Terbit: 15 February 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Diabetes melitus atau biasa disebut diabetes merupakan penyakit kronis yang timbul akibat masalah pada hormon insulin. Penyakit ini menjadi penyebab kematian dini dan bisa menimbulkan masalah pada berbagai organ tubuh. Apa saja jenis diabetes utama yang bisa Anda alami? Simak penjelasannya di bawah ini.

Mengenali 3 Jenis Diabetes yang Bisa Menyerang Anda

Tipe Utama Diabetes 

Diabetes muncul ketika ada gangguan dalam metabolisme tubuh, hal itu ditandai dengan kadar glukosa darah yang diatas batas normal. Penyebab dari kenaikan gula darah ini menjadi dasar dari pengelompokan jenis diabetes melitus. 

Glukosa merupakan bentuk gula yang ditemukan dalam darah dan menjadi salah satu sumber energi. Penyebaran glukosa ke sel lain dipengaruhi oleh hormon insulin. 

Hormon ini bertugas untuk membawa glukosa ke sel otot untuk diubah menjadi energi sehingga kadar glukosa dalam darah bisa turun. Ketika kerja insulin terganggu atau tidak maksimal maka dapat timbul masalah dalam tubuh.

Berikut ini tiga jenis diabetes utama yang perlu Anda tahu, di antaranya:

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan kondisi tubuh ketika kadar glukosa darah tinggi akibat tubuh tidak dapat membuat insulin. 

Penyebab utama dari diabetes tipe 1 adalah tubuh yang tidak mampu memproduksi insulin. Kondisi ini bisa terjadi akibat autoimun, artinya imun sistem tubuh menyerang dan merusak sel beta dapat pankreas yang bertugas untuk memproduksi insulin. 

Pada umumnya kerusakan ini terjadi secara permanen dan biasanya terjadi secara cepat serta bisa mengakibatkan kehilangan berat badan secara mendadak. Biasanya, diabetes tipe 1 muncul saat anak-anak, remaja, atau dewasa muda. 

Sampai saat ini, belum diketahui cara untuk mencegah diabetes tipe 1. Jika Anda mengalami diabetes tipe 1, maka diperlukan injeksi insulin setiap hari untuk bertahan hidup.

Baca JugaTinggi Serat dan Protein, Inilah 3 Manfaat Kacang Hijau untuk Diabetesi

2. Diabetes Tipe 2

Pada penderita diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik atau memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga gula darah tidak bisa berada dalam rentang normal. 

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling umum dialami. Sekitar 90 sampai 95 persen orang dengan diabetes mengalami diabetes melitus tipe ini. 

Diabetes jenis ini banyak ditemukan pada lansia atau dewasa. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang bisa mendapatkan diabetes melitus tipe 2 saat usia muda, bahkan saat remaja. 

Belum diketahui penyebab pasti dari diabetes tipe 2. Namun, beberapa faktor seperti genetik, pola hidup yang tidak sehat, serta obesitas merupakan beberapa faktor yang berkontribusi pada diabetes tipe 2. 

Orang dengan diabetes tipe 2 pada awalnya akan mengalami resistensi insulin. Artinya tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, lalu pankreas akan memproduksi lebih banyak insulin sampai tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh.

Saat kondisi tersebut terjadi, produksi insulin akan menurun dan menyebabkan kenaikan gula darah.

Diabetes tipe 2 ini bisa saja tidak menunjukkan gejala sampai muncul masalah serius. Namun, beberapa orang bisa merasakan adanya warna gelap pada lipatan kulit, cepat merasa haus dan lapar, sering buang air kecil, serta kebas atau kesemutan di bagian kaki.

Orang dengan diabetes tipe 2 dapat menjaga kestabilan gula darah dengan menjalankan pola makan sehat dan olahraga. Namun, tidak jarang dokter akan memberikan berbagai obat pada awal diagnosis untuk membantu menurunkan gula darah secara tepat. 

Pada kasus tertentu, penderita diabetes tipe 2 juga membutuhkan injeksi insulin untuk membuat kadar gula dalam darah tetap normal.

Baca Juga: Kaitan Antara Diabetes dan Kadar Kolesterol Tubuh 

3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional merupakan kondisi glukosa darah tinggi dan mulai muncul saat hamil. Pada banyak kasus, diabetes tipe ini akan hilang saat anak lahir.

Namun, penderita diabetes gestasional biasanya memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2 di masa depan. Terkadang, diabetes yang diketahui merupakan diabetes tipe 2. 

Pada umumnya, diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala. Oleh sebab itu, jika Anda hamil, diperlukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) awal pada usia kehamilan 24 sampai 28 minggu. Penyebab dari diabetes gestasional belum diketahui secara pasti.

Namun terdapat teori yang dapat menjelaskan kondisi tersebut. Pada saat hamil, plasenta akan menyediakan nutrisi dan air untuk perkembangan janin, serta hormon untuk menjaga kehamilan.

Beberapa hormon, seperti estrogen dan kortisol dapat menghambat kerja insulin. Akhirnya, glukosa akan menumpuk dan timbul diabetes gestasional.

Saat seorang wanita mengalami diabetes gestasional, dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup, termasuk perubahan pola makan dan perlu olahraga. Selain itu, Anda juga disarankan untuk memantau kadar glukosa dalam darah setiap hari. 

Nah, itulah tiga jenis utama diabetes yang perlu Anda waspadai. Jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari bahaya yang mengintai dibalik penyakit kronis ini.

 

  1. Anonim. Gestational Diabetes Mellitus (GDM). https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diabetes/gestational-diabetes. (Diakses pada 3 Februari 2023). 
  2. Anonim. 2016. What is Diabetes? https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/what-is-diabetes. (Diakses pada 3 Februari 2023).
  3. Anonim. 2022. Diabetes Symptoms. https://www.cdc.gov/diabetes/basics/symptoms.html. (Diakses pada 3 Februari 2023).
  4. Anonim. 2022. What is Diabetes? https://www.cdc.gov/diabetes/basics/diabetes.html. (Diakses pada 3 Februari 2023).
  5. Pangribowo, Supriyono. 2020. Infodatin: Tetap Produktif, Cegah, dan Atasi Diabetes Melitus. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%202020%20Diabetes%20Melitus.pdf. (Diakses pada 3 Februari 2023).
  6. Pietrangelo, Ann. 2022. What Are the Different Types of Diabetes? https://www.healthline.com/health/diabetes/types-of-diabetes. (Diakses pada 3 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi