Terbit: 2 July 2019 | Diperbarui: 4 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Obesitas atau kenaikan berat badan yang signifikan sehingga kadar lemak di tubuh terus meningkat menyebabkan cukup banyak masalah pada tubuh. Masalah itu memicu beberapa gangguan seperti fungsi dari sistem pencernaan serta reproduksi menurun hingga masalah lain yang membahayakan oleh tubuh.

8 Pengaruh Obesitas pada Sistem yang Sedang Berjalan di Tubuh

Pengaruh obesitas pada sistem di tubuh

Tubuh kita terdiri dari banyak sekali sistem yang saling mendukung satu dengan yang lain. Beberapa organ bekerja secara bersama-sama untuk membuat tubuh bisa berjalan dengan baik. Kalau kita mengalami obesitas, bisa saja sistem yang dimiliki oleh tubuh mengalami gangguan, berikut ulasan selengkapnya.

  1. Sistem saraf

Mengalami obesitas akan menyebabkan seseorang mudah sekali mengalami masalah pada saraf di tubuhnya. Kalau sara mengalami gangguan apalagi kalau berhubungan dengan otak, kemungkinan besar fungsi organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan yang sangat signifikan dibandingkan gangguan di bagian tubuh lainnya.

Obesitas menyebabkan seseorang mudah sekali mengalami masalah stroke dan memicu penurunan fungsi otak dan saraf. Kalau hal ini sampai terjadi, tubuh akan mengalami penurunan fungsi hingga seseorang bisa saja susah berjalan atau menggerakkan bagian tubuhnya.

  1. Sistem pencernaan

Seseorang yang mengalami obesitas mudah sekali mengalami masalah pada pencernaan meski tidak secara langsung. Tubuh yang lebih berlemak menyebabkan risiko mengalami GERD atau asam lambung naik sangat besar. Kondisi GERD ini sulit di atas dan bisa menjadi penyakit menahun.

Selanjutnya seseorang dengan jumlah lemak di tubuh sangat besar bisa mengalami beberapa masalah seperti pengerasan di kantung empedu. Kalau hal ini sampai terjadi, pencernaan akan mengalami masalah yang besar. Terakhir, lemak yang besar bisa menyebabkan gangguan di hati dan fungsinya untuk pencernaan anjlok.

  1. Sistem pernapasan

Lemak yang berlebihan di dalam tubuh bisa menyebabkan beberapa masalah seperti penyumbatan atau tekanan yang besar di jalan napas. Kondisi ini kalau berjalan parah bisa memicu sleep apnea atau berhentinya napas saat tidur dan memicu masalah lain seperti mengorok hingga penurunan kualitas tidur.

Kalau Anda mengalami obesitas, tidur akan sering mengalami gangguan dan jarang nyenyak. Setiap malam akan sering terbangun karena sesak napas atau karena merasa tidak nyaman dengan posisi tubuhnya.

  1. Sistem kardiovaskular dan endokrin

Sistem kardiovaskular akan mengalami gangguan kalau kegemukan terjadi dan tidak ada keinginan untuk menguranginya. Masalah ini muncul saat terjadi masalah dengan jantung. Mereka yang mengalami obesitas cenderung mudah sekali mengalami masalah seperti tekanan darah yang terlalu tinggi atau hipertensi.

Selanjutnya masalah juga muncul kalau sel darah sudah tidak sensitif lagi dengan insulin yang dihasilkan tubuh. Seseorang bisa mengalami kenaikan gula darah hingga memicu terjadinya obesitas. Terakhir ,kondisi seperti kolesterol yang tinggi dan memicu gangguan peredaran darah juga bisa terjadi.

  1. Sistem reproduksi

Obesitas menyebabkan masalah pada pria seperti penurunan kualitas dari sperma yang dimiliki. Saat obesitas terjadi, produksi dari testosteron di dalam tubuh juga mengalami perubahan. Dampaknya, seseorang akan sulit mendapatkan keturunan karena sperma kurang berkualitas hingga penurunan gairah seksual.

Sistem reproduksi pada wanita juga bisa mengalami penurunan. Saat terjadi obesitas, siklus menstruasi bisa saja mengalami gangguan seperti tertunda, telat, hingga sel telur yang dihasilkan tidak berkualitas. Dampaknya, wanita akan sulit sekali mengalami pembuahan meski mereka bisa menghasilkan sel telur secara rutin.

Kalau pria dan wanita bisa menurunkan berat badan perlahan-lahan baik dengan diet atau dengan olahraga, kesuburannya akan membaik. Selanjutnya proses pembuahan bisa berjalan dengan lancar sehingga seseorang akan mudah sekali mengalami kehamilan.

  1. Sistem otot dan tulang

Mengalami obesitas bisa menyebabkan beberapa gangguan seperti penurunan kualitas tulang. Kepadatannya akan menurun dengan sendirinya setiap saat. Kalau hal ini terus dibiarkan, tulang di tubuh akan semakin sering keropos dan rawan sekali mengalami patah dan memicu masalah pada tubuh.

Selanjutnya otot juga akan terganggu fungsinya kalau tulang yang digunakan untuk menempel patah. Lebih lanjut, tulang dan otot akan mengalami masalah yang besar kalau Anda berat tubuh kian bertambah. Saat digunakan untuk berjalan dan juga berdiri, beban akan membuat persendian ikut nyeri dan mobilitas kian menurun.

  1. Sistem integumentary (kulit)

Kalau seseorang mengalami obesitas, gangguan pada kulit juga akan terjadi. Kulit akan lebih melar karena mendapatkan tekanan dari lemak di tubuh yang banyak. Akhirnya ada bagian yang seperti pecah dan muncul dalam bentuk selulit. Kalau hal ini sampai terjadi, estetika tubuh akan menurun.

Selanjutnya kalau Anda mengalami penurunan berat badan, kulit akan menjadi sangat menggelambir. Hal ini tentu akan sangat mengganggu sehingga Anda disarankan untuk melakukan olahraga agar area yang menggelambir menjadi lebih singsat.

  1. Sistem lain di tubuh

Obesitas juga menyebabkan cukup banyak masalah pada tubuh seperti gangguan di ginjal hingga pankreas. Organ lain di tubuh juga mengalami gangguan dan menyebabkan fungsi kian anjlok. Salah satu gangguan yang paling rentan muncul adalah kanker di beberapa organ dan menyebar kalau tidak segera ditangani.

Oleh karena itu kita disarankan untuk menurunkan sekitar 5-10 persen berat badan di tubuh saat obesitas. Penurunan berat badan akan membuat Anda jadi lebih sehat dan risiko mengalami penyakit berbahaya dan penurunan fungsi organ bisa diminimalkan.

Demikianlah beberapa ulasan tentang pengaruh obesitas pada sistem yang sedang berjalan di tubuh. Kalau obesitas terus terjadi dan kita tidak berusaha untuk mengatasinya, kemungkinan besar bisa menyebabkan beberapa masalah seperti gangguan di jantung, aliran darah, hingga otak, dan kesuburan.

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi