Terbit: 3 July 2015
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Wabah ebola yang semakin meluas meresahkan masyarakat dunia terutama yang sudah ditemukannya kasus ebola di negara tersebut. Hal ini dikarenakan virus ebola sangat mudah menginfeksi dari pasien ke orang lain melalui kontak langsung. Tidak menutup kemungkinan virus ebola dapat masuk ke Indonesia sehingga diperlukan kewaspadaan terutama di bandara internasional sebagai pintu masuk orang dari berbagai negara.

Virus ebola disebarkan hewan kemanusia dan dari manusia ke manusia

Kelelawar merupakan salah satu hewan yang membawa virus ebola. Di Afrika sebagain jenis hewan ini di dalam tubuhnya membawa virus ebola. Berbeda dengan manusia kelelawar akan kebal terhadap virus tersebut sehingga apabila manusia mengkonsumsi daging hewan tersebut (yang terdapat virus ebola) dapat terjangkit virus ebola pada manusia.

Bahkan dengan adanya virus yang terdapat pada hewan seperti kelelawar maka dapat dengan mudah disebarkan apabila bersentuhan dan mengkonsumsi hewan yang terjangkit virus ebola, inilah yang menyebabkan kawasan Afrika Barat mudah menyebarkan wabah ebola. Tidak hanya kelelawar akan tetapi beberapa hewan lain dapat menjadi inang virus ebola.

Hewan yang dapat menampung virus ebola yang menjadi ancaman selaian kelelawar adalah tikus, kera, monyet dan simpanse. Bahkan untuk hewan seperti tikus yang seringkali makan sisa makanan yang dapat menyerang manusia. Terlebih lagi di Afrika satwa liar seringkali diburu untuk dikonsumsi, inilah yang menyebabkan wabah ebola sangat mudah menyebar di Afrika. Bahkan di Afrika, daging hewan luar yang dikenal dengan sebutan Bushmeat dijual di pasar tradisional. Dihawatirkan hewan hewan tersebut membawa virus yang menyebabkan manusia yang mengkonsumsinya terjangkit.

Bahkan tidak hanya bermasalah dengan beberapa hewan yang diduga dapat menyebarkan infeksi ebola akan tetapi ancaman infeksi juga terjadi karena cara mengolah daging yang tidak sesuai dengan prosedur. Manusia biasanya terjangkit dengan virus yang bersentuhan dengan lapisan kulit ataupun darah di dalam hewan tersebut. Bahkan kini di Eropa terdapat larangan menyentuh kelelawar apabila tidak menggunakan sarung tangan meskipun sampai saat ini kebanyakan kelelawar Eropa tidak berbahaya.

Ebola membuat masyarakat dunia cemas

Penyebaran yang sangat mudah dari hewan ke manusia ataupun dari pasien ebola ke orang lain menjadi kecemasan bagi masyarakat dunia. Kekhawatiran wabah ebola yang kini sedang menyebar di kawasan Afrika dirasakan oleh masyarakat yang berada di negara-negara Asia dan Eropa.

Bahkan Hongkong telah mengumumkan perlakuan karantina untuk kasus yang dicurogai mendekati gejala ebila, meskipun setelah dilakukan pengujian hasilnya negatif. Berbeda dengan Uni Eropa yang sudah mempersiapka diri untuk menghadapi ancaman tersebut.

Kecemasan masyarakat dunia dikarenakan virus ebola hanya dalam tempo beberapa hari dapat membunuh korban. Gejala yang dialami oleh penderita yang terinfeksi ebola sama dengan penyakit lainnya seperti demam atau flu. Pasien yang terinfeksi pertama-tama mengalami demam yang tinggi, kemudian mengalami nyeri pada bagian otot. Selanjutnya pasien diperparah dengan kondisi diare, muntah dan beberapa kasus yang semakin parah membuat pasien mengalami pendarahan yang tidak dapat terbendung. Sehingga apabila sudah ditemukan gangguan kesehatan dengan gajala tersebut maka dilakukan test kesehatan untuk mengetahui kondisi infeksi di dalam tubuh pasien.

Masyarakat dunia kembali resah setelah mendapat laporan pada bulan Maret 2014, kasus ebola yang semakin meningkat. Bahkan telah terjadi 1200 kasus Ebola dan lebih dari 670 orang yang meninggal karena kasus ebola. di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Keresahan masyarakat dunia pada virus ebola dikarenakan hingga kini tidak ditemukan vaksin ata obat yang dapat meringankan dan menghentikan infeksi virus di dalam tubuh pasien.

Pencegahan merupakan salah satu cara yang terbaik yang dapat dilakukan karena dengan menggunakan prosedur perlengkapan kesehatan yang baik akan mengurangi terjadinya korban dari petugas kesehatan. Seperti yang dilaporkan dokter, perawat dan ahli laboratorium menjadi risiko terbesar terkena ebola dari pasien.

Bahkan pada bulan Juli 2014 seorang dokter bernama Sheik Umar Khan yang berasal dari Sierra Leone meninggal dunia dikarenakan virus ebola. Virus ebola memang sangat membahayakan karena virus ebola dapat memperbanyak sel hampir di semua inang. Bahkan pada kelelawar yang dapat menularkan virus ebola.

Apabila manusia menyentuh hewan yang sudah terinfeksi hewan dengan infeksi ebola maka berisiko tinggi terkena ebola. Virus ebola ini seperti kita ketahui berasal dari Afrika dan dengan mudah menyebar melalui kontak langsung dengan penderita atau hewan yang terinfeksi virus ebola.

Pencegahan masih bisa dilakukan dengan menghindari penularan yaitu menjaga kebersihan. Mencuci tangan setelah melakukan kegiatan apapun terlebih apabila anda sudah berkunjung dari rumah sakit atau tempat umum lainnya. Bahkan untuk petugas keseatan diwajibkan menggunakan pakaian dengan prosedur, baju pengaman, helm dan sarung tangan sehingga meminimalisir penyebaran virus ebola.

Who berperan aktif untuk mengurangi penyebaran wabah virus ebola

Organisasi Kesehatan Dunia sekalipun memfokuskan untuk memerangi wabah ebola yang terjadi terutama di beberapa negara di Afrika Barat. Who mengkhawatirkan terjadinya perluasan wabah hingga keluar dari Afrika.

Bahkan di Amerika Serikat dilaporkan kasus yang pertama mengenai infeksi ebola yang terjadi melalui kontak langsung dengan pasien. Bahkan seorang perawat dari Texas positif terkena infeksi virus ebola. Hal ini diduga karena perawat tersebut melanggar standar keamanan ketika melakukan penanganan penyakit menular.

Selain dengan menggunakan prosedur keamanan untuk para petugas kesehatan.Hal yang tidak kalah penting adalah dengan melakukan pemeriksaan di bandara. Kasus penularan Ebola yang terjadi di luar Afrika kembali membuat WHO semakin cemas. Wabah ebola yang semakin meluas dikhawatirkan akan mengancam masyarakat dunia terlebih sejauh ini belum ada vaksin ataupun obat untuk menanggulangi virus ebola.

Sebagai tindakan antisipasi yang dilakukan pada beberapa bandara di Eropa dan Amerika Serikat menerapkan pemeriksaan kesehatan terhadap penumpang yang datang dari Afrika Barat. Bahkan dilakukannya screening untuk mengetahui suhu tunuh dan melacak kemungkinan orang yang baru berasal dari negera negara dengan kasus ebola dilakukan simptom demam. Bahkan penumpang harus menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan paparan virus ebola.

Meskipun demikian screening saat penumpang keluar dari pesawat tidak dapat mendeteksi semua kasus penyebaran virus ebola akan tetapi sampai saar ini merupakan metode yang ampuh untuk dapat meredusi penyebaran virus ebola. Adapun untuk tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh masing masing individu apabila berada di negara yang memang sudah ditemukan kasus ebola yaitu dengan tidak menyentuh secara langsung hewan yang mati, berinteraksi langsung tanpa menggunakan pengamanan dengan orang yang terinfeksi ebola dan terpapar dengan cairan ataupun darah dari penderita ebola.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi