Terbit: 13 January 2022 | Diperbarui: 26 September 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Super immunity COVID-19 atau beberapa ilmuwan menyebutnya hybrid immunity adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan respons imun seseorang, terutama yang pernah terinfeksi virus Corona dan sudah mendapatkan vaksin COVID. Apa pengaruhnya kondisi ini bagi kesehatan tubuh? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Super Immunity COVID-19, Efektifkah Lawan Varian Baru Corona?

Super Immunity COVID-19 Membuat Penyintas Lebih Kuat?

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of American Medical Association, seseorang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 lebih dulu sebelum mendapatkan vaksin COVID-19 (breakthrough infection), tubuhnya memicu ‘super immunity’.

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan sampel darah dari 52 orang yang telah mendapatkan vaksin Pfizer. Dua puluh enam orang tidak mengalami breakthrough infection, sementara 26 lainnya memiliki gejala COVID ringan setelah divaksin, itu termasuk 10 partisipan dengan varian Delta yang sangat menular, 9 dengan varian non-Delta, dan 7 lainnya dengan varian yang tidak diketahui.

Dalam tes yang dilakukan di laboratorium, virus Corona hidup terpapar darah dari partisipan untuk menilai respons kekebalan. Hasilnya, darah dari partisipan yang mengalami breakthrough infection menghasilkan lebih banyak antibodi. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa antibodinya jauh lebih baik dalam menetralkan virus hidup.

Penelitian tersebut mengungkapkan, antibodi dalam darah orang dengan breakthrough infection 1.000% lebih efektif daripada antibodi yang dihasilkan dua minggu setelah dosis kedua vaksin Pfizer.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa super immunity COVID-19 menghasilkan respon imun yang kuat terhadap varian Delta. Para peneliti mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa respon imun kemungkinan akan sangat efektif melawan varian baru virus Corona.

Baca Juga: 5 Jenis Vaksin Booster COVID-19, Dosis, Syarat, hingga Cara Mendapatkan

Temuan Lain Super Immunity COVID-19

Sementara itu, penelitian lain yang memeriksa respons imun dari sampel serum dan plasma pada 1500 partisipan dengan penyakit rematik mengungkapkan, bahwa super immunity COVID-19 memberikan efek yang positif.

Penelitian dilakukan dengan membagi partisipan menjadi empat kelompok. Kelompok pertama terdiri dari dari orang-orang yang telah terinfeksi COVID-19 dalam 12 bulan sebelum Agustus 2021 dan telah menerima satu dosis vaksin setelah sembuh.

Kelompok kedua adalah orang yang telah telah terinfeksi COVID-19 dalam 6 bulan sebelum Agustus 2021 tetapi belum mendapatkan vaksin. Sedangkan dua kelompok terakhir tidak terinfeksi tetapi telah divaksin dengan dosis pertama atau kedua.

Penelitian yang diterbitkan di The Lancet ini mengungkapkan, kelompok pertama memiliki lebih banyak antibodi dan reaksi kekebalan yang lebih kuat dibandingkan dengan tiga kelompok lainnya. Ini karena antibodi tampaknya berevolusi dan menjadi lebih kuat.

Hal ini menunjukkan bahwa bahwa jika seseorang terinfeksi SARS-CoV-2 terlebih dahulu,  dan kemudian menerima dosis pertama vaksin COVID-19, ternyata hal tersebut meningkatkan hybrid immune 20-30 kali lebih kuat daripada seseorang yang telah divaksin—bahkan dengan dua dosis—tanpa tertular virus.

Meski super immunity COVID-19 membawa kabar baik ditengah pandemi, namun studi mengenai berapa lama antibodi ini bertahan di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas.

Kondisi Super Immunity COVID-19 di Indonesia

Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan tim peneliti dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia melakukan survei serologi (seroprevalence survey) terkait hal ini.

Penelitian yang dilakukan secara acak di 34 provinsi ini mengambil sampel dari sekitar 1.000 desa di Indonesia dan sejumlah daerah aglomerasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titer antibodi sudah terbentuk cukup tinggi masyarakat.

Bahkan, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, super immunity COVID-19 di Indonesia kemungkinan sudah terbentuk. Ia menduga kondisi ini terjadi karena banyak penduduk yang terinfeksi varian Delta yang kemudian mendapatkan vaksinasi.

Meski begitu, penerapan protokol kesehatan 5 M tetap harus dilakukan, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

 

  1. Anonim. 2022. Benarkah Terjadi “Super-Immunity Covid-19” di Indonesia?. https://www.cnbcindonesia.com/news/20220101084804-4-303691/benarkah-terjadi-super-immunity-covid-19-di-indonesia. (Diakses pada 13 Januari 2022).
  2. Anonim. 2021. ‘Super Immunity’ Against New Variants. https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=269161. (Diakses pada 13 Januari 2022).
  3. Thiagarajan, Kamala. 2021. Covid-19: The significance of India’s emerging “hybrid immunity”. https://www.bmj.com/content/375/bmj.n3047. (Diakses pada 13 Januari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi