Terbit: 31 January 2020 | Diperbarui: 9 March 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Di balik kepanikan yang melanda berbagai negara di dunia terkait dengan penyebaran virus corona, Indonesia masih belum mendapati satu pun kasus dari penyakit ini. Memang, ada beberapa suspek yang ditangani di beberapa rumah sakit, namun sebagian sudah pulih dan tidak terbukti terpapar virus corona. Hal ini membuat ada sebagian orang yang menduga virus corona tidak bisa bertahan di iklim tropis.

Virus Corona Tak Bisa Bertahan di Negara Tropis Seperti Indonesia?

Virus Corona Tidak Bisa Bertahan di Iklim Tropis?

Di media sosial atau pesan berantai WhatsApp, belakangan juga beredar informasi yang menyebut virus corona tidak bisa menyebar di daerah tropis seperti di Indonesia karena suhu udaranya biasanya lebih dari 23 derajat Celcius. Suhu yang hangat dan stabil ini disebut-sebut bisa menghambat perkembangan dan penyebarannya. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan kondisi di Tiongkok yang saat ini masih dalam musim dingin.

Hanya saja, Kemenkes memastikan bahwa kabar ini belum bisa dipastikan kebenarannya. Memang, ada penelitian yang menyebut suhu hangat dan alkohol bisa mempengaruhi perkembangan virus corona, namun suhu yang dimaksud masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara yang biasa kita alami di Indonesia. Selain itu, jika dicermati, beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah mengungkap kasus virus corona. Padahal, iklim dari negara tersebut sama persis dengan Indonesia.

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menemukan kaitan antara iklim atau suhu udara dengan penyebaran virus dengan nama resmi 2019-nCoV ini. Satu hal yang pasti, para peneliti menyebut virus ini bersifat parasit dan tidak bisa bertahan hidup tanpa inang. Sebagai contoh, jika pengidap virus corona bersin dan percikan bersin ini menyebar ke luar, maka virus ini tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari 10 menit, apalagi jika terpapar sinar matahari langsung.

Hanya saja, jika virus yang menyebar dari bersin atau batuk ini masuk ke dalam saluran pernapasan orang lain, maka akan bisa bertahan hidup, berinkubasi, dan kemudian menyebabkan munculnya beberapa gejala kesehatan.

Pemerintah Berusaha Mencegah Penyebaran Virus Corona di Indonesia

Kemenkes menyebut pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak uanuk memastikan pencegahan penyebaran virus corona di Indonesia. Tak hanya dengan memasang thermal scanner di bandara atau pelabuhan, Kemenkes juga sudah menyiapkan rumah sakit-rumah sakit agar bisa segera menangani kasus suspek virus corona.

WHO Pastikan Kasus Corona ‘Darurat Kesehatan Global’

Belakangan ini, organisasi kesehatan dunia di bawah PBB, WHO telah melakukan rapat dan memutuskan bahwa wabah virus korona berstatus ‘Darurat Kesehatan Global’. WHO khawatir virus ini akan menyebar ke negara dengan sistem kesehatan yang belum kuat. Apalagi dengan fakta bahwa jumlah negara yang mengonfirmasi kasus virus corona terus bertambah.

“Alasan kami memperbarui status virus corona tak hanya karena melihat fakta di Tiongkok, namun juga di negara-negara lain,” terang Dirjen WHO, Tedros Ghebreyesus.

Setidaknya, sudah ada 18 negara yang mengungkap 98 kasus positif virus corona. Memang, belum ada kasus kematian dari para pasien tersebut, namun hal ini tetap mengkhawatirkan banyak pihak, apalagi dengan jumlah kematian di Tiongkok yang sudah mencapai lebih dari 170 orang.

Belum jelas tindakan apa selanjutnya yang akan diambil otoritas kesehatan internasional setelah perubahan status ini. Satu hal yang pasti, kini sebagian besar negara di dunia, khususnya yang memiliki penerbangan langsung dari dan ke Tiongkok semakin meningkatkan kewaspadaan demi mencegah penyebaran virus ini.

 

Sumber

  1. Gallagher, James. 2020. Coronavirus declared global health emergency by WHO. https://www.bbc.com/news/world-51318246. (Diakses pada 31 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi