Terbit: 6 December 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Kita tentu pernah mendengar informasi yang menyebut air minum yang sehat adalah yang tidak memiliki rasa, bau, atau bahkan warna. Hanya saja, jika dicermati, beberapa merek air minum kemasan memiliki rasa yang berbeda. Bahkan, ada yang mengklaim rasanya sedikit lebih manis. Keberadaan rasa ini apakah menentukan kualitas dari air minum tersebut?

Air Minum Kemasan Memiliki Rasa yang Berbeda-beda, Kenapa?

Rasa Air Minum

Kita tentu pernah mendengar informasi tentang unsur kimia air, yakni H2O. Hal ini menandakan bahwa di setiap molekul air memiliki dua atom hydrogen serta 1 atom oksigen. Hanya saja, kebanyakan air minum kemasan memiliki tambahan unsur lainnya, yakni mineral.

Keberadaan mineral inilah yang bisa membuat air kemasan memiliki rasa yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh sumber dari air mineral yang didapatkan oleh produsen air mineral yang berbeda. Satu sumber air bisa saja memiliki kandungan mineral lebih tinggi atau yang berbeda dari sumber air lainnya.

Tak hanya dari sumber air, proses penyulingan dan pengemasan dari air minum tersebut juga bisa menyebabkan perbedaan rasa dari air minum tersebut. Hal ini bisa saja menyebabkan munculnya rasa yang bisa kita deteksi dengan lidah. Hanya saja, tidak semua mineral bisa menyebabkan munculnya rasa. Biasanya, mineral yang bisa menyebabkan munculnya rasa ini adalah kalsium, magnesium, bikarbonat, dan asam sulfat.

Pakar kesehatan menyebut air yang diolah dengan penyulingan biasanya tidak memiliki rasa karena proses ini menghilangkan beberapa jenis mineral dan senyawa kimia lainnya. Sementara itu, jenis air alkali cenderung tinggi mineral dengan sifat basa layaknya kalsium, kalium, magnesium, silika, serta bikarbonat. Meskipun begitu, karena sifat asamnya tawar, air alkali juga cenderung tidak berasa.

Hanya saja, jika air minum diolah dari mata air atau sumur yang cenderung dalam, maka air ini telah melalui berbagai lapisan tanah dan batuan yang kaya akan mineral. Meski rasanya cenderung agak berkapur, biasanya air ini sangat menyegarkan karena tinggi kandungan mineral.

Hal ini berarti, perbedaan dari rasa air mineral sebenarnya dipengaruhi oleh dari mana sumber air yang didapatkan atau cara pengolahannya saja. Kita pun tak perlu mengkhawatirkannya dengan berlebihan asalkan air ini masih berada dalam kondisi yang berkualitas.

Air Mineral Baik bagi Kesehatan?

Pakar kesehatan menyebut air mineral yang memiliki rasa tetaplah baik bagi kesehatan. Keberadaan kandungan mineral ini jusru membuatnya lebih bermanfaat. Sebagai contoh, magnesium bisa membuat jantung dan organ pencernaan semakin sehat. Selain itu, kalsium juga bisa memberikan manfaat bagi kesehatan tulang.

Benarkah Air Mineral Botol Memiliki Kandungan Plastik?

Belakangan ini ada anggapan yang menyebut air minum botolan tercemar kandungan mikroplastik yang berasal dari kemasan botol berbahan plastik. Sayangnya, sebuah penelitian membuktikan kebenarannya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari New York State University ini, disebutkan bahwa ada 259 sampel air minum kemasan plastik dari 11 produsen yang berbeda-beda dari sembilan negara, termasuk Indonesia. Hasilnya adalah, 93 persen sampel memiliki kandungan mikroplastik dengan 325 partikel untuk setiap satu liter air.

Ukuran dari partikel plastik ini sangatlah kecil sehingga membuatnya bisa lolos dari proses penyaringan yang dilakukan oleh produsen air minum kemasan. Hingga saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa mikroplastik ini bisa memberikan dampak yang besar bagi kesehatan.

Meskipun begitu, pakar kesehatan menyebut konsumsi mikroplastik dalam jangka panjang diduga bisa menyebabkan efek buruk karena kemampuannya dalam menembus organ-organ tubuh sehingga mempengaruhi fungsinya. Kita pun lebih disarankan untuk membawa botol minum air isi ulang sendiri yang dianggap lebih aman.

 

Sumber:

  1. Jewell, Tim. 2019. Water’s Flavor and Where It Comes From. healthline.com/health/does-water-have-a-taste (Diakses pada 6 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi