Terbit: 6 January 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Oksigen adalah salah satu komponen penting dari kehidupan semua makhluk hidup. Tapa suplai oksigen yang cukup, gangguan pada tubuh akan semakin sering terjadi. Bahkan kemungkinan terjadi masalah pada organ akan besar. Nah, kalau kadar oksigen di tubuh khususnya di darah semakin rendah, kira-kira apa yang akan terjadi?

Efek Penurunan Kadar Darah di dalam Tubuh

Cara Mengukur Level Oksigen di Darah

Mengetahui kadar oksigen di dalam darah memang tidak bisa dilakukan secara langsung seperti dengan melihat kekentalan darah atau sejenisnya. Anda harus menjalani ABG test untuk melihat berapa jumlah oksigen di dalam tubuh dan bagaimana menanganinya kalau hasilnya sangat rendah.

Selain menggunakan ABG test, cara kedua yang lebih mudah adalah dengan oximeter. Alat ini bisa dipasang pada jari untuk mengetahui jumlah oksigen secara langsung dan akurat. Cara ini juga dikenal cukup aman dan tidak menyebabkan rasa sakit saat diambil darahnya dengan jumlah tertentu.

Kalau Anda melakukan ABG test biasanya darah akan diambil dari pergelangan tangan. Cara ini cukup menyakitkan dan tidak cocok untuk semua orang. Itulah kenapa oximeter muncul dan bisa digunakan oleh semua orang. Selain itu, alat ini juga mudah didapatkan di toko alat kesehatan.

Kadar Oksigen Darah yang Normal

Kadar oksigen di dalam darah dikatakan normal kalau berada dalam level antara 75-100 mm Hg. Kalau kadar oksigen di dalam tubuh berada di bawah angka 60 mm Hg kemungkinan besar seseorang mengalami defisit oksigen. Dokter akan memberikan suplemen yang menambah kadar oksigen di dalam darah.

Kalau kadar oksigen di dalam darah terus mengalami penurunan, kemungkinan besar akan terjadi beberapa masalah seperti hypoxemia. Kondisi ini menyebabkan oksigen ke sel, jaringan, dan organ mengalami gangguan. Akibatnya, tubuh juga akan mengalami gangguan.

Tanda Kekurangan Oksigen di Dalam Darah

Cara terbaik untuk mengetahui kadar oksigen di dalam tubuh adalah dengan melakukan pengecekan langsung. Namun, kalau Anda tidak memiliki alatnya cukup kenali beberapa tanda di bawah ini apakah sering muncul atau tidak.

  • Pernapasan akan mengalami gangguan. Gangguan ini berupa pendeknya tarikan dan embusan napas yang terjadi.
  • Sakit kepala dengan intensitas tertentu. Sakit kepala terjadi karena suplai oksigen di dalam tubuh khususnya otak mengalami penurunan karena kadar di darah ikut anjlok. Sakit kepala juga disertai dengan pusing yang membuat Anda seperti berputar-putar.
  • Napas yang pendek menyebabkan tubuh butuh banyak oksigen. Akhirnya napas yang Anda lakukan jadi tergesa-gesa dan tidak nyaman.
  • Susahnya bernafas yang dialami seseorang menyebabkan ada menjadi sangat berat dan sakit. Rasa sakit ini akan menyebar ke beberapa tempat termasuk di bagian tengah atau jantung dan bagian pinggir atau paru-paru.
  • Tekanan darah akan mengalami peningkatan dan terjadi lebih dari sekali dalam satu minggu. Kalau Anda tidak pernah memiliki tekanan darah yang tinggi, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri.
  • Koordinasi yang dimiliki oleh tubuh akan mengalami penurunan. Saat berjalan atau bergerak, Anda akan mudah sekali mengalami cedera baik itu jatuh atau kecelakaan saat berkendara.

Penyebab Turunnya Oksigen di Dalam Darah

Secara umum, kekurangan oksigen di dalam darah disebabkan oleh kondisi bernama hypoxemia. Kondisi ini muncul akibat jumlah oksigen yang ada di udara tidak cukup untuk menyuplai kebutuhan tubuh. Selain itu gangguan pada paru yang menyebabkan kemampuan melakukan pernapasan juga menyebabkan darah semakin miskin oksigen. Terakhir, terganggunya aliran darah ke paru menyebabkan suplai oksigen tidak merata.

Selain kondisi di atas, berkurangnya jumlah oksigen di dalam tubuh juga disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini.

  • Mengalami asma dan sering sekali kambuh. Asma menyebabkan saluran napas tertutup karena terjadi pembengkakan.
  • Penyakit jantung seperti congenital heart disease.
  • Berada di ketinggian seperti dataran tinggi atau pegunungan. Kondisi ini sering dialami oleh pendaki.
  • Mengalami anemia akibat kekurangan zat besi di dalam tubuh.
  • Gangguan paru seperti pneumonia.
  • Paru kemasukan banyak cairan baik itu darah atau cairan lain seperti akibat mengisap rokok elektrik.
  • Terlalu banyak udara di dada. Kondisi ini menyebabkan paru susah melakukan fungsinya dengan maksimal.
  • Mengalami sleep apnea. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami henti napas selama beberapa kali setiap malam dan membuat mereka sering terbangun dalam kondisi lemas.
  • Beberapa jenis obat terlarang.

Penanganan Terhadap Kadar Oksigen Darah yang Rendah

Penanganan kondisi ini bisa dilakukan dengan membuka jalan napas. Anda bisa menggunakan minyak esensial yang dimasukkan ke dalam air panas dan memiliki uap. Kalau ada alat untuk melakukan penguapan akan lebih baik sehingga gangguan di paru bisa sedikit diringankan.

Kalau penanganan ini cukup membantu, Anda tidak perlu segera datang ke dokter. Buat tubuh lebih nyaman dahulu. Namun, kalau di bawah ini terjadi dan tubuh kian tidak nyaman, Anda harus segera membawanya ke dokter.

  • Mendadak napas menjadi sangat berat dan pendek-pendek.
  • Napas yang pendek muncul saat sedang santai atau beristirahat.
  • Bangun tidur mendadak sesak napas padahal tidak memiliki sakit termasuk asma.
  • Sering mengalami batuk dan terus mengeluarkan cairan saat berada di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut.
  • Dokter biasanya akan tanya apakah Anda memiliki riwayat penyakit pernapasan baik atas atau bawah. Kalau tidak mungkin akan dilakukan tes darah untuk mengetahui kadar oksigen dan mendiagnosis sesuai gejala yang Anda tunjukkan.

Inilah beberapa hal yang harus kita pahami tentang level oksigen di dalam darah yang sangat rendah dan kadar normalnya. Ternyata kalau level darah di dalam tubuh mengalami penurunan, tubuh akan mengalami banyak hal negatif. Dampaknya, Anda tidak bisa menjalankan aktivitas harian dengan baik dan sempurna.

 

Sumber:

  1. Silva, Cavaco. 2018. Low and normal blood oxygen levels: What to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321044.php. (Diakses pada 6 Januari 2020)
  2. Mayo Clinic. Hypoxemia. https://www.mayoclinic.org/symptoms/hypoxemia/basics/causes/sym-20050930. (Diakses pada 6 Januari 2020)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi