Terbit: 3 February 2018 | Diperbarui: 4 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meninggalnya guru SMA N 1 Torjun, Sampang, Madura, Ahmad Budi Cahyono setelah dianiaya oleh muridnya sendiri, masih menjadi pembicaraan hangat masyarakat. Tak hanya mencari tahu apa penyebab awal dari kasus penganiayaan ini, banyak orang yang penasaran dengan penyebab kematian Budi, yakni mati batang otak setelah mendapatkan pukulan pada tengkuknya.

Penjelasan Kondisi Mati Batang Otak, Penyebab Guru Tewas Dianiaya Siswa

Pakar kesehatan menyebut mati batang otak sebagai kondisi dimana seluruh fungsi otak berhenti secara irreversible. Saat hal ini terjadi, penderita kondisi ini akan kehilangan kesadaran, kehilangan refleks pada batang otaknya, serta kehilangan fungsi pernafasan pusat. Saat hal ini terjadi, maka aliran darah menuju otak juga akan terhenti. Padahal, tanpa adanya asupan oksigen, maka sel-sel di dalam otak akan mati dan tidak ada lagi yang akan mengontrol berbagai sistem di dalam tubuh sehingga penderitanya akan mengalami koma.

Penyebab dari mati batang otak ini adalah trauma di bagian belakang kepala atau leher, terjadinya pendarahan intrakarnial, efek dari gantung diri, hingga kondisi hipoglikemia dan meningitis. Mereka yang mengalami kematian batang otak biasanya bisa didiagnosis dengan gejala seperti tidak mampu lagi bereaksi dengan berbagai rangsangan, tidak bisa lagi bernafas dengan spontan, hilangnya refleks pada batang otak serta spinal, dan saat menjalani pemeriksaan EEG, tanda yang keluar adalah datar.

Meskipun denyut jantung atau beberapa organ lain masih berfungsi, biasanya penderitanya harus ditopang dengan alat penunjang kesehatan atau obat-obatan. Tanpa adanya bantuan tersebut, maka Ia sudah dipastikan dalam kondisi tak lagi bernyawa.

Kematian Budi menambah daftar hitam masalah yang masih bermunculan dalam dunia pendidikan Indonesia. Apalagi, Budi ternyata masih berstatus guru honorer yang memiliki pendapatan minim. Kematiannya juga meninggalkan istri yang masih dalam kondisi mengandung.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi