Terbit: 4 April 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Maag saat puasa Ramadan kerap terjadi karena pola makan yang berubah dari hari biasanya. Umumnya, kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu karena peningkatan kadar asam dalam perut kosong selama menahan lapar dan haus.  Simak penjelasan lengkap tentang penyebab, pencegahan, dan cara mengatasinya di bawah ini!

Maag Kambuh Saat Puasa: Penyebab, Mencegah, & Cara Mengatasi

Penyebab Maag saat Puasa

Maag adalah kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan karena adanya peradangan pada lapisan dalam perut. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini beberapa hal yang menjadi penyebab maag kambuh saat puasa:

1. Porsi Makan Terlalu Banyak saat Sahur dan Buka

Hal pertama yang menjadi penyebab maag saat puasa yang secara tidak sadar sering dilakukan oleh umat Muslim adalah makan berlebihan saat berbuka puasa maupun sahur. Biasanya, hal ini karena lapar mata melihat makanan sehingga menimbulkan nafsu makan banyak.

Kebiasaan buruk tersebut dapat meningkatkan risiko pemicu dispepsia dan refluks asam pada penderita gastritis atau penyakit tukak lambung. Ketika perut kosong, kemudian makan banyak segera saat buka puasa membuat asam lambung naik.

Kondisi ini membuat lambung terus bekerja dan pada akhirnya menyebabkan luka di bagian dinding lambung.

2. Melewatkan Sahur

Memang bangun waktu sahur cukup sulit karena masih merasa ngantuk, tetapi harus dipaksakan bangun untuk makan. Jika tidak sahur, kemungkinan akan memicu maag kambuh saat puasa, terutama bagi Anda yang memiliki riwayat maag akut.

Ingat! perut akan kosong selama seharian atau selama 14 jam hingga waktu berbuka. Jadi, jangan sampai melewatkan waktu sahur.

3. Tidur Segera Setelah Sahur

Kebiasaan yang kerap kali dilakukan oleh kalangan umat Muslim adalah segera tidur setelah sahur karena ngantuk atau tertidur selagi menunggu waktu salat subuh. Padahal, kebiasaan ini dapat menyebabkan maag kambuh.

Selain itu, tidur segera setelah sahur juga dapat menyebabkan refluks asam (naiknya asam lambung ke kerongkongan), mual, dan bahkan muntah.

Menurut sunah Nabi SAW, cara menjalankan puasa Ramadan dengan baik adalah “mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa”. Ini artinya sahurlah ketika mendekati waktu imsak dan segera batalkan puasa ketika waktunya berbuka.

Segera tidur setelah makan malam juga dapat menyebabkan maag. Ini karena posisi tidur berbaring membuat pencernaan tidak lancar.

4. Makan Makanan Pemicu Maag

Penyebab maag saat puasa sering disebabkan oleh makanan tertentu yang dikonsumsi saat sahur maupun berbuka. Makanan pemicu maag di antaranya adalah makanan yang digoreng, pedas, panas, berlemak, dan asam (misalnya jeruk, lemon, dan tomat) karena cenderung mengiritasi saluran pencernaan.

Makanan kaleng atau olahan, terutama produk berbasis tomat juga memicu maag. Makanan olahan dengan umur simpan yang panjang biasanya memiliki banyak bahan kimia, termasuk bahan pengawet yang pada akhirnya dapat memperburuk gastritis atau tukak lambung.

Baca Juga: Pusing Melanda Saat Puasa? Ini Cara Mengatasinya

5. Konsumsi Minuman Pemicu Maag

Selain makanan, minuman tertentu juga dapat menyebabkan maag kambuh, termasuk kopi, teh, dan cola (minuman berkarbonasi). Ketiga minuman ini dapat memicu asam lambung naik.

Minuman tersebut juga bersifat diuretik alami yang dapat merangsang tubuh sering buang air kecil yang pada gilirannya menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

6. Merokok Saat Sahur dan Berbuka Puasa

Puasa Ramadan mewajibkan umat Muslim menahan lapar, haus, nafsu, hingga kebiasaan merokok. Selain menyebabkan maag, merokok dapat meningkatkan risiko pemicu dispepsia dan refluks asam bagi penderita gastritis atau tukak lambung.

7. Telat Buka Puasa

Telat buka puasa atau sengaja menundanya juga mengakibatkan maag kambuh. Ini biasa dirasakan bagi mereka yang sedang dalam perjalanan atau terkena macet. Kondisi ini membuat perut kosong lebih lama dan pada akhirnya mengembangkan risiko asam lambung naik.

Meski hanya minum saat berbuka karena sedang dalam perjalanan, Anda mungkin berisiko mengembangkan maag karena membiarkan perut tanpa makanan sampai di tempat tujuan.

8. Langsung Makan saat Buka Puasa

Berpuasa seharian memang membuat haus dan lapar. Ini yang membuat seseorang nafsu untuk langsung makan berat saat berbuka puasa. Padahal, langsung makan saat berbuka juga bisa menyebabkan sakit maag karena pencernaan syok dan belum siap untuk menerima makanan berat.

Baca Juga: 12 Menu Makanan Buka Puasa yang Sehat dan Enak

Cara Mencegah Maag saat Puasa

Mencegah sakit maag saat sedang menjalani puasa pada dasarnya adalah menghindari sejumlah penyebab seperti yang sudah dijelaskan di atas. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

1. Selalu Sahur

Meski masih ngantuk untuk bangun sahur, paksakanlah untuk bangun dan segera makan sahur untuk mencegah kekambuhan maag. Sebaik-baiknya sahur lakukan di akhir waktu menjelang imsak.

2. Jangan Tidur Setelah Sahur

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tidur segera setelah sahur dapat memicu asam lambung naik. Itu sebabnya, jangan langsung tidur setelah selesai sahur. Jika ingin tidur kembali, tunggu satu jam terlebih dahulu.

3. Berbuka Tepat Waktu

Mengingat menunda berbuka dapat memicu asam lambung naik, segerakan untuk berbuka. Minuman dan makanan yang dianjurkan saat berbuka adalah meminum segelas air putih dan kurma untuk mengembalikan cairan tubuh dan energi yang hilang selama puasa.

Perlu diketahui, kurma adalah makanan yang disunahkan untuk berbuka puasa. Bukan tanpa alasan, kurma mengandung gula alami sebagai sumber energi.

4. Porsi Makan Sedikit saat Berbuka

Ketika berbuka puasa, makanlah dengan porsi lebih sedikit, tetapi lebih sering. Misalnya, mulailah dengan kurma dan makanan ringan sebelum salat magrib. Sedangkan makan hidangan utama dapat disantap sebelum salat tarawih. Ingat! Makanlah secukupnya dan jangan makan terlalu banyak.

5. Berhenti Makan 3 Jam Sebelum Tidur

Tips lainnya untuk mencegah kekambuhan maag adalah berhenti makan tiga hingga empat jam sebelum tidur malam, hal ini berguna untuk memberikan waktu istirahat yang cukup pada sistem pencernaan. Oleh karena itu, Anda harus mengurangi santapan setelah salat tarawih.

6. Hindari Makanan dan Minuman Penyebab Maag

Cara mencegah maag kambuh harus menghindari makanan tertentu, seperti makanan yang digoreng, panas, pedas, dan mengandung asam karena cenderung mengiritasi saluran pencernaan.

Hindari pula makanan makanan kaleng atau olahan karena makanan ini memiliki umur simpan panjang yang biasanya memiliki banyak bahan kimia, termasuk bahan pengawet.

7. Hindari Merokok

Sebisa mungkin hindari merokok saat berbuka atau sahur karena memicu maag dan dispepsia refluks asam bagi Anda yang menderita gastritis atau tukak lambung. Cara ini sekaligus mencegah kanker tertentu, seperti kanker pada paru-paru, tenggorokan, mulut, serviks, dan penyakit lainnya yang disebabkan merokok.

Cara Mengatasi Maag Saat Puasa

Gejala maag dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, pola makan yang sehat, dan mengonsumsi obat obatan jika kondisinya tergolong parah.

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi maag saat puasa:

1. Minum Banyak Air saat Sahur dan Berbuka

Cara yang satu satu ini sangat penting agar tubuh tetap terhidrasi selama berpuasa. Minum banyak air saat berbuka dan sahur untuk mencegah tubuh kekurangan cairan yang secara tidak sadar menguap melalui pernapasan, berkeringat, dan buang air kecil. Jadi, minumlah sekitar dua liter atau delapan gelas dari saat berbuka hingga sahur.

Selain air putih, cairan bisa didapatkan dari makanan yang mengandung banyak air seperti buah-buahan dan jus buah non-asam. Minum segelas susu segar saat sahur juga baik bagi Anda yang menderita gastritis dan tukak lambung.

2. Konsumsi Makanan yang Bikin Kenyang Lebih Lama

Makanan yang mengandung tinggi karbohidrat saat sahur membuat Anda kenyang lebih lama karena karbohidrat dicerna lebih lambat dalam pencernaan. Tentu ini menjadi salah satu cara mengatasi maag saat puasa sekaligus mencegah risiko maag.

Selain nasi, kurma adalah sumber gula, serat, karbohidrat, kalium, dan magnesium yang sangat baik untuk tubuh. Pisang juga sebagai sumber karbohidrat, kalium, dan magnesium yang bagus.

Tak hanya unsur karbohidrat, makanan berserat tinggi juga membuat kenyang lebih lama. Sejumlah makanan yang memiliki banyak serat, antara lain buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan gandum.

3. Mengurangi Stres

Ciptakan lingkungan yang rileks saat makan sahur atau berbuka. Hal ini berguna untuk melatih teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga.

Menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal yang Anda sukai bisa mengurangi stres. Istirahat dengan cukup tidur juga bisa membantu.

4. Obat-Obatan

Terlepas dari perubahan gaya hidup, mengatasi maag saat puasa bisa menggunakan obat tertentu yang diresepkan untuk mengatasi gejala maag, gastritis, dan tukak lambung. Obat-obatan ini termasuk antasida, proton pump inhibitor (PPI) atau penghambat pompa proton, dan antagonis H2.

Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah cara minum obat maag saat puasa. Beberapa jenis obat antasida dapat diperoleh tanpa resep, tetapi untuk dua yang terakhir harus berdasarkan saran dari dokter untuk menyesuaikan dosis dan waktu sesuai dengan kebutuhan pasien. 

Jika menggunakan obat-obatan ini dalam jangka panjang, Anda harus berkonsultasi dengan dokter tentang perubahan yang diperlukan, misalnya, membagi dosis untuk mengoptimalkan efek obat.

 

  1. Anonim. Indigestion. https://www.nhs.uk/conditions/indigestion/. (Diakses pada 28 April 2020).
  2. Anonim. 2019. Indigestion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/indigestion/symptoms-causes/syc-20352211. (Diakses pada 28 April 2020).
  3. Ali, Raja A.R. 2013. Fasting tips for those with gastritis and peptic ulcer. https://www.thestar.com.my/Lifestyle/Health/Nutrition/2013/07/10/Fasting-tips-for-those-with-gastritis-and-peptic-ulcer-disease-during-Ramadan. (Diakses pada 28 April 2020)
  4. Amine, El M et al. 2013. Effect of Ramadan fasting on acute upper gastrointestinal bleeding. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3732905/. (Diakses pada 28 April 2020).
  5. Elliott, Brianna. 2018. 8 Proven Health Benefits of Dates. https://www.healthline.com/nutrition/benefits-of-dates. (Diakses pada 28 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi