DokterSehat.com – Saat Anda merasa nyeri sebaiknya jangan langsung mengonsumsi obat pereda nyeri. Mengapa? Seperti obat kimia lainnya, obat ini juga memiliki beragam efek samping. Salah satunya merusak performa seksual pria.
Sebuah penelitian menemukan bahwa pria yang mengonsumsi obat pereda nyeri dosis tinggi dalam jangka waktu panjang cenderung lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi (ED). Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti mengamati rekam medis 11.000 pria yang mengonsumsi obat pereda nyeri atau opioid yang diresepkan dokter seperti oxycodone untuk mengobati nyeri punggung kronis.
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa pria yang mengonsumsi obat pereda nyeri dosis tinggi selama emapat bulan lebih, sekirtar 50 persen diantaranya membutuhkan pengobatan untuk mengatasi impotensinya ketimbang pria yang tidak mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri. Pasien yang dianggap mengonsumsi opioid dosis tinggi diketahui mengonsumsi 80 miligram OxyContin perhari atau 120 miligram morfin.
Secara keseluruhan, 19 persen pria yang mengonsumsi opioid dalam jangka waktu panjang terbukti mengalami disfungsi ereksi atau impotensi. Jumlahnya bisa saja lebih dari itu. Tak hanya itu, efek samping dari opioid juga bisa mengakibatkan perubahan kadar testosterone.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kadar testoterone pria yang mengonsumsi opioid juga menurun. Dan, bertambah parah bila disertai faktor lain seperti depresi yang kerapkali ditemukan pada penderita nyeri kronis yang juga berperan penting terhadap terjadinya impotensi.
Menurut para peneliti, pasien yang mengonsumsi opioid jangka panjang juga kerap kali menjadi toleran dengan obat-obatan termasuk mengalami sensitivitas terhadap nyeri yang lebih besar seiring berjalannya waktu.
Faktanya obat-obatan pereda nyeri tidak begitu efektif bila digunakan untuk mengobati nyeri kronis dalam waktu yang lama. Obat-obatan ini hanya efektif untuk meredakan nyeri jangka pendek.
Untuk menghindari efek negatif dari obat penahan nyeri ini sebaiknya mulailah menggunakan pengobatan alternatif yang efektif meredakan nyeri. Misalnya, melakukan kombinasi olahraga dengan terapi kognitif.