Terbit: 1 January 2019 | Diperbarui: 7 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu masalah kesehatan yang paling merepotkan adalah keracunan makanan. Jika kita mengalami keracunan, tubuh akan terasa lemas dan mengalami gejala seperti mual-mual dan muntah. Masalahnya adalah, terkadang efek dari keracunan makanan ini bisa jauh lebih parah, tepatnya hingga sampai membuat seseorang kehilangan kesadaran atau kehilangan nyawa. Demi mencegah hal ini terjadi, banyak orang yang memberikan susu pada orang yang keracunan. Sebenarnya, apakah susu memang bisa dijadikan penawar racun?

Susu Bisa Menjadi Penawar Racun?

Susu sebagai penawar keracunan

Pakar kesehatan dr. Ariani Dewi Widodo dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita menyebut susu sebagai salah satu minuman yang kaya akan kandungan menyehatkan. Berbagai kandungan gizi dan nutrisi di dalamnya bisa memberikan banyak sekali manfaat bagi tubuh kita. Salah satunya adalah mikronutrien yang bisa membuat daya tahan tubuh meningkat.

Hanya saja, apakah susu memang bisa menetralisir racun sehingga seringkali diberikan kepada orang yang mengalami keracunan? Pakar kesehatan menyebut susu tidak memiliki kemampuan sebagai penawar racun, namun susu bisa membantu membilas atau mengeluarkan racun dari dalam tubuh dengan cepat sehingga tidak akan menyebabkan dampak buruk bagi kondisi kesehatan kita.

Kandungan di dalam susu yang bisa memberikan manfaat kesehatan ini adalah laktosa. Kandungan inilah yang akan ‘memaksa’ racun keluar dengan cepat melalui urine. Sebenarnya, air putih juga bisa memberikan efek pembilasan racun ini, namun susu bisa memberikan efek ini jauh lebih cepat sehingga dampaknya tentu akan jauh lebih baik.

Berbagai cara mengatasi keracunan

Selain susu, terdapat beberapa bahan alami lainnya yang juga bisa kita gunakan sebagai pertolongan pertama bagi korban keracunan makanan. Bahan-bahan ini bisa dengan mudah kita temukan di dapur atau toko terdekat.

Berikut adalah bahan-bahan alami tersebut.

  1. Madu

Madu seringkali dianggap sebagai bahan alami yang menyehatkan dan bisa menjadi pengganti gula demi mencegah diabetes. Hanya saja, banyak orang yang tidak tahu jika madu juga bisa memberikan manfaat bagi kesehatan pencernaan, termasuk dalam hal mengatasi gejala keracunan makanan.

Madu memiliki kandungan anti bakteri atau anti jamur yang bisa membantu kita menawarkan racun. Jika kita menemukan korban keracunan, kita bisa memberikan sesendok teh madu asli tiga kali dalam sehari demi menolongnya.

  1. Lemon

Salah satu keluarga jeruk ini ternyata memiliki kandungan yang bisa mengusir bakteri penyebab gangguan pencernaan atau keracunan makanan. Kita tinggal memeras lemon ini dan menambahkan sedikit gula pada air perasannya. Dengan mengonsumsinya dua atau tiga kali sehari, diharapkan penderita keracunan makanan bisa segera sembuh.

  1. Bawang putih

Bawang putih tidak hanya bisa kita gunakan sebagai bumbu masakan. Ternyata, kandungan di dalamnya juga bisa membantu mengatasi beberapa gejala keracunan makanan seperti diare atau sakit perut. Hal ini disebabkan oleh sifat dari bawang putih yang berupa anti virus, anti bakteri, serta anti jamur. Kita bisa mengonsumsinya bersamaan dengan cengkeh dan air putih untuk mengatasi gejala keracunan.

  1. Cuka apel

Cuka sari apel ternyata bisa mengatasi gejala keracunan dan meradakan peradangan yang terjadi lambung. Sifat asam dari cuka apel juga akan membuat perut menjadi lebih nyaman. Jika kita menemukan penderita keracunan makanan, segeralah berikan cairan yang terdiri dari segelas air hangat dan dua sendok makan cuka apel untuk mengatasinya.

  1. Air kelapa

Kandungan elektrolit di dalam air kelapa yang cukup tinggi bisa membantu pemulihan diare, mencegah dehidrasi, sekaligus membantu tubuh melakukan proses detoksifikasi atau penyingkiran racun dari dalam tubuh. Selain itu, kandungan gula alami dari dalam buah kelapa juga akan membuat tubuh mengalami peningkatan energi. Kita bisa memberikan satu atau dua gelas air kelapa pada korban keracunan sebagai pertolongan pertama.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi