Terbit: 23 August 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Beberapa hal harus diperhatikan sebelum kita melakukan kunjungan ke daerah yang rawan dengan penyakit. CDC menyarankan untuk mengunjungi dokter paling tidak 4-6 minggu sebelum melakukan perjalanan ke daerah wabah penyakit. Hal ini penting dilakukan bahkan jika waktu yang tersisa sebelum pergi hanya sebentar.

Tips Tetap Sehat Saat Berkunjung ke Daerah Wabah Penyakit

Idealnya, seseorang harus menemui dokter minimal 4-6 minggu sebelum melakukan perjalanan ke daerah wabah penyakit, karena banyak vaksin yang memerlukan penyuntikan beberapa kali dan membutuhkan waktu lebih lama sebelum bisa bekerja secara efektif. Namun, meskipun jika perjalanan tersebut dilakukan secara mendadak, tetap penting untuk mengunjungi dokter. Beberapa vaksin dapat memberikan perlindungan, meskipun secara tidak sempurna, pada penyuntikan yang pertama kali, dan dokter dapat memberikan nasihat mengenai cara lain untuk menurunkan risiko penyakit maupun cedera.

Vaksin
Diskusikan dengan dokter mengenai vaksin apa saja yang diperlukan sebelum mengunjungi daerah tersebut. Berdasarkan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan di daerah tujuan, seseorang mungkin perlu mendapatkan beberapa, semua, atau tidak sama sekali membutuhkan vaksin-vaksin berikut ini.

Tetanus, hepatitis A, tifoid, dan polio merupakan vaksin yang dapat diberikan satu kali saja. Namun, jika akan bepergian dalam waktu yang terlalu dekat, tubuh mungkin tidak punya cukup waktu untuk membentuk kekebalan terhadap penyakit-penyakit tersebut, sehingga perlu konsultasi dengan dokter mengenai cara mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut.

Vaksin demam kuning dan meningitis juga dapat diberikan sekali saja. Kekebalan tubuh terhadap demam kuning diperlukan sebelum memasuki berbagai negara, dan kekebalan terhadap meningitis diperlukan bagi orang yang akan melakukan ibadah haji di Arab Saudi. Kekebalan ini belum optimal hingga 10 hari setelah vaksin disuntikkan, sehingga jika waktu yang dimiliki kurang dari 10 hari, maka perlu dilakukan perubahan jadwal.

Vaksin hepatitis B harus diberikan tiga kali, tetapi jadwal penyuntikannya semakin pendek (waktu antara penyuntikan kedua dan ketiga lebih pendek daripada antara penyuntikan pertama dan kedua), sehingga masih mungkin dicapai sebelum pergi. Vaksin rabies dan ensefalitis Jepang memerlukan penyuntikan beberapa kali dengan jadwal yang tidak semakin pendek seperti hepatitis B. Jika vaksin ensefalitis Jepang sangat dibutuhkan tetapi waktunya tidk cukup, dokter akan memberikan nasihat menganai langkah-langkah tambahan untuk menghindari gigitan nyamuk, misalnya dengan menggunakan lotion anti nyamuk. Jika vaksin rabies belum lengkap, jauhi semua binatang dan segera cari pertolongan medis jika tergigit binatang.

Pencegahan Malaria
Jika terdapat risiko penularan malaria di daerah tujuan, dokter mungkin akan meresepkan obat minum atau pil untuk mencegah malaria. Beberapa obat ini harus mulai diminum 1-2 minggu sebelum pergi, jadi jika perlu pergi mendadak, beritahukan kepada dokter. Obat lain ada juga yang bisa dimulai 1-2 hari saja sebelum berangkat. Karena semua obat tersebut tidak 100% efektif, pastikan untuk tetap melakukan langkah-langkah untuk menghindari gigitan nyamuk.

Konsultasi Kesehatan
Tidak semua penyakit dapat dicegah dengan vaksin dan obat. Dokter juga mungkin menyarankan untuk melakukan tindakan pencegahan lain, misalnya:

  • Memakai lotion anti nyamuk
  • Berhati-hati dengan semua yang dimakan dan diminum
  • Menjauhi binatang
  • Menghindari kecelakaan dengan bertindak hati-hati
  • Membawa obat-obatan selama perjalanan

Jika merencanakan kegiatan di luar daerah, apalagi jika sudah diketahui bahwa daerah tersebut merupakan daerah endemis penyakit tertentu, jangan menunda-nunda untuk bertemu dan berkonsultasi dengan dokter. Namun, bahkan jika memang harus bepergian ke daerah rawan dalam waktu beberapa jam saja, pastikan untuk tetap menemui dokter sebelum berangkat untuk paling tidak mendapatkan saran mengenai cara-cara untuk mencegah penyakit atau cedera dan obat-obatan apa saja yang mungkin perlu dibawa.

Sumber: US Centers for Disease Control and Prevention


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi