Terbit: 26 August 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Meski beberapa orang sering melakukannya, mencabut bulu hidung tidak memberikan manfaat apa pun, hal tersebut justru menyimpan bahaya bagi kesehatan. Bulu hidung adalah salah satu bagian penting dari sistem pertahanan tubuh untuk menjaga paru-paru dari debu, alergen, dan partikel kecil lainnya.

8 Bahaya Mencabut Bulu Hidung (Ringan hingga Berat)

Berbagai Bahaya Mencabut Bulu Hidung

Bagi beberapa orang kebiasaan mencabut bulu yang ada di hidung adalah sesuatu yang lumrah. Padahal, bulu hidung mencegah partikel-partikel kecil memasuki tubuh. Apa saja dampaknya bagi tubuh jika Anda terus melakukan aktivitas ini?

Berikut adalah berbagai bahaya mencabut bulu hidung yang harus Anda ketahui, di antaranya:

1. Rambut Tumbuh ke Dalam

Rambut yang tumbuh ke dalam adalah komplikasi umum dari mencabut bulu hidung. Kondisi ini terjadi ketika rambut yang telah dicabut tumbuh kembali ke kulit dan tidak dapat keluar dari folikelnya.

Rambut yang tumbuh ke dalam paling sering terjadi di area di mana rambut sering dicabut seperti wajah, ketiak, dan area kemaluan. Gejala umum dari kondisi ini, antara lain:

  • Muncul benjolan seperti jerawat.
  • Kulit terasa lembek.
  • Terjadi iritasi.
  • Muncul rasa sakit.
  • Muncul rasa gatal.

Meski rambut yang tumbuh ke dalam dapat sembuh dengan sendirinya, akan tetapi jika kondisi ini menjadi masalah kronis, penanganan dari tenaga medis profesional harus segera dilakukan.

2. Nasal Vestibulitis

Ini adalah infeksi pada nasal vestibule. Nasal vestibule adalah lokasi pertama yang dilalui oleh udara setelah masuk melalui lubang hidung. Bagian ini terletak di balik tulang hidung—tepatnya tulang fleksibel—dan dilapisi oleh jaringan epitel.

Gangguan pada bagian ini paling sering diakibatkan ketika bakteri Staphylococcus memasuki luka yang ada di hidung. Semua jenis cedera ringan dapat menyebabkan jenis infeksi ini. Beberapa penyebab umum termasuk:

  • Mencabut bulu hidung.
  • Mengupil.
  • Melakukan tindik hidung.
  • Mengeluarkan udara dari hidung secara berlebihan.

Gejala yang paling umum meliputi:

  • Kemerahan di dalam dan di luar lubang hidung.
  • Benjolan seperti jerawat di pangkal rambut.
  • Kerak di sekitar lubang hidung akibat dari penumpukan bakteri.
  • Muncul rasa nyeri.
  • Muncul benjolan atau bisul.

3. Nasal Furunculosis

Ini adalah infeksi dalam pada folikel rambut di hidung dan lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami defisiensi imun. Kondisi ini biasanya menyebabkan:

  • Rasa nyeri.
  • Pembengkakan.
  • Kemerahan.

4. Peningkatan Risiko Asma Akibat Alergi

Bulu hidung membantu menghalangi debu dan alergen melewati rongga hidung. Mencabut bulu hidung menyebabkan lebih banyak partikel melewati hidung dan masuk ke paru-paru. Pada beberapa orang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadi asma.

Hidung sendiri juga dipenuhi dengan rambut mikroskopis yang disebut silia. Silia ini membantu mendorong lendir dan kotoran lain menjauh dari paru-paru.

5. Cavernous Sinus Thrombosis

Thrombosis sinus cavernosus atau cavernous sinus thrombosis adalah kondisi yang sangat langka dan mengancam jiwa. Kondisi yang merupakan komplikasi dari nasal furunculosis ini terjadi akibat gumpalan darah menghalangi vena yang mengalir melalui ruang kosong di bawah otak dan di belakang rongga mata.

Penyebab kondisi ini biasanya adalah infeksi, akan tetapi terdapat faktor lain yang mungkin berperan.

6. Selulitis

Komplikasi dari nasal furunculosis berikutnya adalah terjadi selulitis. Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyerang kulit dan jaringan di bawahnya. Kondisi ini biasanya menyebabkan:

  • Pembengkakan.
  • Kemerahan.
  • Kulit terasa lembek.
  • Sakit saat ditekan.

7. Meningitis

Komplikasi dari nasal furunculosis lainnya yang bisa terjadi adalah meningitis bakteri akut. Ini adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.

Meski kondisi ini memiliki gejala awal yang mirip dengan flu, meningitis harus diwaspadai karena dapat menimbulkan kaku pada leher dan kejang. Pada anak yang berusia di bawah 2 tahun, kondisi ini bisa ditandai dengan munculnya benjolan di kepala.

8. Infeksi Otak

Area di sekitar hidung dan mulut dikenal dengan sebutan ‘triangle of death’. Area ini dimulai dari pangkal hidung sampai ke sudut luar bibir. Penamaan tersebut untuk menggambarkan betapa berbahayanya jika area ini terkena infeksi.

Infeksi di hidung tidak hanya berbahaya, tetapi juga berpotensi mematikan. Hal itu karena pembuluh darah yang membawa darah keluar dari hidung bertemu dengan pembuluh darah yang juga mengalirkan darah dari otak.

Artinya, kuman dari infeksi hidung dapat masuk ke otak dan bisa menyebabkan masalah seperti abses otak, kondisi yang bisa menyebabkan kematian.

Apa yang Harus Dihindari saat Mencukur Bulu Hidung?

Selain mencabut bulu hidung, Anda juga harus menghindari teknik penghilangan bulu hidung lainnya, seperti:

  • Menggunakan krim penghilang bulu. Krim penghilang bulu dapat membakar kulit halus dan selaput lendir di dalam lubang hidung.
  • Menggunakan gunting runcing. Hindari memotong bulu hidung dengan gunting kuku atau gunting kecil lainnya dengan ujung yang tajam. Ujung alat tersebut dapat dengan mudah menusuk selaput lendir halus di dalam lubang hidung dan dapat menyebabkan infeksi.

Menghilangkan Bulu Hidung yang Aman

Setelah Anda mengetahui berbagai bahaya mencabut bulu hidung seperti di atas, lantas bagaimana merawat bulu hidung jika bulu sudah bertumbuh melebihi lubang hidung? Beberapa langkah yang aman untuk dilakukan, di antaranya:

1. Trimmer

Pencukur bulu hidung yang aman adalah menggunakan trimmer khusus hidung. Menggunakan trimmer adalah cara teraman dan termudah untuk mengatur bulu hidung.

Selain itu, terdapat peralatan lain termasuk gunting dengan ujung bulat yang dirancang khusus untuk bulu hidung atau pisau cukur listrik yang dilengkapi dengan pemangkas bulu hidung. Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk mencukur bulu hidung karena aman digunakan.

2. Laser

Anda dapat menggunakan laser untuk menghilangkan bulu hidung. Namun, metode ini jauh lebih mahal. Meski aman digunakan, cara ini juga memiliki risiko seperti melukai selaput lendir di dalam hidung. Namun jika Anda melakukan metode ini di tempat yang terpercaya, jarang terjadi masalah setelahnya.

 

  1. Bronet, Ileana Paules. Nose Hair: 4 Terrifying Reasons You Should Never Pluck Or Wax Inside Your Nostrils. https://www.littlethings.com/dont-pluck-nose-hair/2. (Diakses pada 26 Agustus 2020).
  2. Fletcher, Jenna. 2019. What are the best ways to remove nose hair. https://www.medicalnewstoday.com/articles/326920#what-to-avoid. (Diakses pada 26 Agustus 2020).
  3. Yetman, Daniel. 2020. Is It Dangerous to Pull Out or Pluck Your Nose Hair. https://www.healthline.com/health/plucking-nose-hairs#safer-ways-to-trim-nose-hair. (Diakses pada 26 Agustus 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi