Terbit: 3 October 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Scopophobia adalah rasa takut dan kecemasan berlebihan terhadap tatapan atau kontak mata dengan orang lain. Secara umum, setiap orang mungkin merasa tidak nyaman untuk ditatap oleh orang lain namun rasa takut tersebut berbeda pada seseorang yang memiliki fobia ini. Simak penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengatasinya dalam pembahasan ini.

Scopophobia: Gejala, Penyebab, hingga Penanganan

Apa itu Scopophobia?

Penderita scopophobia atau juga dikenal dengan scoptophobia bahkan merasa khawatir dan cemas yang tidak rasional bila ditatap oleh teman atau orang terdekat yang sudah lama dikenal. Seseorang biasanya juga tidak suka menjadi pusat perhatian orang lain atau di tempat umum.

Scoptophobia juga sering dikaitkan sebagai bentuk lain dari fobia sosial. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, fobia sosial bisa dipengaruhi oleh kondisi neurologis seperti epilepsi dan sindrom Tourette. Kebanyakan kasus fobia sosial juga dapat berkembang dari peristiwa traumatis di masa lalu.

Gejala Scopophobia

Seseorang akan merasa sangat khawatir, takut, dan cemas untuk ditatap oleh orang lain bahkan dalam kondisi yang tidak berbahaya, seperti:

  • Ditatap oleh lawan bicara dalam percakapan sehari-hari.
  • Disapa dan ditatap saat menyapa orang lain.
  • Ditatap oleh kasir saat melakukan pembayaran.
  • Situasi personal atau sosial apa pun yang melibatkan kontak mata.

Saat ditatap oleh orang lain, penderita fobia tatapan mata akan merasakan episode gejala, seperti:

  • Gelisah
  • Gemetar
  • Berkeringat hebat
  • Mulut kering
  • Tidak fokus
  • Rasa takut tidak rasional
  • Serangan panik
  • Detak jantung cepat

Rasa takut pada tatapan tersebut bukan hanya terjadi bila ditatap oleh orang asing, namun juga orang-orang yang sebenarnya sudah akrab atau cukup dikenal. Penderitanya akan sebisa mungkin menghindari situasi di mana mereka harus ditatap atau menatap orang lain.

Sayangnya, hampir semua kegiatan yang melibatkan orang lain pasti memerlukan tatapan mata terutama bila Anda sedang berbicara dengan orang lain. Maka dari itu, penderita fobia tatapan juga akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosial secara umum.

Kapan Harus ke Dokter?

Seperti kebanyakan fobia sosial lainnya, silakan segera konsultasi ke dokter bila Anda merasa fobia yang Anda miliki sudah mengganggu kehidupan personal, sosial, dan Anda tidak bisa mengatasinya sendiri.

Konsultasi ke psikolog akan membantu dalam mengelola rasa takut dan membuat Anda memiliki pandangan baru dalam mengelola masalah dasar dalam hidup.

Baca Juga: Mengenal Gynophobia, Ketakutan yang Berlebihan Pria pada Wanita

Penyebab Scopophobia

Penyebab fobia akan tatapan tidak diketahui secara pasti, namun faktor seperti peristiwa traumatis di masa lalu bisa menyebabkan seseorang mengembangkan fobia sosial.

Misalnya, perundungan di sekolah, kecelakaan fatal yang merubah bentuk fisik, atau penindasan di lingkungan lainnya. Seseorang juga bisa mengembangkan fobia sosial akibat kondisi neurologis tertentu.

Diagnosis Scopophobia

Scopophobia adalah fobia spesifik yang juga dikaitkan sebagai bentuk lain dari fobia sosial. Dokter akan menggunakan buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) untuk diagnosis fobia dan kesehatan mental.

Berdasarkan kriteria DSM-5, seseorang memiliki masalah fobia sosial bila:

  • Memiliki gangguan kecemasan intens dalam situasi sosial karena merasa bahwa dirinya akan dipermalukan, dihina, atau dihakimi.
  • Secara konsisten menghindari stiuasi sosial.
  • Merasa cemas dan takut berlebihan pada situasi sosial yang sebenarnya tidak berbahaya.
  • Memiliki ketakutan atau kecemasan yang tidak terkait kondisi medis tertentu, efek obat, atau penyalahgunaan zat terlarang.
  • Semua perasaan takut dan cemas itu menghalangi atau mengganggu keberhasilan hidup Anda sehari-hari.

Dokter juga akan bertanya semua riwayat medis dan separah apa gejala dari fobia tersebut. Anda juga harus menjelaskan kira-kira peristiwa apa yang menjadi pemicu fobia tersebut dan sudah terjadi berapa lama.

Cara Mengatasi Scopophobia 

Anda harus konsultasi dengan psikolog untuk mengatasi gejala fobia atau gangguan kesehatan mental Anda. Umumnya, psikolog akan menawarkan beberapa pilihan perawatan, termasuk:

1. Terapi Perilaku Kognitif

Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif adalah adalah terapi untuk mengelola pola pikir tidak sehat terkait rasa takut atau fobia.

Psikolog atau terapis profesional akan membantu Anda dalam mengubah perilaku dan pola pikir Anda menjadi lebih baik, sehingga Anda dapat mengontrol rasa takut dan merasa lebih damai dengan diri sendiri.

2. Terapi Eksposur

Terapi eksposur atau terapi pemaparan adalah metode terapi untuk mengatasi rasa takut, cemas, dan khawatir dengan memaparkan pemicu fobia secara bertahap.

Bila selama ini Anda selalu menghindari fobio tersebut, sekarang Anda harus berhadapan langsung dan mempelajari fakta bahwa pemicu fobia tersebut tidak semenakutkan yang Anda kira.

Berikut ini metode terapi eksposur untuk mengatasi scopophobia secara umum:

  • Psikolog akan meminta Anda untuk melihat gambar mata atau gambar seseorang yang sedang menatap.
  • Bila berhasil, psikolog akan meminta Anda untuk menonton video tentang orang yang sedang saling bertatapan atau menatap ke kamera.
  • Psikolog akan mengajarkan Anda untuk mengelola rasa takut dan menggantikannya dengan pola pikir baru yang lebih positif.
  • Saat Anda sudah membuktikan sendiri bahwa tatapan mata orang lain tidak berbahaya, Anda akan sembuh secara perlahan.

Terapis atau psikolog akan memilihkan metode dan tahap terapi terbaik sesuai dengan tingkat keparahan gejala Anda. Selain itu, Anda harus bertekad kuat untuk menyembuhkan diri sendiri.

Baca Juga: Venustraphobia (Takut Wanita Cantik): Penyebab, Diagnosis, Perawatan

Komplikasi yang bisa Terjadi

Seseorang dengan fobia tatapan mata akan mengalami masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk:

  • Sulit bersosialisasi dengan orang lain.
  • Orang lain akan menganggap Anda tidak sopan, tidak menghargai, atau tidak fokus karena menolak kontak mata saat berbicara.
  • Anda mungkin akan salah persepsi atau miskomunikasi karena mata seseorang dapat mengirimkan isyarat penting.
  • Mungkin mengalami ketidakseimbangan hidup karena menghindari komunikasi dan kontak dengan orang lain di sekolah, kantor, atau tempat umum lainnya.

Cara Mencegah Scopophobia

Sebuah fobia mungkin tidak dapat Anda hindari karena terjadi akibat respon yang tak terduga, namun sebuah peristiwa traumatis dapat Anda kendalikan sebelum berkembang menjadi fobia ekstrem. Beberapa caranya antara lain:

  • Menceritakan pemicu rasa takut ke orang yang Anda percaya.
  • Menghubungi ke layanan kesehatan mental.
  • Menghubungi psikolog lebih awal bila merasa ada rasa cemas spesifik yang mengganggu perasaan.

Bila Anda merasa memiliki gejala fobia spesifik ini, pertimbangkan untuk konsultasi dengan profesional. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. Anonim. 2017. Social anxiety disorder (social phobia). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/social-anxiety-disorder/diagnosis-treatment/drc-20353567.
  2. Fritscher, Lisa. 2020. Scoptophobia or the Fear of Being Stared At. https://www.verywellmind.com/scoptophobia-2671835.
  3. Joy Stanborough, Rebecca, MFA. 2020. What to Know About Scopophobia, or Fear of Being Stared At. https://www.healthline.com/health/scopophobia.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi