Terbit: 15 June 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kista gigi adalah kantong berisi cairan yang berkembang di tulang rahang dan jaringan lunak. Kantong ini terbentuk di atas gigi yang belum erupsi atau erupsi sebagian, dan biasanya ada di salah satu gigi geraham atau taring. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasi kista di gigi selengkapnya di bawah ini.

Kista Gigi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kista Gigi?

Kista gigi adalah kista (kantong berisi cairan) pada gigi. Kondisi yang juga dikenal dengan sebutan follicular cysts of the jaw (FCJ) ini adalah benjolan jinak seperti kantong yang berisi cairan di gigi. Kantong cenderung terbentuk ketika ada penumpukan cairan di antara sel epitel folikel dan mahkota gigi yang sedang berkembang atau gigi yang belum tumbuh.

Apakah kista pada gigi berbahaya? Berbahaya jika kantong yang terinfeksi membesar dan menyebabkan perpindahan atau resorpsi jaringan gigi dan tulang di sekitarnya. Orang muda dan orang dewasa yang mengalami hal ini umumnya tidak merasakan rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Gejala Kista Gigi

Kantong yang kecil umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, jika kantong tumbuh dengan diameter lebih dari 2 sentimeter, beberapa gejala yang bisa muncul, antara lain:

  • Pembengkakan pada bagian gusi tertentu.
  • Sensitivitas gigi.
  • Perpindahan gigi atau pergerakan gigi.
  • Gigi tanggal atau rontok.
  • Ketidaknyamanan saat menekan area tertentu pada gusi.
  • Mati rasa pada bagian wajah dan mati rasa karena kista menekan saraf.

Jika kista gigi geraham menyebabkan gigi berpindah, Anda mungkin akan melihat celah yang terbentuk perlahan di antara gigi.

Baca Juga: 9 Penyebab Gigi Berdenyut dan Cara Mengatasinya

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera periksakan ke dokter jika Anda memiliki kantong berisi cairan atau benjolan dalam jaringan rongga mulut yang berlangsung lebih dari 2 minggu.

Benjolan ini sering kali tidak berbahaya, tetapi penting untuk menyingkirkan kondisi yang lebih serius sedini mungkin.

Tanpa perawatan yang tepat, kista ini dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, seperti infeksi yang meluas dan gigi tanggal.

Penyebab Kista Gigi

Keadaan ini disebabkan oleh penumpukan cairan di atas gigi yang belum erupsi. Penyebab pasti dari penumpukan ini tidak diketahui. Meski orang dari segala usia bisa mengalami hal ini, keadaan ini lebih umum terjadi pada usia 20 sampai 30-an.

Perlu diketahui juga, tumor dan kista berasal dari sel dan jaringan yang terlibat dalam perkembangan gigi normal. Tumor lain yang memengaruhi rahang dapat bersifat non odontogenik, artinya tumor tersebut dapat berkembang dari jaringan lain di dalam rahang yang tidak berhubungan dengan gigi.

Orang dengan nevoid basal cell carcinoma syndrome (NBCCS) atau disebut juga sindrom Gorlin-Goltz, kekurangan gen yang menekan tumor.

Mutasi genetik yang menyebabkan sindrom ini diturunkan dan menyebabkan timbulnya beberapa beberapa karsinoma sel basal dan odontogenic keratocyst (OKC) di dalam rahang. OKC adalah kista yang berasal dari gigi (primordial odontogenic epithelium).

Faktor Risiko Kista di Gigi

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya kantong atau benjolan berisi nanah pada gigi, antara lain:

  • Kebersihan gigi yang buruk. Tidak merawat gigi dan gusi dengan benar—seperti tidak menyikat gigi dua kali sehari dan tidak menggunakan benang gigi—dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi, penyakit gusi, abses gigi, dan komplikasi gigi atau mulut lainnya.
  • Diet tinggi gula. Sering makan dan minum dengan kandungan yang kaya akan gula, seperti permen dan soda, dapat menyebabkan gigi berlubang dan berubah menjadi abses dan kista gigi.
  • Mulut kering. Mulut yang kering dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi. Keadaan ini sering kali disebabkan oleh efek samping obat tertentu atau masalah penuaan.

Diagnosis Kista Gigi

Kista yang kecil sering kali tidak terdeteksi sampai Anda menjalani rontgen gigi. Jika hasil rontgen menunjukkan sesuatu yang tidak biasa, dokter mungkin menggunakan CT atau MRI scan untuk memastikan itu bukan jenis kista lain, seperti kista periapikal atau tulang aneurisma.

Selain itu, dokter mungkin memerlukan prosedur biopsi untuk mengambil sampel kista untuk analisis laboratorium. Dokter akan menggunakan informasi ini untuk menyusun rencana perawatan yang terbaik dan pilihan paling efektif.

Dalam beberapa kasus, jika kantong memiliki ukuran yang lebih besar, dokter mungkin dapat mendiagnosis hanya dengan melihatnya.

Jenis Kista Gigi

Kondisi ini terbagi menjadi beberapa jenis, meliputi:

  • Kista periapikal. Jenis kista ini terbentuk di ujung akar dan biasanya akibat trauma, retakan pada gigi, atau pembusukan yang telah menginfeksi atau membunuh saraf (pulpa) gigi.
  • Kista dentigerous. Kista ini tumbuh pada sekitar gigi yang belum erupsi atau erupsi sebagian, terutama gigi bungsu.
  • Keratocysts. Ini biasanya terbentuk karena trauma atau genetik. Jenis kista ini agresif dan menunjukkan tingkat kekambuhan yang tinggi, dan bahkan setelah operasi pengangkatan.
  • Kista periodontal. Kista jenis ini terjadi akibat penyakit periodontal atau gusi stadium lanjut, dan karenanya bersifat bakteri.

Pengobatan Kista Gigi

Mengobati keadaan ini tergantung ukurannya. Jika ukurannya kecil, dokter mungkin dapat mengangkatnya bersama dengan gigi yang sakit melalui pembedahan. Dalam kasus lain, operasi kista gigi mungkin menggunakan teknik marsupialisasi.

Marsupialisasi yaitu prosedur membuat sayatan pada kantong untuk mengeluarkan cairan nanah dan menjahit ujung irisan pada kulit sekitarnya agar kista tetap terbuka secara permanen. Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat berupa terapi medis atau kombinasi dari pembedahan dan terapi medis.

Perawatan lainnya mungkin termasuk:

  • Rekonstruksi tulang rahang atau struktur lainnya.
  • Terapi medis untuk jenis tumor dan kista gigi tertentu.
  • Perawatan suportif untuk membantu menjaga kualitas hidup, termasuk memenuhi nutrisi, membantu bicara dan menelan, serta penggantian gigi yang hilang.

Baca Juga: Apakah Sakit Gigi Bisa Menyebabkan Kematian? Ini Faktanya

Komplikasi

Meskipun kista yang kecil tidak menimbulkan gejala apa pun, namun jika kondisi ini tidak mendapatkan perawatan, hal tersebut bisa meningkatkan risiko komplikasi, seperti:

  • Infeksi.
  • Kehilangan gigi.
  • Fraktur rahang.
  • Ameloblastoma, sejenis tumor rahang jinak.

Lantas, apakah kista gigi berbahaya? Meskipun kondisi ini tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan beberapa masalah jika tidak ada penanganan.

Konsultasi dengan dokter jika Anda mengalami  pembengkakan, nyeri, atau benjolan yang tidak biasa di mulut, terutama di sekitar gigi geraham dan gigi taring. Dalam banyak kasus, kista mudah diobati, baik melalui eksisi atau marsupialisasi.

Pencegahan Kista Gigi

Menghindari kerusakan gigi sangat penting untuk mencegah pembentukan kantong berisi nanah pada gigi. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kerusakan gigi, antara lain:

  • Sikat gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
  • Gunakan benang gigi atau interdental cleaner untuk membersihkan sela-sela gigi.
  • Ganti sikat gigi setiap tiga sampai empat bulan atau saat bulu sikat sudah bengkok.
  • Konsumsi makanan sehat, batasi makanan manis dan camilan di antara waktu makan.
  • Kunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan rutin dan pembersihan profesional.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan antiseptik atau obat kumur berfluoride untuk menambah lapisan perlindungan ekstra terhadap kerusakan gigi.

 

  1. Anonim. Tooth abscess. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tooth-abscess/symptoms-causes/syc-20350901. (Diakses pada 12 Maret 2021).
  2. Anonim. Jaw tumors and cysts. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/jaw-tumors-cysts/symptoms-causes/syc-20350973. (Diakses pada 12 Maret 2021).
  3. Higuera, Valencia. 2018. Dentigerous Cyst. https://www.healthline.com/health/dentigerous-cyst. (Diakses pada 12 Maret 2021).
  4. Wilson, Damien Jonas. Dentigerous Cysts. https://www.news-medical.net/health/Dentigerous-Cysts.aspx. (Diakses pada 12 Maret 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi