Terbit: 12 January 2022 | Diperbarui: 4 November 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sering mengalami hidung berkeringat meskipun cuaca tidak panas mungkin membuat Anda khawatir! Lantas, apakah kondisi ini menjadi tanda masalah kesehatan? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

Hidung Sering Berkeringat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Hidung Berkeringat

Berkeringat dapat terjadi pada semua bagian tubuh, tak terkecuali pada hidung. Namun, keringat di area ini termasuk jarang terjadi. Berkeringat adalah respons alami tubuh terhadap kondisi tertentu, seperti suhu hangat, aktivitas fisik, stres, dan perasaan marah atau takut.

Faktor yang memicu kondisi tersebut adalah karena keringat berlebih atau disebut hiperhidrosis. Gangguan hiperhidrosis adalah kondisi yang menyebabkan keringat berlebih.

Hiperhidrosis terjadi pada kondisi yang tidak biasa, seperti cuaca atau suhu lebih dingin atau tanpa ada penyebab sama sekali. Penyebab hidung berkeringat juga karena kondisi medis, seperti hipertiroidisme atau menopause.

Dalam medis, hiperhidrosis merupakan gejala dari garanulosis rubra nasi, adalah kelainan langka pada kelenjar ekrin (yang memproduksi keringat). Ini dapat diwariskan sebagai sifat dominan autosomal.

Granulosis rubra nasi ditandai dengan hiperhidrosis di bagian tengah wajah, paling mencolok di ujung hidung, diikuti munculnya eritema difus (bercak kemerahan) di atas hidung, pipi, bibir atas, dan dagu. Keringat ini biasanya terjadi pada masa kanak-kanak, tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Biasanya granulosis rubra nasi dimulai pada anak usia 6 bulan sampai 10 tahun. Kondisi yang parah terjadi antara usia 7-12 tahun. Granulosis rubra nasi biasanya sembuh saat pubertas, namun terkadang bertahan tanpa batas waktu.

Penyebab hiperhidrosis yang mendasari tergantung pada jenis yang dialami, termasuk.

  • Hiperhidrosis fokal primer

Berkeringat biasanya paling sering terjadi pada wajah, kepala, tangan, kaki, dan ketiak. Umumnya kondisi ini dimulai pada masa kanak-kanak.

Sekitar 30-50 persen orang dengan jenis ini memiliki riwayat keluarga yang mengalami berkeringat berlebihan.

  • Hiperhidrosis umum sekunder

Hiperhidrosis umum sekunder adalah keringat yang terjadi karena kondisi medis atau efek samping dari obat-obatan tertentu. Jenis ini biasanya dimulai pada usia dewasa.

Orang dengan hiperhidrosis dapat berkeringat di seluruh tubuh atau hanya di satu area, bahkan ketika sedang tidur.

Normalkah Hidung Berkeringat?

Berkeringat di hidung adalah kondisi yang tidak membahayakan apalagi mengancam nyawa.

Namun, bagi sebagian orang gejala hiperhidrosis bisa sangat berat sehingga membuat Anda merasa malu, tidak nyaman, tidak percaya diri, cemas, atau bahkan trauma psikologis.

Hal tersebut mungkin memengaruhi pekerjaan, aktivitas waktu luang, hubungan pribadi, citra diri, dan emosional.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika wajah atau hidung berkeringat sering terjadi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk membantu menentukan penyebabnya.

Jika dokter menentukan bahwa keringat Anda tidak terkait dengan kondisi medis, dokter dapat menganjurkan pilihan pengobatan yang terbaik.

Keringat berlebihan bisa menjadi gejala dari kondisi yang sangat serius. Segera hubungi dokter jika mengalami kondisi berikut:

  • Berkeringat dan penurunan berat badan.
  • Mengeluarkan keringat ketika tidur.
  • Keringat yang disertai demam, nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung cepat (takikardia).
  • Berkeringat dan nyeri dada, atau sensasi tertekan di dada.
  • Mengeluarkan keringat yang berkepanjangan dan tanpa sebab yang jelas.

Cara agar Hidung Tidak Berkeringat

Dokter mungkin akan merujuk Anda ke spesialis kulit atau dokter kulit, yang mungkin merekomendasikan pengobatan berikut ini:

1. Iontophoresis

Tangan dan kaki terendam dalam wadah air. Arus listrik tanpa rasa sakit disalurkan melalui air. Sebagian besar pasien membutuhkan dua sampai empat perawatan selama 20-30 menit.

2. Suntik Botox (botulinum toxin)

Suntikan botox bekerja dengan menghambat saraf yang memicu kelenjar keringat. Orang dengan hiperhidrosis mungkin memerlukan beberapa suntikan untuk mendapatkan hasil yang efektif.

3. Obat antikolinergik

Obat antikolinergik dapat membantu menghambat transmisi impuls saraf parasimpatis. Pasien umumnya mengalami pemulihan gejala dalam waktu sekitar 2 minggu.

4. ETS (Endoscopic thoracic sympathectomy)

Pengobatan dengan operasi ini hanya dianjurkan pada kasus berat yang tidak merespons pengobatan lain. Dalam prosedur operasi, saraf yang membawa pesan ke kelenjar keringat dipotong.

ETS bisa digunakan untuk mengobati hiperhidrosis di wajah, tangan, atau ketiak. Namun, ETS tidak dianjurkan untuk mengobati hiperhidrosis di kaki karena berisiko disfungsi seksual permanen.

Itulah penjelasan tentang penyebab hidung keringat yang mungkin jarang disadari, hingga bagaimana cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Brazier, Yvette. 2017. What is hyperhidrosis?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/182130. (Diakses pada 12 Januari 2022)
  2. Delgado, Amanda. 2020. Hyperhidrosis Disorder (Excessive Sweating). https://www.healthline.com/health/hyperhidrosis. (Diakses pada 12 Januari 2022)
  3. Hantash, Basil M. 2018. Granulosis Rubra Nasi Clinical Presentation. https://emedicine.medscape.com/article/1072459-clinical. (Diakses pada 12 Januari 2022)
  4. Sargunam, Cynthia et al. 2013. Granulosis rubra nasi. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3752478/. (Diakses pada 12 Januari 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi