Terbit: 7 February 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Selain menyebabkan tubuh kekurangan energi untuk memulai hari, malas sarapan juga dianggap bisa meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes. Bagaimana dua hal tersebut bisa saling berkaitan? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Kebiasaan Melewatkan Sarapan dan Kaitannya dengan Diabetes

Sering Tidak Sarapan dan Hubungannya dengan Diabetes

Sarapan adalah waktu makan yang paling penting untuk memulai hari. Bahkan, sebuah penelitian mengungkapkan, tidak sarapan dapat memicu risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi.

Studi yang diterbitkan di Journal of Nutrition tersebut menemukan bahwa, malas sarapan seminggu sekali dapat memicu risiko terkena diabetes tipe 2, sekitar 6 persen lebih tinggi. Angka tersebut bisa meningkat menjadi 55 persen apabila melewatkan sarapan antara 4 sampai 5 kali per minggu.

Sementara itu, beberapa penelitian lainnya menunjukkan bahwa melewatkan sarapan sebenarnya dapat meningkatkan resistensi insulin, kondisi di mana terjadi penumpukan glukosa di dalam darah, sehingga membuat kadar gula darah tubuh berada di atas normal.

Dalam kondisi yang parah, keadaan ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Saat kadar glukosa darah berada di atas normal tetapi belum masuk pada kriteria diabetes tipe 2, kondisi ini disebut prediabetes.

Baca Juga: Malas Gosok Gigi Bisa Sebabkan Diabetes, Benarkah?

Malas sarapan di pagi hari juga terkait dengan peningkatan gula darah setelah makan siang dan makan malam. Hal ini dapat memberikan tekanan yang tidak baik pada tubuh serta menyebabkan pola makan yang tidak sehat.

Memiliki pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Perlu Anda ketahui, saat ini penderita diabetes di Indonesia sekitar 10 juta orang. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang jumlahnya dapat meningkat 2 sampai 3 kali lipat.

Sementara menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita diabetes di seluruh terus meningkat dan tercatat mencapai 422 juta (empat kali lebih banyak dari pada 30 tahun lalu).

Oleh karena itu, untuk mencegah risiko diabetes tipe 2, dokter biasanya akan menganjurkan perubahan gaya hidup, termasuk pola makan sehat dan rutin olahraga.

Baca Juga: Gaya Hidup Pasif Bisa Meningkatan Risiko Terkena Diabetes

Tips Sarapan Sehat untuk Penderita Diabetes

Sarapan sehat adalah sesuatu yang penting dilakukan oleh pengidap diabetes. Misalnya, porsi karbohidrat sedang dikombinasikan dengan protein tanpa lemak dan sayuran, seperti orak-arik telur sayuran dan roti gandum, atau yoghurt dengan blueberry.

Sedangkan sarapan yang tidak dianjurkan bagi penderita diabetes adalah sereal yang dibuat dengan biji-bijian olahan, susu, jus, dan roti putih. Makanan ini adalah sarapan dari karbohidrat padat yang diproses tinggi dan dipastikan dapat menyebabkan lonjakan gula darah setelah mengonsumsinya.

Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan tidak hanya bagaimana pengaruh sarapan secara teratur, tetapi juga pengaruh komposisi sarapan terhadap risiko diabetes. Jadi, sarapan secara teratur dan seimbang direkomendasikan untuk semua orang, termasuk pengidap diabetes.

 

  1. Anonim. 2018. Diabetes: Penderita di Indonesia bisa mencapai 30 juta orang pada tahun 2030. https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030. (Diakses pada 30 Januari 2023)
  2. Gray, Dan. 2019. Eating Breakfast Every Day Can Lower Your Risk for Type 2 Diabetes. https://www.healthline.com/health-news/skipping-breakfast-can-increase-your-risk-for-type-2-diabetes. (Diakses pada 30 Januari 2023)
  3. Rauf, Don. 2019. Eating Breakfast Regularly May Reduce Type 2 Diabetes Risk. https://www.everydayhealth.com/type-2-diabetes/diet/skipping-breakfast-tied-higher-type-2-diabetes-risk/. (Diakses pada 30 Januari 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi