Terbit: 23 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kalau Anda menyaksikan video pornografi, hampir semua pemainnya memiliki alat kelamin yang gundul. Pria atau wanita mencukur habis rambut kemaluannya agar aktivitas seks bisa diekspos dengan lebih mudah.

Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Mencukur Rambut Kemaluan

Nah, kira-kira mencukur bulu kelamin itu wajib atau tidak? Selain itu, adakah efek negatif yang ditimbulkan dengan mencukur rambut kemaluan? Simak lima hal penting di bawah ini dengan saksama.

1. Bisa menyebabkan infeksi

Setelah mencukur rambut kemaluan, area pubis akan menjadi lebih sensitif. Selain itu, kalau Anda mencukurnya dengan pisau cuku yang tajam, ada kemungkinan area itu menjadi cedera dan akhirnya mengalami infeksi.

Oh ya, infeksi juga bisa berasal dari bakteri yang hidup di area selangkangan. Dampaknya, pria akan merasakan gatal yang tidak nyaman pada area penis dan wanita di area bibir vagina.

2. Tidak menarik lagi

Beberapa pria atau wanita memiliki fetish atau ketertarikan seksual dengan alat kelamin yang berambut tebal. Mereka suka dengan bentuk yang ditampilkan dan aroma yang dikeluarkan. Memotong rambut kemaluan akan menurunkan gairah seks dari pasangan.

3. Area selangkangan jadi lembap

Rambut kemaluan secara tidak langsung menurunkan suhu di selangkangan. Kalau rambut dipotong habis, suhu akan meningkat dan keringat di area itu jadi meningkat.

4. Menghindari gesekan

Rambut kelamin membuat area pubis tidak mendapatkan gesekan dari celana dalam. Rambut akan melindungi area sensitif yang mudah sekali mengalami iritasi dan diinfeksi oleh bakteri atau kuman.

5. Menghindari rasa tidak nyaman

Setelah rambut kelamin dicukur habis, Anda akan merasa tidak nyaman dalam beberapa hari. Selanjutnya, saat rambut kelamin mulai tumbuh lagi, rasa gatal yang hebat akan muncul dan membuat Anda tidak nyaman.

Jadi, bolehkah mencukur rambut kemaluan? Boleh, tapi cukup dirapikan saja agar tidak mengganggu saat berhubungan badan.

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi