Terbit: 19 September 2018
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pemeriksaan fungsi hati atau lebih dikenal dengan liver panel atau liver function test adalah sekelompok tes darah yang mengukur enzim atau protein tertentu di dalam darah Anda. Tes fungsi hati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi, menilai dan memantau penyakit atau kerusakan hati.

Mengenali Pemeriksaan Fungsi Hati

Pemeriksaan fungsi hati ini dilakukan secara berkala untuk memantau fungsi hati. Terkadang, hal ini dilakukan ketika Anda memiliki risiko perlukaan hati,  memiliki penyakit hati, atau muncul gejala-gejala tertentu seperti jaundice (ikterus).

Tes fungsi hati ini memerlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena), umumnya pada lengan pasien. Sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan khusus, kecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan persiapan khusus.

Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia, berlokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah. Fungsi hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh, ia juga menghasilkan faktor-faktor, protein dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral.

 

Sementara itu, empedu adalah suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian.

Berbagai penyakit dan infeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun kronis pada hati, menyebabkan peradangan, luka, sumbatan saluran empedu, kelainan pembekuan darah, dan disfungsi hati.

Alkohol, obat-obatan, dan beberapa suplemen herbal, serta racun juga bisa memberikan ancaman. Jika besarnya kerusakan cukup bermakna, maka akan menimbulkan gejala-gejala jaundice, urine gelap, tinja berwarna keabuan terang, pruritus, mual, kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa berkurang atau bertambah secara tiba-tiba. Deteksi dini penting untuk diagnosis lebih awal guna minimalisasi kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati.

Oleh karena itu, pemeriksaan fungsi hati perlu dilakukan untuk mengukur enzim, protein dan unsur yang dihasilkan atau dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati.

Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya, ketika dilakukan bersamaan, tes ini memberikan dokter gambaran kondisi kesehatan hati, suatu indikasi keparahan akan kerusakan hati, perubahan status hati dalam selang waktu tertentu dan merupakan batu loncatan untuk tes diagnosis selanjutnya.

Pemeriksaan terhadap fungsi hati secara umum meliputi Alanine aminotransferase (ALT), Aspartarte aminotransferase (AST), Alkaline phosphatase (ALP), Gamma glutamyl transferase (GGT atau Gamma GT), Bilirubin, Albumin, pemeriksaan massa prothrombin (PT) dan International Normalised Ratio (INR).

Masing-masing pemeriksaan tersebut menjadi petunjuk untuk mengetahui apakah ada masalah pada fungsi hati atau tidak.

1. Alanine aminotransferase (ALT) dan aspartarte aminotransferase (AST)

Pemeriksaan Alanine aminotransferase (ALT) dan Aspartarte aminotransferase (AST) bertujuan untuk mengetahui inflamasi yang terjadi dalam tubuh, angka yang tinggi biasanya menjadi indikasi adanya gangguan hati. Pada penderita hepatitis, nilai ALT 20-50 kali lebih tinggi dibanding pada orang yang normal. Nilai AST yang tinggi menunjukkan adanya gangguan otot pada salah satu bagian tubuh.

2. Alkaline phosphatase (ALP)

Pemeriksaan Alkaline phosphatase (ALP) bertujuan untuk mengetahui apakah ada sumbatan pada saluran empedu.

3. Gamma glutamyl transferase (GGT atau gamma GT)

Pemeriksaan Gamma glutamyl transferase (GGT atau Gamma GT), bertujuan sebagai indikator untuk para pengguna alkohol. Pemeriksaan GGT ini biasa dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan ALP untuk meyakinkan bahwa kenaikan angka pada ALP disebabkan karena adanya masalah pada hati, bukan karena faktor lain.

4. Bilirubin

Pemeriksaan Bilirubin, bertujuan untuk mengetahui kadar penyakit kuning karena gangguan pada hati. Angka yang tinggi menggambarkan bahwa pasien mengalami gangguan tersebut yang biasa ditandai dengan mata dan kulit yang menjadi kuning.

5. Albumin

Pemeriksaan Albumin bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar albumin yang biasa terjadi pada penyakit hati kronik. Tetapi, penurunan albumin juga bisa disebabkan karena kekurangan protein.

6. Massa prothrombin (PT) dan international normalized ratio (INR)

Pemeriksaan Massa Prothrombin (PT) dan International Normalised Ratio (INR) bertujuan sebagai indikasi apakah penyakit hati semakin buruk atau tidak. Peningkatan angka menunjukkan penyakit kronik menjadi semakin buruk.

Hasil tes fungsi hati bukanlah sebuah media diagnostik untuk kondisi spesifik, mereka mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan ada suatu masalah pada hati. Pada orang yang tidak memperlihatkan gejala atau tidak terindentifikasi adanya faktor risiko, hasil tes fungsi hati yang abnormal bisa mengindikasikan adanya perlukaan hati sementara atau sesuatu yang terjadi di lokasi lain di dalam tubuh seperti pada otot, pankreas atau jantung.

Namun juga bisa menandakan penyakit hati tahap awal dan memerlukan tes lebih lanjut dan/atau pemantauan secara berkala.

Hasil-hasil tes fungsi hati biasanya dievaluasi secara bersama-sama, jadi beberapa set tes dalam periode tertentu dilihat apakah memiliki pola tertentu. Setiap orang akan memiliki sebuah set tes fungsi hati yang unik yang biasanya berubah-ubah seiring berjalannya waktu, seorang dokter mengamati kombinasi hasil-hasil tes ini guna mendapatkan petunjuk tentang kondisi yang mendasarinya.

Sering kali, tes lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apa sebenarnya yang menyebabkan penyakit dan atau kerusakan hati tersebut.

 

Jika seseorang mengonsumsi obat yang bisa memengaruhi hatinya, maka hasil tes abnormal bisa jadi mengindikasikan bahwa perlu mengevaluasi lagi dosis dan pilihan medikasi. Ketika seseorang dengan penyakit hati sedang dalam pemantauan, maka dokter akan mengevaluasi apakah hasil tes menunjukkan perburukan atau perbaikan.

Dokter akan menanyakan semua obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien, termasuk suplemen makanan dan produk herbal karena beberapa mungkin memiliki efek potensial pada hati. Penggunaan acetaminophen berlebih dan alkohol misalnya, dapat merusak hati sebagaimana terpapar racun misal dari jamur yang beracun.

Gejala awal penyakit hati kadang tidak terlalu kentara, karena hanya berupa kelelahan dan mual. Namun gejala lain akan muncul jika perburukan kerusakan hati terjadi. Tentu saja nilai tes abnormal bisa terjadi walau Anda tidak memiliki penyakit hati, beberapa kondisi sementara bisa menyebabkannya, misalnya syok, luka bakar, infeksi berat, trauma otot, dehidrasi, pankreatitis, hemolisis, dan kehamilan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi