Terbit: 12 June 2018 | Diperbarui: 3 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pada umumnya benjolan di pangkal paha, leher atau ketiak bisa dialami oleh semua orang dan hal ini merupakan situasi yang fisiologis yang di mana benjolan tersebut biasanya terjadi karena suatu infeksi dan dapat mereda saat kondisi Anda membaik.

Benjolan di Pangkal Paha, Leher, atau Ketiak, Waspada Penyakit Ini

Benjolan Kelenjar Getah Bening

Suatu infeksi dapat menyerang kelenjar getah bening sehingga menyebabkan pembengkakan dan benjolan. Kondisi ini harus diwaspadai dan ditangani sumber infeksinya terlebih dahulu, untuk menghindari risiko yang lebih parah dikemudian hari.

Kelenjar getah bening ini merupakan suatu komponen daya tahan tubuh yang berfungsi sebagai ‘markas’ sel darah putih. Sel darah putih (leukosit) sendiri disini berperan sebagai ‘penjaga’ yang mengitari sirkulasi darah, mencari dan membasmi kuman atau virus yang berhasil masuk ke dalam tubuh.

Perlu diketahui, sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dari bakteri atau virus.

Pada saat suatu infeksi menyerang, kelenjar getah bening dapat ikut terinfeksi dan membengkak. Benjolan dari pembengkakan kelenjar getah bening ini dapat menjadi tumor jinak yang tumbuh disekitar jaringan kulit. Namun, apabila keadaan ini tetap tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, maka dapat menjadi tumor ganas (kanker) dan dapat memengaruhi sistem limfatik.

 

Jenis dan Stadium Tumor Kelenjar Getah Bening

Ada dua jenis kanker kelenjar getah bening yaitu limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin. Limfoma hodgkin paling banyak ditemukan pada kelompok umur antara sekitar 20 hingga 40 tahun dan pada mereka yang berusia di atas 55 tahun.

Penyebab limfoma hodgkin sendiri belum diketahui dengan pasti, namun infeksi yang disebabkan oleh virus diduga menjadi penyebabnya. Sementara itu, seseorang dengan jenis kelamin pria lebih rentan untuk mengalami hal ini. Tanda khusus dari limfoma hodgkin ini sendiri adalah ditemukannya sel Reed-Sternberg pada pemeriksaan labrotoriumnya.

Sedangkan limfoma non-hodgkin bisa meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih tinggi terjadi pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah seperti pada penderita HIV/AIDS. Munculnya limfoma non-Hodgkin dapat terjadi di bagian manapun dan dapat menyebar ke organ dalam tubuh. Banyak jenis limfoma non-Hodgkin, tetapi yang paling umum adalah limfoma non-Hodgkin sel B.

Selain mengetahui jenis limfoma, hal lain yang harus diketahui adalah tingkat stadium. Beberapa tingkat stadium, di antaranya:

  • Stadium 1

Sel limfoma berada dalam satu kelompok kelenjar getah bening saja (misalnya di leher, ketiak atau paha).

  • Stadium 2

Sel limfoma berada sekurangnya di dua kelompok kelenjar getah bening, pada sisi diafragma yang sama (baik di atas atau di bawah). Atau sel-sel limfoma ini berada di satu organ

  • Stadium 3

Sel limfoma terdapat dalam sekelompok kelenjar getah bening (lebih dari 2) baik di atas dan di bawah diafragma. Juga dapat ditemukan di organ atau di jaringan di sekitar kelompok kelenjar getah bening ini.

  • Stadium 4

Sel limfoma sudah menyebar melalui sistem limfatik dan masuk ke berbagai organ atau sumsum tulang

Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening

Gejala dari limfoma ini meliputi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening, seperti pada keher, ketiak dan pangkal paha. Pembengkakan pada daerah tersebut dapat menyebabkan rasa pegal yang terus menerus.

Gejala lainnya seperti penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas, keringat dingin pada malam hari, demam dan batuk yang disertai rasa sakit dan sesak di dada. Namun gejala ini sering kali tidak khas. Jika benjolan ditekan dan terasa sakit, kemungkinan besar itu adalah suatu lymphadenitis, berbeda halnya dengan suatu lymphadenopathy.

Karena tidak ada keluhan khas, banyak pasien yang baru berobat sudah masuk stadium lanjut sehingga sel kanker sudah menyebar dan sulit diangkat dengan operasi.

Diagnosis Kelenjar Getah Bening

Jika Anda mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening disertai gejala lain yang menandakan limfoma, maka dokter harus mencari tahu apakah gejala tersebut berasal dari kanker atau penyakit yang lain. Berikut beberapa prosedur medis yang biasanya dilakukan oleh dokter, di antaranya:

1. Wawancara (anamnesa)

Dokter biasanya akan menanyakan beberapa keluhan yang akhir-akhir ini pasien rasakan yang merupakan gejala-gejala dari suatu penyakit tertentu.

2. Pemeriksaan fisik

Dokter akan memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak dan selangkangan Anda. Dokter juga akan memeriksa limpa dan hati Anda untuk memastikan apakah ada pembesaran atau tidak.

 

3. Pemeriksaan laboratorium

Pada pemeriksaan ini biasa akan dilakukan pemeriksaan hitung jenis darah untuk memeriksa jumlah sel-sel darah. Pemeriksaaan lain yang mungkin juga diperlukan seperti: hapusan darah tepi, analisis kromosom, beta-2 microglobulin, LDH, creatinine, Hep B dan HIV.

4. Sinar-X untuk dada

Guna memeriksa apakah ada penyebaran limfoma ke paru-paru atau tidak atau tanda-tanda penyakit lain di dada Anda.

5. Biopsi

Dokter akan mengambil jaringan untuk mencari sel-sel limfoma. Jaringan yang diambil dapat dari jaringan kelenjar getah bening yang dicurigai terinfeksi atau dari sumsum tulang. Biopsi merupakan cara terbaik (Gold Standart) untuk mendiagnosis limfoma.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Antonius Hapindra Kasim


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi