DokterSehat.Com- Ada sebuah anggapan yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia, yakni mereka yang menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi pasti cenderung mudah marah dan memiliki emosi yang kurang stabil. Apakah anggapan ini memang sesuai dengan fakta medis?
Kaitan antara hipertensi dan kebiasaan marah-marah
Pakar kesehatan menyebut anggapan ini sebenarnya tidk benar-benar salah, namun hal ini juga bukan berarti bahwa setiap penderita hipertensi pasti akan cenderung mudah marah.
Hipertensi bisa membuat kepala terasa sakit atau gejala lainnya sehingga membuat seseorang lebih rentan mengalami gangguan suasana hati, namun ada juga penderita hipertensi yang tetap bisa menahan emosinya sehingga tidak mudah marah.
Sebenarnya, hingga saat ini pakar kesehatan masih mencari tahu penyebab pasti mengapa banyak penderita hipertensi kesulitan untuk mengendalikan emosinya. Sebagian pakar bahkan mengungkap beberapa teori terkait dengan hal ini.
Berikut adalah beberapa teori tersebut.
-
Kesulitan untuk mengendalikan stres
Stres dan hipertensi adalah dua hal yang memiliki kaitan erat. Jika kita kerap mengalami stres, maka risiko untuk terkena peningkatan tekanan darah akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh kemampuan stres dalam membuat pembuluh darah menyempit dan akhirnya memicu hipertensi. Sebaliknya, hipertensi juga bisa memperberat stres.
Tekanan darah yang tinggi bisa memberikan sensasi tidak nyaman pada tubuh. Jika kita juga dibebani dengan stres akibat pekerjaan atau masalah lainnya, maka hal ini akan membuat sensasi tidak nyaman seperti sakit kepala akan semakin memburuk. Hal ini ternyata bisa membuat kita menjadi lebih mudah marah.
-
Pengaruh dari obat penurun hipertensi
Sebagian penderita hipertensi diminta untuk mengonsumsi obat-obatan yang ditujukan untuk menurunkan tekanan darah. Obat-obatan ini memang cukup ampuh untuk mengendalikan hipertensi, namun obat-obatan ini memiliki kandungan yang bisa memberikan dampak bagi suasana hati. Fakta ini terungka dari sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul Hypertension Journal Report.
Beberapa jenis obat hipertensi yang bisa memberikan dampak ini adalah obat berjenis beta-blocker atau calcium antagonist. Obat-obatan ini ditujukan untuk memberikan perlindungan bagi jantung dari berbagai macam kerusakan akibat tekanan darah yang sangat tinggi. Selain itu, obat diuretik ternyata juga bisa memberikan dampak yang sama.
Beberapa tips yang bisa dilakukan agar penderita hipertensi tidak mudah marah-marah
Pakar kesehatan menyarankan penderita hipertensi untuk tidak menyepelekan kebiasaan mudah marah atau tersulut emosinya.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan penderita hipertensi agar tidak mudah.
-
Tenangkan diri terlebih dahulu
Jika kita sedang mengalami masalah atau kesal dengan orang lain, cobalah untuk menahan diri terlebih dahulu. Kita bisa meminta bantuan teman atau anggota keluarga untuk mengatasinya jika memang berada dalam situasi yang tidak mengenakkan atau bisa menyulut emosi. Selain itu, kita juga bisa mencurahkan suasana hati demi melepaskan stres yang berpotensi membuat tekanan darah menjadi semakin parah.
-
Cermati apa saja yang bisa membuat kita marah
Cobalah untuk merenung untuk mengetahui hal-hal apa saja yang bisa membuat kita mudah marah. Jika mampu, kita bisa menghindarinya. Jika hal ini terkait dengan tindakan atau sifat orang lain, jangan ragu untuk mengutarakan hal yang tidak kita suka agar orang lain bisa mengerti dan kita pun tidak akan mudah marah di kemudian hari.
Jika kita ternyata memang cenderung mudah marah tanpa sebab, kita juga bisa berkonsultasi ke dokter atau psikiater.
-
Melakukan relaksasi
Demi mencegah emosi mudah meluap, ada baiknya kita melatih diri untuk melakukan relaksasi atau menenangkan diri. Kita bisa melakukannya dengan cara menjauh untuk sementara dari hal-hal yang membuat marah, menarik napas dalam-dalam, mendengarkan musik, dan lain-lain. Hal ini bisa membantu mencegah amarah sekaligus membantu menjaga tekanan darah tetap normal.