Jika mengalami pilek yang berkepanjangan disertai hidung tersumbat, sebaiknya Anda harus lebih waspada. Hal ini karena penyakit serius bisa berawal dari pilek atau flu. Lantas, apa saja penyebab pilek berkepanjangan? Simak dalam ulasan di bawah ini!

Berbagai Penyebab Pilek Menahun yang Harus Diwaspadai
Pilek biasanya hilang dalam waktu sekitar 2 minggu dengan atau tanpa pengobatan. Namun, jika pilek tidak hilang dalam waktu tersebut, mungkin menandakan kondisi medis yang sekaligus menjadi penyebab pilek berkepanjangan. Gejala umum dari pilek adalah hidung tersumbat atau meler, sakit kepala, batuk, bersin-bersin, dan rasa lelah.
Berikut adalah beberapa penyebab pilek berkepanjangan, di antaranya:
1. Polip Hidung
Polip hidung merupakan pertumbuhan jinak (bukan kanker) dari lapisan mukosa hidung yang berada dalam rongga hidung. Perlu diketahui mukosa merupakan lapisan yang sangat basah (berlendir) yang berfungsi melindungi bagian dalam hidung dan sinus serta melembapkan udara yang dihirup sebelum masuk ke paru-paru.
Pertumbuhan jaringan mukosa yang berlebihan pada polip hidung terjadi akibat adanya peradangan yang berkepanjangan, baik itu karena infeksi ataupun reaksi alergi. Akibatnya, mukosa hidung menjadi bengkak dan merah, serta dapat menghasilkan cairan yang menetes keluar (hidung meler ingusan).
2. Sinusitis
Pilek berkepanjangan berikutnya juga bisa disebabkan oleh sinusitis. Sinusitis sendiri adalah peradangan jaringan dinding yang melapisi rongga sinus, yaitu ruang berisi udara yang terletak di hidung, pipi, rongga hidung serta di atas mata. Hal terjadi saat terjadi saat sinus yang berisi udara berisi cairan dan mengalami penyumbatan.
Pada akhirnya, kuman bisa menyebabkan infeksi yang kemudian dikenal sebagai sinusitis. Saat Anda mengalami pilek bersamaan dengan sinusitis, hal itu bisa menimbulkan rasa sakit di sekitar hidung dan mata, serta memproduksi lendir dengan warna kekuningan.
Gejala penyakit sinusitis yang bisa Anda kenali adalah pilek yang berlangsung hingga 1 bulan. Jika pilek berkepanjangan berlangsung lebih dari 1 bulan, kondisi ini dikategorikan sebagai sinusitis kronik.
3. Alergi
Pilek berkepanjangan yang paling umum terjadi karena disebabkan oleh alergi. Beberapa alergen (hal yang memicu munculnya alergi) antara lain: debu, bulu hewan, serbuk sari atau tungau. Ketika alergi terjadi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap alergen.
Kondisi ini bisa terjadi karena, sel-sel hidung melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya saat bertemu dengan alergen. Dampaknya, peradangan pada hidung dan gejala khas seperti keluarnya lendir bisa terjadi.
Dampak pilek yang terjadi akibat alergi biasanya bersin, batuk, hingga munculnya demam. Gejala-gejala itu akan dengan cepat muncul saat Anda bersentuhan atau hanya dekat dengan penyebab alergi.
4. Rhinitis non-alergi
Rhinitis non-alergi atau dikenal juga sebagai rhinitis vasomotor adalah peradangan yang terjadi di hidung bagian dalam yang disebabkan oleh gangguan pada saraf hidung dan bisa menyebabkan pilek berkepanjangan. Gejalanya bisa terlihat dari hidung tersumbat, bersin dan hidung meler.
Rhinitis non-alergi terjadi saat pembuluh darah di dalam hidung melebar. Pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan hidung tersumbat dan menimbulkan pembengkakan. Hal ini juga dapat membuat lendir mengering di hidung.
Perlu Anda ketahui, dalam kondisi normal pembuluh darah ini menyempit sehingga sirkulasi udara di dalam hidung dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi, saat terjadi peradangan, pembuluh darah melebar sehingga saluran udara di hidung terganggu.
5. Pneumonia
Pilek berkepanjangan lainnya juga bisa disebabkan oleh pneumonia. Penyakit infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Penyakit ini mudah ditularkan melalui udara. Pada umumnya, penularan terjadi saat seseorang sedang batuk atau bersin.
Perlu Anda ketahui juga, penyakit pneumonia akan semakin berisiko jika Anda memiliki kondisi-kondisi tertentu seperti:
- Mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu seperti HIV/AIDS, asma, diabetes, gagal jantung dan cystic fibrosis.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat penyakit atau penggunaan obat tertentu seperti steroid.
- Memiliki kebiasaan merokok. Aktivitas merokok dapat menyebabkan penumpukan lendir dan cairan di dalam paru, yang bisa menyebabkan paru-paru basah.
Baca Juga: Pilek: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll
Pilek Berkepanjangan Akibat Alergi atau Non-Alergi?
Setelah mengetahui hal-hal yang menyebabkan pilek berkepanjangan, tindakan selanjutnya adalah membedakan apakah pilek yang Anda alami ini bagian dari reaksi alergi atau bukan. Oleh karenanya, Anda disarankan untuk menemui dokter spesialis THT untuk menentukan dengan pasti penyebab pilek berkepanjangan yang Anda alami.
Pada umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan spekulum untuk melihat ke dalam rongga hidung. Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk tes tusuk kulit untuk memastikan apakah Anda mengalami rhinitis alergi atau bukan, dan melakukan pemeriksaan darah.
Dengan begitu, pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Hal-hal yang dapat Anda lakukan, di antaranya:
- Rutin membersihkan tempat tinggal.
- Rutin berolahraga.
- Penuhi kebutuhan asupan cairan tubuh dengan baik.
- Konsumsi obat dekongestan dan antihistamin.
- Menggunakan masker saat berada di tempat umum.
- Membersihkan saluran hidung dengan larutan garam.
- Bagi Anda yang memiliki hewan peliharaan, jangan lupa untuk menjaga kebersihan hewan peliharaan secara rutin.
Pada akhirnya, apabila pilek berkepanjangan ini disertai dengan sesak napas, telinga sakit, kesulitan menelan, nyeri di sekitar mata, atau tenggorokan sakit, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter saat Pilek Tak Kunjung Membaik?
Jika mengalami pilek selama 10 hari dan tidak kunjung membaik, Anda harus menemui dokter. Kebanyakan virus flu bertahan tujuh hingga 10 hari, jadi jika bertahan lebih lama dari itu, kemungkinan besar infeksi bakteri dan memerlukan antibiotik.
Anak-anak, lansia, perokok, dan individu dengan masalah kesehatan serius seperti asma, penyakit jantung, kanker, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), cenderung menderita lebih lama saat terkena pilek.
- Anonim. 2021. Common cold. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605 (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Anonim 2022. Non-allergic rhinitis. https://www.nhs.uk/conditions/non-allergic-rhinitis/# (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Anonim. 2020. Pneumonia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204 (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Baertlein, Lisa. 2017. When Should You See a Doctor for a Cold?. https://translate.google.co.id/?sl=en&tl=id&text=6%20Reasons%20Why%20Your%20Cold%20Won%E2%80%99t%20Go%20Away%0A&op=translate (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Sampson, Stacy. 2018. Acute Sinusitis. https://www.healthline.com/health/acute-sinusitis (Diakses pada 17 Februari 2023)