Terbit: 29 July 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Sesuai surat edaran bernomor HK.02.02/C.3615/2022 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, pemerintah mulai menjalankan program vaksinasi booster 2 atau vaksin dosis ke-4.

Pemberian Vaksin COVID-19 Dosis Keempat, Benarkah Diperlukan?

Fakta Penting Seputar Vaksin COVID-19 Dosis ke-4

Saat ini vaksin COVID-19 dosis empat sudah mulai diberikan di sejumlah negara, misalnya di Inggris, Israel, dan Australia.

Menurut studi yang diterbitkan dalam Lancet Infectious Disease, dosis keempat vaksin mRNA alias Moderna dapat membantu meningkatkan respons imun ke tingkat yang sama dengan efek yang diberikan pada dosis ketiga (booster ke-1). Studi ini merupakan uji klinis acak yang pertama kali melaporkan efektivitas dan keamanan vaksin ke-4 (booster ke-2).

Penelitian mengenai efektivitas dosis ke-4 vaksin COVID-19 juga telah dilakukan di Kanada. Menurut penelitian ini, dosis ke-4 vaksin dapat meningkatkan perlindungan terhadap infeksi, infeksi bergejala, dan kondisi yang parah.

Selain itu, sebuah penelitian di Israel mengungkapkan, seseorang yang telah mendapatkan  dosis ke-4 vaksin COVID-19 memiliki risiko lebih sedikit untuk terinfeksi dan mengalami gejala berat ketimbang orang yang tidak mendapatkan keempat dosis tersebut.

Sayangnya, penelitian tidak menyebutkan adanya faktor risiko yang sama pada kelompok penerima vaksin dengan yang tidak. Padahal, hal ini penting guna mengetahui adanya faktor risiko tertentu yang bisa memperparah gejala, misalnya riwayat penyakit pasien.

Penelitian lain juga mengemukakan bahwa dosis ke-4 vaksin BNT162b2 (Pfizer-BioNTech) sangat efektif dalam membantu mengurangi infeksi dan gejala berat, menurunkan angka perawatan di rumah sakit, dan menurunkan angka kematian akibat COVID-19 pada orang yang telah mendapatkan dosis ke-3 setidaknya 4 bulan sebelumnya.

Namun, tidak dijelaskan adanya kemungkinan faktor di luar infeksi yang dapat menyebabkan kematian pada orang yang tidak menerima vaksin dosis ke-4. Selain itu, tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk meningkatkan sistem imun.

Jadi, kesimpulan dari penelitian yang menyatakan jika vaksin COVID-19 dosis ke-4 dapat menurunkan angka infeksi beberapa hari setelah melakukan vaksinasi—terkesan terlalu terburu-buru.

Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah memberikan izin terkait pemberian dosis ke-4 vaksin. Baik Pfizer maupun moderna, keduanya dapat diberikan kepada lansia dan orang dengan gangguan sistem kekebalan.

Baca Juga5 Jenis Vaksin Booster COVID-19: Dosis, Syarat, hingga Cara Mendapatkan

Benarkah Vaksin ke-4 Memang Diperlukan?

Pemberian vaksin dosis ke-3 COVID-19 (booster) masih terus dilakukan. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memutus rantai penularan virus corona.

Setelah mendapatkan vaksin primer (dosis ke-1 dan ke-2), vaksin dosis lanjutan alias booster diperlukan guna mengembalikan efektivitas vaksin yang bisa melemah seiring berjalannya waktu.

Selanjutnya, dosis keempat vaksin COVID-19 dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi jangka pendek. Namun, apakah pemberian vaksin ini memang betul-betul diperlukan? 

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Menular AS CDC, Dr. Anthony Fauci mengungkapkan, suntikan booster setiap satu atau dua tahun sekali kemungkinan diperlukan pada sebagian orang. Hal ini berkaitan dengan banyaknya kemunculan varian COVID-19 yang baru.

Sebagai catatan, vaksin yang digunakan saat ini efektivitasnya mungkin tidak akan sama untuk melawan varian COVID-19 di masa depan.

Baca JugaMengenal Omicron Centaurus, Lebih Berbahaya dari Varian Delta?

Terkait dengan pemberian vaksin dosis ke-4 di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan jika dosis ke-2 booster ini harus segera diselenggarakan, terutama bagi tenaga kesehatan (nakes) sebagai kelompok yang rentan terpapar COVID-19.

Setelah itu, barulah sasaran pemberian vaksin berlanjut dan diperluas sesuai kebutuhan.

Saat ini pemerintah masih fokus pada pemberian vaksin dosis ke-3 berkaitan dengan dibuatnya kebijakan mengenai syarat vaksin booster untuk masuk ke fasilitas publik.

Itu dia penjelasan terkait pentingnya vaksin COVID-19 dosis ke-4. Sambil menunggu rekomendasi dari pemerintah terkait penerimaan vaksin dosis 4, segera dapatkan vaksin hingga dosis ketiga, terutama bagi Anda yang baru mendapatkan vaksin primer (dosis pertama dan kedua).

 

  1. Anonim. 2022. Coronavirus (COVID-19) Update: FDA Authorizes Second Booster Dose of Two COVID-19 Vaccines for Older and Immunocompromised Individuals. https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/coronavirus-covid-19-update-fda-authorizes-second-booster-dose-two-covid-19-vaccines-older-and. (Diakses pada 29 Juli 2022).
  2. Anonim. 2022. Pemberian Vaksin Dosis Keempat Memprioritaskan Kelompok Rentan. https://covid19.go.id/artikel/2022/07/28/pemberian-vaksin-dosis-keempat-memprioritaskan-kelompok-rentan. (Diakses pada 29 Juli 2022).
  3. Bar-On, Yinon M., dkk. Protection by a Fourth Dose of BNT162b2 against Omicron in Israel. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa2201570. (Diakses pada 29 Juli 2022).
  4. CNN. 2022. Wamenkes Beber Alasan Percepat Vaksinasi Dosis Keempat Nakes. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220728164749-20-827449/wamenkes-beber-alasan-percepat-vaksinasi-dosis-keempat-nakes. (Diakses pada 29 Juli 2022).
  5. Frellick, Marcia. 2022. Fourth Pfizer Dose Better for Severe Than Symptomatic COVID: Study. https://www.medscape.com/viewarticle/972128. (Diakses pada 29 Juli 2022).
  6. Grewal, Ramadip, dkk. 2022. Effectiveness of a Fourth Dose of Covid-19 mRNA Vaccine Against the Omicron Variant Among Long Term Care Residents in Ontario, Canada: Test Negative Design Study. https://www.bmj.com/content/378/bmj-2022-071502. (Diakses pada 29 Juli 2022).
  7. Regev-Yochay, Gili., dkk. 2022. Efficacy of a Fourth Dose of Covid-19 mRNA Vaccine Against Omicron. New England Journal of Medicine, 386, pp. 1377–1380. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMc2202542. (Diakses pada 29 Juli 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi