Terbit: 11 April 2020 | Diperbarui: 7 February 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Ketika terluka akibat cedera, kulit akan mengeluarkan darah  yang setelah beberapa saat akan terjadi proses pembekuan darah atau dalam dunia medis dikenal sebagai koagulasi. Seperti apa proses pembekuan darah atau koagulasi tersebut pada manusia? Berikut informasinya.

Proses Pembekuan Darah (Koagulasi), Seperti Apa?

Apa Itu Proses Pembekuan Darah (Koagulasi)?

Proses pembekuan darah (koagulasi)  adalah bagian dari mekanisme alami tubuh yang disebut hemostatis. Hemostatis adalah cara tubuh dalam menghentikan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah saat mengalami luka.

Koagulasi atau proses pembekuan darah memainkan peran krusial dalam mekanisme hemostatis ini. Pasalnya,  pembekuan darah akan menciptakan bekuan darah sehingga luka pada kulit menutup dan perdarahan pun berhenti. Pembekuan darah yang tidak berjalan lancar dapat berujung pada komplikasi yang bisa mengancam keselamatan jiwa.

Bagaimana Proses Pembekuan Darah Berlangsung?

Sebelum membahas bagaimana proses pembekuan darah pada manusia berlangsung, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa koagulasi tak lepas dari peran 2 (dua) faktor yakni trombosit dan faktor koagulasi.

  • Trombosit, adalah komponen darah yang bertugas untuk menghasilkan bekuan darah. Tak hanya itu, trombosit atau keping darah yang sejatinya merupakan bagian dari sel sumsum tulang belakang bernama megakaryocytes ini juga turut berkontribusi dalam menyembuhkan luka
  • Faktor Koagulasi, adalah protein yang ada di dalam plasma darah. Faktor koagulasi diproduksi di dalam organ hati (liver) dengan bantuan vitamin K yang didapat dari makanan. Jika ditotal, tak kurang dari 13 faktor koagulasi terdapat di dalam tubuh

Koagulasi adalah proses kompleks yang terdiri dari sejumlah tahapan. Bagaimana  idealnya aktivitas ini berlangsung berlangsung? Ini dia informasinya.

1. Pembuluh Darah Rusak

Begitu kulit mengalami cedera, pembuluh darah akan mengalami kerusakan dan luka pun terbentuk. Pada tahap awal, luka akan mengalami perdarahan yakni keluarnya darah dari dalam tubuh sebagai akibat dari rusaknya pembuluh darah tersebut.

2. Pembuluh Darah Menyempit

Setelah luka terbentuk, pembuluh darah akan secara otomatis mengalami penyempitan. Proses penyempitan pembuluh darah (blood vessel constriction) ini bertujuan untuk mengendalikan aliran darah menuju luka.

3. Pembentukan Sumbatan Platelet

Proses pembekuan darah selanjutnya yaitu pembentukan sumbatan pada pembuluh darah yang mengalami kerusakan (platelet plug).

Pada tahap ini, keping darah (trombosit) akan memainkan peran. Trombosit akan menuju area luka untuk kemudian membentuk sumbatan pada area tersebut.  Tujuan dari pembentukan sumbatan ini tak lain untuk menutup luka sehingga darah berhenti mengalir.

Di saat yang bersamaan, senyawa kimia akan ikut dilepaskan dengan maksud merangsang sel-sel lain untuk menuju area luka

4. Pembekuan Darah

Koagulasi pun dimulai. Pada tahap ini, protein faktor koagulasi akan “bekerja sama” untuk menghasilkan reaksi yang disebut sebagai kaskade koagulasi.

Setelah itu, faktor koagulasi akan merangsang pembentukan helai fibrin. Helai fibrin adalah protein yang berperan untuk menutup luka. Helai fibrin diproduksi dalam jumlah banyak dan secara struktur sangat kuat. Helai fibrin yang berjumlah banyak tersebut lantas membentuk jalinan yang menutupi luka.

Selama masa penyembuhan, helai fibrin akan terus diproduksi. Helai fibrin baru benar-benar berhenti diproduksi apabila luka sudah tertutup dan sembuh seutuhnya.

5. Pasca Pembekuan Darah

Setelah proses koagulasi selesai, protein-protein di dalam tubuh masih akan bekerja. Kali ini, protein akan berupaya menghentikan pembekuan darah tersebut.

Menghentikan proses pembekuan darah saat bekuan darah sudah dibentuk menjadi penting agar proses ini tidak berlarut-larut dan menghasilkan gumpalan darah yang tidak semestinya (abnormal).

6. Pembuangan Sumbatan

Seiring proses pembekuan darah yang terus berlangsung, jaringan kulit yang mengalami luka juga akan membaik kondisinya.  Manakala jaringan kulit tersebut sudah kembali seperti sedia kala, sumbatan pun tidak lagi dibutuhkan.

Jika sudah begitu, maka fibrin yang berfungsi untuk menutupi luka selama proses penyembuhan akan rusak dengan sendirinya. Pun, trombosit yang ada di bekuan darah akan kembali diambil oleh darah.

Penyakit Kelainan Proses Pembekuan Darah

Apa yang dijelaskan di atas merupakan proses pembekuan darah yang seharusnya. Akan tetapi, ada sejumlah orang yang mengalami kelainan pembekuan darah. Kondisi ini tentu saja harus diwaspadai karena jika tidak, dampaknya sangat buruk sekali bahkan bisa sampai mengancam keselamatan jiwa!

Misalnya, tubuh tidak mampu memproses pembekuan darah sehingga perdarahan terus terjadi. Hal ini bisa menyebabkan seseorang kehilangan banyak darah. Atau, pembekuan darah tidak dapat berhenti darah mengental dan sirkulasi darah menjadi terganggu.

Ada 3 (tiga) jenis kelainan koagulasi. Berikut informasinya agar menjadi perhatian Anda.

1. Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit kelainan pembekuan darah di mana tubuh tidak memiliki cukup faktor pembekuan darah (koagulasi). Akibat faktor koagulasi kurang dari jumlah ideal,  tubuh rentan untuk mengalami perdarahan ketika mengalami luka.

2. Defisiensi Faktor II, V, VII, X, XII

Defisiensi faktor II, V, VII, X, dan XII adalah kelainan pembekuan darah lainnya yang umum terjadi. Kekurangan salah satu faktor tersebut akan menyebabkan seseorang mengidap masalah perdarahan yang tidak normal.

3. Penyakit von Willebrand

Von Willebrand adalah faktor yang berperan penting dalam pembentukan sumbatan pada pembuluh darah yang rusak akibat terluka.

Pada beberapa orang, faktor von Willebrand di dalam tubuhnya berada di bawah kadar normal (biasanya karena faktor genetik). Akibatnya, proses pembentukan sumbatan pada luka tidak dapat berjalan dengan baik.

Penyakit von Willebrand adalah jenis kelainan pembekuan darah yang paling umum terjadi.

Ciri dan Gejala Kelainan Proses Pembekuan Darah

Ciri dan gejala kelainan pembekuan darah berbeda-beda, tergantung dari jenis kelainan yang dialami si penderitanya.  Akan tetapi, kelainan pembekuan darah pada manusia umumnya ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:

  • Muncul memar pada kulit secara tiba-tiba
  • Perdarahan hebat saat menstruasi
  • Hidung sering mengalami perdarahan (mimisan)
  • Perdarahan pada persendian
  • Mudah mengalami perdarahan pada luka atau cedera kecil

Apabila Anda mengalami ciri-ciri kelainan pembekuan darah di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi sedini mungkin diperlukan mengingat kelainan pembekuan darah bisa berakibat fatal pada tubuh.

Beberapa contoh komplikasi yang ditimbulkan akibat kelainan koagulasi adalah:

  • Emboli paru
  • Penyakit jantung
  • Stroke

Pengobatan Kelainan Proses Pembekuan Darah

Pengobatan kelainan koagulasi disesuaikan dengan jenis kelainan yang dialami penderita. Sebelum menentukan metode pengobatan, dokter akan terlebih dahulu melakukan prosedur pemeriksaan yang meliputi:

  • Anamnesis, yakni mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien seputar keluhan yang dirasakan. Pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan seperti riwayat kesehatan, riwayat penyakit, riwayat kecelakaan atau trauma, seberapa sering dan seberapa lama perdarahan terjadi, hingga apa yang dilakukan hingga menyebabkan perdarahan
  • Pemeriksaan darah, yakni bertujuan untuk memastikan diagnosis terhadap keluhan pasien. Contoh tes darah yang umum dilakukan seperti penghitungan volume darah, tes agregat platelet, dan tes respon pembekuan darah

Setelah itu, barulah dokter akan menentukan metode pengobatan yang tepat guna mengobati kelainan pembekuan darah.  Ada sejumlah cara mengobati kelainan koagulasi ini yaitu:

  • Suplemen zat besi, yakni agar pasien tidak mengalami kekurangan darah (anemia)
  • Transfusi darah, yakni mendapat donor darah dari orang lain guna menambah volume darah yang banyak terbuang saat terjadi perdarahan
  • Transfusi plasma, yakni pasien mendapat transfusi plasma apabila menderita defisiensi dari salah satu faktor koagulasi
  • Injeksi faktor koagulasi, yakni menginjeksi konsentrat protein faktor koagulasi ke dalam pembuluh darah. Cara ini bertujuan untuk mengendalikan perdarahan besar pada penderita  hemofilia

Pastikan Anda mendapat penanganan yang sesuai. Selain itu, patuhi selalu saran dari dokter selama menjalani pengobatan.

Selain dengan cara-cara medis, mencegah dan mengobati kelainan pembekuan darah bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup yang sehat yaitu:

  • Olahraga teratur
  • Makan makanan bergizi
  • Menghindari rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang
  • Kelola stres
  • Istirahat yang cukup

Itu dia informasi mengenai proses pembekuan darah pada manusia yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat!

 

  1. Kahn, A. 2018. Bleeding Disorders. https://www.healthline.com/health/bleeding-disorders (Diakses pada 11 Oktober 2019)
  2. Laguipo, AB. Blood Clotting Process. https://www.news-medical.net/health/Blood-Clotting-Process.aspx (Diakses pada 11 Oktober 2019)
  3. Shiel, W. 2018. Medical Definition of Hemostasis. https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=15839 (Diakses pada 11 Oktober 2019)
  4. Shiel, W. 2018. Medical Definition of Thrombocyte. https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=5766 (Diakses pada 11 Oktober 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi