Terbit: 21 July 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Penyebab obesitas atau kenaikan berat badan tidak hanya karena terlalu banyak makan, tetapi ada banyak faktor pemicu yang bisa dihindari dan tidak. Selengkapnya simak penyebab kenaikan berat badan lainnya di bawah ini!

12 Penyebab Obesitas, dari Gaya Hidup hingga Masalah Kesehatan!

Penyebab Obesitas

Obesitas adalah penumpukan lemak yang terlalu banyak dalam tubuh karena berbagai penyebab, mulai dari gaya hidup hingga masalah kesehatan!

Berikut ini adalah sejumlah penyebab obesitas:

1. Genetik

Gen yang diwarisi dari orang tua dapat memengaruhi jumlah lemak di tubuh. Genetika juga dapat berperan dalam seberapa efisien tubuh mengubah makanan menjadi energi, bagaimana tubuh mengatur nafsu makan, dan bagaimana tubuh membakar kalori selama berolahraga.

Obesitas cenderung diturunkan dalam keluarga bukan hanya karena gen yang mereka wariskan. Anggota keluarga juga cenderung berbagi kebiasaan makan dan aktivitas yang serupa.

2. Junk Food (Makanan Cepat Saji)

Makanan cepat saji biasanya memiliki lebih banyak bahan olahan yang dicampur aditif atau penambah rasa, lemak jenuh, gula, dan garam. Makanan ini dibuat agar harganya murah, tahan lama disimpan, dan rasanya sangat enak sehingga disukai banyak orang.

Selain itu, produsen membuat makanan seenak mungkin dan berusaha meningkatkan penjualan dengan mempromosikan makanan secara berlebihan. Inilah yang membuat orang tergoda untuk membelinya, sehingga menjadi salah satu penyebab obesitas.

3. Obat-obatan Tertentu

Tidak sedikit obat-obatan dapat menyebabkan penambahan berat badan sebagai efek sampingnya. Misalnya, obat antidepresan telah diketahui dapat memicu kenaikan berat badan seiring waktu. Contoh obat lainnya seperti obat diabetes dan antipsikotik.

Obat-obatan ini dapat mengubah fungsi tubuh dan otak, mengurangi laju metabolisme, atau meningkatkan nafsu makan.

4. Resistensi Leptin

Resistensi leptin dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Hormon leptin dapat diproduksi oleh sel-sel lemak dan kadar darahnya meningkat dengan lemak yang lebih tinggi. Alasannya, karena kadar leptin sangat tinggi pada orang dengan obesitas.

Pada orang sehat, kadar leptin tinggi terkait dengan nafsu makan berkurang. Ketika bekerja dengan baik, leptin akan memberi tahu otak seberapa tinggi simpanan lemak dalam tubuh.

Kondisi yang mencemaskan adalah bahwa leptin tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada orang gemuk karena alasan tertentu leptin tidak dapat melewati sawar darah otak. Kondisi ini disebut resistensi leptin dan diyakini sebagai faktor utama dalam patogenesis obesitas.

5. Gula

Menambahkan gula dalam makanan menjadi salah satu bahan makanan paling sering menjadi penyebab obesitas. Ini karena gula mampu mengubah hormon dan biokimia tubuh ketika dikonsumsi berlebihan, yang pada akhirnya memicu kenaikan berat badan.

Gula yang ditambahkan adalah setengah glukosa dan setengah fruktosa. Orang biasanya mendapatkan glukosa dari berbagai makanan, termasuk pati (gandum, beras, dan umbi-umbian), tetapi sebagian besar fruktosa berasal dari tambahan gula.

Asupan fruktosa secara berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan kadar insulin. Ini juga tidak membantu rasa kenyang dengan cara yang sama dengan glukosa. Itu sebabnya, gula dapat memicu penumpukan energi dan pada akhirnya mengalami obesitas.

6. Kurang Aktif secara Fisik

Gaya hidup yang tidak aktif secara fisik dapat membuat kalori yang terbuang lebih sedikit. Makan makanan berkalori lebih banyak dalam sehari daripada yang dibakar akan menambah berat badan yang tidak sehat.

Setiap orang harus aktif secara fisik agar seimbang antara yang dimakan dan yang dikeluarkan melalui pembakaran kalori. Cobalah berolahraga setidaknya 150 menit per minggu berupa aktivitas fisik teratur dan intensitas sedang seperti berlari, berjalan, berenang, dan bersepeda.

Olahraga selain untuk mencegah obesitas juga untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker usus besar, dan kanker payudara.

7. Pola Makan yang Buruk atau Kecanduan Makanan

Mengonsumsi makanan berkalori tinggi bisa memicu obesitas. Sebagai pencegahan, usahakan mengurangi makan makanan olahan atau makanan cepat saji. Sebagai gantinya konsumsilah makanan seimbang dengan memperbanyak makan buah dan sayuran karena memberi semua nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang tepat.

Tidak sedikit orang yang menderita kecanduan makanan tertentu, terutama makanan cepat saji. Kebiasaan menimbulkan dorongan kuat untuk makan makanan berkalori tidak sehat.

Makanan cepat saji biasanya memiliki sedikit nutrisi dan banyak memiliki kalori. Oleh karenanya, kecanduan makanan cepat saji yang tidak terkontrol dapat menjadi penyebab obesitas.

8. Gaya Hidup

Obesitas dapat berkembang secara bertahap karena pola makan dan gaya hidup yang buruk. Pola makan yang tidak sehat di antaranya:

  • Makan olahan atau makanan cepat saji tinggi lemak.
  • Tidak makan buah, sayuran, dan karbohidrat yang tidak dimurnikan, seperti roti gandum dan beras merah.
  • Minum terlalu banyak alkohol yang mengandung banyak kalori.
  • Sering makan di luar seperti di restoran yang mungkin memiliki makanan pembuka atau hidangan penutup, makanan mungkin lebih tinggi lemak dan gula.
  • Makan dengan porsi yang lebih banyak dari yang dibutuhkan, mungkin didorong untuk makan terlalu banyak dengan teman yang juga makan porsi banyak.
  • Makan untuk kenyamanan untuk pelampiasan ketika merasa stres.
  • Kebiasaan makan yang tidak sehat cenderung berasal dalam keluarga karena dapat terbiasa dengan pola makan yang buruk dari orang tua.

9. Usia

Obesitas dapat terjadi di usia berapa pun, bahkan pada anak kecil. Namun, seiring bertambahnya usia membuat perubahan hormon dan gaya hidup yang kurang aktif meningkatkan risiko obesitas.

Jumlah otot dalam tubuh juga cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Biasanya, massa otot yang berkurang menyebabkan penurunan metabolisme. Perubahan ini juga dapat mengurangi kebutuhan kalori dan dapat membuat tubuh lebih sulit menjaga berat badan tetap sehat.

Jika tidak secara sadar mengontrol apa yang dimakan dan dan tidak aktif secara fisik seiring bertambahnya usia, kemungkinan akan mengalami penambahan berat badan.

10. Kurang Tidur

Tidak cukup tidur atau terlalu banyak tidur dapat menyebabkan perubahan hormon yang meningkatkan nafsu makan. Kurang tidur juga dapat menyebabkan seseorang mengidamkan makanan yang tinggi kalori dan karbohidrat, yang pada akhirnya dapat menjadi penyebab obesitas.

11. Berhenti Merokok

Berhenti merokok memang langkah tepat agar terhindar dari efek sampingnya, namun ini sering dikaitkan dengan penambahan berat badan. Sering kali, penambahan berat badan terjadi ketika orang menggantinya dengan makanan untuk berhenti merokok.

Namun, berhenti merokok dalam jangka panjang masih memberi manfaat lebih besar bagi kesehatan daripada terus merokok. Sebagai solusinya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter yang dapat membantu mencegah kenaikan berat badan setelah berhenti merokok.

12. Kehamilan

Peningkatan berat badan sering kali terjadi selama kehamilan karena peningkatan jumlah cairan dalam tubuh, pertumbuhan janin, pembesaran volume rahim, pembesaran payudara, cadangan lemak, dan volume darah meningkat.

Kenaikan berat badan ini dapat menyebabkan obesitas pada wanita. Akibatnya, beberapa wanita merasa bahwa berat badan sulit turun setelah persalinan. Namun, menyusui mungkin menjadi salah satu pilihan terbaik untuk membantu menurunkan berat badan selama kehamilan.

_

Itu dia penyebab obesitas yang bisa dihindari dan yang tidak bisa dihindari. Namun, Anda dapat mengontrol berat dengan melakukan pola hidup sehat dan rajin olahraga.

Jika ingin mengetahui indeks massa tubuh untuk menentukan apakah memiliki berat badan ideal, kurang, atau berlebih, Anda bisa menggunakan kalkulator BMI DokterSehat.

 

  1. Anonim. 2018. What causes obesity?. https://www.healthdirect.gov.au/what-causes-obesity.
  2. Gunnars, Kris. 2018. 10 Leading Causes of Weight Gain and Obesity. https://www.healthline.com/nutrition/10-causes-of-weight-gain. (Diakses pada 21 Juli 2020)
  3. Mayo Clinic Staff. 2020. Obesity. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/symptoms-causes/syc-20375742. (Diakses pada 21 Juli 2020)
  4. Vats, Varsha. 2020. Top Causes Of Obesity You Must Watch Out For. https://www.ndtv.com/health/top-causes-of-obesity-you-must-watch-out-for-2247542. (Diakses pada 21 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi