Terbit: 28 August 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Tinggal di perkotaan bisa memberikan keuntungan tersendiri. Sebagai contoh, akses untuk mencapai tempat aktivitas dan sarana transportasi yang lebih lengkap akan memudahkan kegiatan kita sehari-hari. Sayangnya, tinggal di kota besar juga bisa membuat kita lebih rentan terkena masalah kesehatan, termasuk diabetes. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

5 Hal Ini Membuat Orang Kota Rentan Terkena Diabetes

Masyarakat Indonesia memiliki risiko tinggi terkena diabetes

Sebenarnya, tak hanya orang kota, masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki risiko besar terkena diabetes. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan masyarakat Indonesia yang masih kurang baik. Sebagai contoh, kita masih terbiasa makan nasi dengan porsi besar tiga kali sehari.

Sebenarnya, tidak masalah jika kita makan nasi tiga kali sehari. Masalahnya adalah kita cenderung malas berolahraga dan kurang gerak. Asupan kalori yang tinggi dari makanan sehari-hari namun tidak diimbangi dengan penggunaan energi yang tepat bisa menyebabkan berat badan naik. Padahal, berat badan berlebihan berpengaruh besar pada risiko diabetes.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga cenderung gemar mengonsumsi makanan tinggi kalori. Selain nasi, kita senang mengonsumsi gorengan, camilan manis, hingga minuman manis. Kebiasaan mengonsumsinya bisa memberikan dampak buruk bagi risiko diabetes.

Baca juga: Jenis Diabetes yang Bisa Menyerang Anda

Berbagai faktor yang membuat masyarakat kota lebih rentan terkena diabetes

Pakar kesehatan menyebut ada berbagai macam faktor yang membuat masyarakat perkotaan lebih rentan terkena diabetes. Mengingat penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya dan mematikan, sebaiknya kita menjaga gaya hidup sehat demi mencegahnya.

Berikut adalah berbagai faktor yang bisa memicu datangnya diabetes.

  1. Faktor makanan

Faktor paling besar yang bisa membuat kita memiliki risiko tinggi terkena diabetes adalah pola makan sehari-hari. Jika kita cenderung gemar mengonsumsi makanan yang tinggi gula atau berlemak, maka risiko diabetes akan meningkat dengan signifikan.

Selain itu, kebiasaan masyarakat perkotaan untuk melakukan “wisata kuliner” karena adanya pilihan tempat makan yang berlimpah juga cenderung membuat kita tidak memperhatikan pola makan yang sehat.

Promo yang berlimpah, hingga keberadaan ojek online yang membuat kita bisa dengan mudah mendapatkan makanan tanpa perlu harus datang ke tempat makan juga bisa mempengaruhi risiko diabetes.

  1. Kesibukan pekerjaan

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan sibuk bekerja, apalagi bagi mereka yang memiliki tanggungan anggota keluarga yang harus diberi nafkah. Hanya saja, jika kesibukan pekerjaan membuat kita duduk terlalu lama setiap hari, sebaiknya mewaspadai risiko besar terkena diabetes.

Pakar kesehatan menyebut pekerjaan yang membuat kita duduk dan kurang gerak hingga lebih dari 8 jam per hari akan memberikan dampak pada sistem metabolisme tubuh, keseimbangan hormon, hingga kadar gula darah. Jika kita juga menerapkan pola makan tidak sehat atau malas bergerak, maka risiko diabetes akan naik dengan drastis.

  1. Malas berolahraga

Masyarakat perkotaan cenderung kurang berolahraga karena tak punya waktu melakukannya. Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi yang berlebihan juga akan membuat tubuh semakin kurang bergerak. Karena alasan inilah pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih sering berjalan kaki demi menurunkan risiko terkena penyakit ini.

Baca juga: Perubahan Fisik yang Bisa Terjadi Saat Seseorang Terkena Diabetes

  1. Merokok

Jangan salah, merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol ternyata juga bisa mempengaruhi risiko diabetes dengan signifikan lho. Jika kita masih melakukan kebiasaan buruk ini, maka risiko untuk terkena diabetes akan naik.

  1. Makanan cepat saji

Dibandingkan dengan orang yang tinggal di desa, akses masyarakat perkotaan untuk mendapatkan makanan cepat saji tentu akan lebih mudah. Sayangnya, kebiasaan mengonsumsinya bisa membuat risiko diabetes naik. Karena alasan inilah sebaiknya kita mulai mengurangi atau bahkan benar-benar berhenti mengonsumsinya demi mencegah datangnya penyakit ini.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi