baca Juga: Mengenal Turbinektomi, Prosedur untuk Mengatasi Gangguan pada Hidung

Penyebab Rinofima

Perlu diketahui, kondisi ini merupakan bagian dari phymatous rosacea. Rosacea sendiri adalah inflamasi kronis pada kulit yang menyebabkan kemerahan pada wajah. Terdapat 4 klasifikasi subtipe rosacea, dan rinofima termasuk ke dalam subtipe 3.

Rinofima terbentuk secara bertahap selama beberapa tahun, dan diyakini disebabkan oleh rosacea yang tidak mendapatkan penanganan dengan baik. Kondisi ini lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita, terutama pada rentang usia 50 sampai 70 tahun.

Penyebab pasti dari rinofima belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit langka ini, antara lain:

  • Warna kulit. Seseorang dengan kulit yang lebih terang berisiko lebih tinggi terkena rinofima.
  • Etnis. Orang keturunan Irlandia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, atau Eropa Timur memiliki risiko lebih tinggi.
  • Riwayat keluarga. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang pernah terkena rosacea atau rinofima, Anda berisiko lebih tinggi untuk memilikinya.

Baca Juga: Mengenali Penyebab Benjolan di Hidung dan Cara Mengatasinya

Diagnosis Rinofima

Rinofima pada tahap awal nampak seperti jerawat dan gangguan kulit lainnya, sehingga banyak orang tidak menyadarinya.

Diagnosis akan dibuat melalui serangkaian pertanyaan yang diajukan mengenai riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Biopsi kulit terkadang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, terutama pada kasus di mana kondisi pasien yang tidak merespon perawatan atau pengobatan apa pun.

Perawatan

Rinofima dapat dirawat dengan obat maupun tindakan operasi. Dokter akan berdiskusi dengan pasien untuk menentukan metode mana yang terbaik.

Pengobatan

Biasanya begitu kondisi ini mulai berkembang, konsumsi obat tidak akan memberikan perubahan yang signifikan. Namun pada kasus yang belum parah, perawatan dengan obat dapat membantu meredakan gejala rosacea. Terapi obat yang dapat diberikan antara lain:

  • Antibiotik oral dan topikal untuk mengurangi inflamasi dan kemerahan seperti metronidazole, sulfacetamide, tetracycline, erythromycin, dan minocycline.
  • Obat topikal yang membantu meredakan inflamasi, seperti tretinoin dan azelaic acid.
  • Kapsul minum yang mencegah kelenjar kulit untuk memproduksi minyak, seperti obat minum isotretinoin.

Operasi

Operasi merupakan perawatan yang paling banyak dilakukan untuk mengatasi keadaan ini. Pembengkakan pembuluh darah dan jaringan dapat menyebabkan perubahan bentuk hidung.

Kondisi ini bisa permanen jika area yang terdampak tidak diangkat. Operasi sendiri lebih banyak dipilih untuk sebagian besar kasus rinofima karena dianggap sebagai metode yang lebih baik untuk hasil jangka panjang.

Pilihan perawatan operasi yang biasanya digunakan untuk mengembalikan tampilan hidung adalah:

  • Operasi dengan pisau bedah.
  • Pelapisan ulang menggunakan laser karbon dioksida.
  • Cryosurgery, penggunaan suhu yang sangat dingin untuk membekukan dan menghilangkan jaringan yang abnormal.
  • Dermabrasi, menggunakan alat khusus untuk mengangkat jaringan kulit yang paling atas.

Perawatan dengan operasi dapat memberikan perubahan antara lain:

  • Membentuk kembali hidung yang rusak.
  • Menghilangkan pertumbuhan jaringan yang berlebihan.
  • Meminimalkan pembesaran pembuluh darah.
  • Meningkatkan penampilan.

Selain itu, tindakan operasi juga dapat membantu mengurangi kecemasan. Jangan lupa, konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan pengobatan agar penyakit ini tidak muncul lagi di kemudian hari.

 

  1. Anonim. 2022. Rhinophyma. https://utswmed.org/conditions-treatments/rhinophyma/. (Diakses pada 04 April 2022).
  2. Giorgi, Anna. 2018. Rhinophyma. https://www.healthline.com/health/rhinophyma. (Diakses pada 04 April 2022).
  3. Johnson, Jon. 2021. What is rhinophyma?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322166. (Diakses pada 04 April 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi